01. my best friend my best fire

5.8K 43 0
                                    

Masuk dalam dunia kuliah bareng sahabat pasti hal yang menyenangkan dalam hidup, apalagi dapat sekamar juga.

Itu sudah merupakan hal yang patut di syukuri dalam hidup ini. Yang artinya aku tidak sendirian di dalam apartemen hadiah dari kakakku ini. Apartemennya tidak terlalu luas tapi sudah cukup untuk kami berdua tinggali.

Setelah 3 bulan berlalu, terkadang kami bermain game atau melakukan hal konyol kalau sedang berdua saja di unit apartemen kami.

Tapi sepertinya ada yang beda weekend ini. Biasanya dia kencan sama pacarnya yang entah keberapa karena sahabatku ini playboy akut.

"Tumben gak keluar sama cewek lo. Berantem lagi?" Tanyaku saat menghampirinya yang duduk di sofa ruang tengah. "Baru putus, ketahuan selingkuh lagi gue."

"Jadi sekarang jomblo dong?" Tanyaku sarkas. "Iya nih, masa gua harus main solo? Kan gak enak." Keluhnya sambil nyenderin kepalanya di bahuku.

"Al, enaknya ngapain ya kalo malmingan di rumah kayak gini?"

"Main game?" Gavin malah menghela napasnya. "Masa itu mulu. Nonton bokep yuk!" Ganti aku yang menghela napas. "Serah deh, dasar playboy kelas kakap."

"Al, pake laptop lu aja ya! Di kamar lu aja yuk ngeliatnya!" Ucapnya dengan semangat sambil narik-narik tanganku sampai hampir terseret. "Kalem oi kalem, hornian amat dah. Lu ngaceng gua gak tanggungjawab."

"Iya deh iya." Pas sampai di kamarku Gavin langsung mengambil kamus tebal dan laptopku kemudian meletakkan kamusku sebagai alas laptopku biar tidak cepat rusak.

Aku cuma tidur tengkurap dengan bantal dipelukanku disamping Gavin sedangkan dia duduk bersila fokus mengetikkan kode nuklir dilaptopku. Aku cuma menikmati tontonan itu sambil mengendalikan diri tidak seperti Gavin yang sudah diselimuti napsunya sendiri.

Sudah 2 video yang diputar dan 1 atraksi coli dari Gavin terlewati begitu saja. "Al, ngerasa bosen gak sih liat bokep baru tapi malah kayak sama aja lama?"

"Bosen juga sih, rasanya sama kayak nonton drama cinderela berulang-ulang yang diganti cuma tokohnya aja" Gavin malah nyengir gak jelas. "Gue juga ngerasa gitu sih, terus kepikiran sesuatu yang belum pernah kita tonton jadi gue penasaran aja." Aku cuma bisa mengernyitkan dahi.

"Emang nonton apaan?" Tanyaku. "Nonton gay?" Jawabnya ragu. Aku mengernyitkan dahiku. "Otak lu udah geser ya gara-gara gak kencan malam ini?"

"Ya enggaklah dodol, kalo bener geser gak bakal balik sini gua."

"Bener juga sih." Tanpa minta persetujuanku Gavin langsung mengetikkan alamat situs gay yang dia ingat.

"Wow, mereka sangat apa ya? Aku sampai bingung harus ngomong apa." Hanya sekali menonton videonya sudah dapat membuat kami melongo. "Lo bener Gav, gue baru tau gay itu bisa kayak gitu. Sebenernya enak gak sih ngelakuin seks yang sama-sama cowok?"

"Mana gua tau, baru liat juga. Emang kenapa? Lo penasaran?" Aku cuma menganggukkan kepala saja.

"Udah gue duga." Gavin cuma melotot sambil memangku dagu kayak adegan yang ada di komik detektif. "Gaya mulu, lanjut lagi aja lah." Sekarang giliran aku yang pilih videonya di antara daftar video yang ada lalu aku putar. Dan sesuai judulnya isi videonya jauh lebih panas dari sebelumnya.

Saat pertengahan video gay yang ketiga tiba-tiba ada tangan yang menelusup ke kaos yang aku gunakan. Otomatis aku membalik badanku menjadi terlentang. "Eh, Gav. Lu ngapain masukin tangan lu ke kaos gue?" Pastinya aku kaget dong. "Katanya penasaran gue juga penasaran. Kenapa gak kita coba praktekin aja, iya kan?"

"Hah? Maksu~ mmhh... nghh.. mmhh...." Gavin langsung menyambar mulutku, melumatnya dengan buas tak lupa memasukkan tangannya ke dalam kaosku lagi, meraba perutku hingga menemukan putingku lalu melintirnya dan menarik-narik bergantian kiri dan kana.

Tanganku berusaha melepaskan tangannya yang menahan wajahku dan yang satunya yang sedang memegang putingku.

Sensasi yang diberikan Gavin benar-benar berbeda. Aku sampai tidak bisa menahan diri lagi. Mulai mengikuti permainan lidahnya dengan lidahku. Memperdalam ciuman kami sampai aku kehabisan napas, barulah Gavin melepas ciuman kami.

Tapi aksinya tidak berhenti disitu saja. Dia mulai menjilati rahangku lalu menjilati telingaku kemudian di gigit olehnya. "Ah... hah... ahn.. ngh.. G-Gavhh... jangan.. di.. disitu.. mhh.." desahku tak karuan karena perlakuan Gavin di telingaku dan leherku.

"He.. gue gak nyangka lo sensitif banget kayak gini."

"Gua hah.. udah nahan. Kenapa lo pancing sih ah.. hah.." kataku sambil nahan kepala Gavin yang semakin liar namun mataku rasanya semakin berat. "Al. Kalo gak mau jangan goda gue kayak gitu. Kau sangat menggairahkan Alvaro."

Saat Gavin memanggil namaku yang tidak seperti biasanya membuatku bergeming sejenak. Lalu kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh gavin untuk meloloskan celana selututku dengan mudah.

hyper guy 21++ BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang