"Satu teguk lagi!"
Tuan Saitoh berseru sembari menyodorkan gelas bir berisi soda. Dia mungkin tahu Kara tidak bisa meminum alkohol tapi pria itu tidak tahu Kara juga tidak bisa banyak minum soda.
"Ayolah Kara. Aku tidak akan memberimu informasi jika kamu tidak mau menemaniku. Aku tidak memintamu meminum alkohol, ini hanya soda, kamu tidak akan mabuk."
Kara meringgis. Meski logika itu benar tapi tetap saja tubuhnya tidak akan kuat mencerna zat itu.
"Bisa kamu beri aku jus jeruk saja?"
Tuan Saitoh menggeleng segan, jari telunjuknya bergoyang- goyang di atas dada. Kara sangat yakin orang ini pasti sudah mabuk.
"Tidak! Tidak! Tidak! Satu gelas, atau tidak ada informasi sama sekali."
Kara mengendus, mengerutkan kening. Jika bukan karena tiga jam lagi dia harus melapor pada Kairav, Kara pasti tidak akan pernah datang ke tempat ini. Dalam hati dia agak menyalahkan Seira juga, kenapa partnernya harus menghilang di saat seperti ini?
Mereka sudah saling mengenal selama sepuluh tahun lebih. Kara sudah terbiasa dengan sikap partnernya yang terkesan tidak bertanggung jawab, tapi untuk kali ini Kara merasa ia harus tegas.
Dia telah memutuskan, kali ini dia tidak akan mencari Seira lebih dulu. Sahabatnya itu harus sadar, bahwa Kara juga manusia yang punya batas kesabaran. Jika ia memang menganggapnya sebagai partner, sebagai sahabat, Seira pasti akan kembali sebelum Kara mendapat partner baru.
Ada bagian dari dirinya yang sering membayangkan wajah konyol Seira tiba- tiba muncul di kantor, memelas- meminta maaf padanya sembari membrondongnya dengan berbagai penjelasan logis yang bisa di terima.
Kara pikir, ia mungkin akan pura- pura ngambek, atau mungkin memukul jatuh sahabatnya itu lebih dulu ke lantai. Kemudian mereka akan tertawa bersama dan semua akan kembali normal.
"Ada desas- desus dari orang dalam..." Kara berpaling, kembali menatap Tuan Saitoh yang mulai masuk tahap berbagi informasi.
Pria itu terus berbicara sembari meminum tequila nya, yang entah sudah gelas ke berapa.
"Mereka bilang ini bukan pembunuhan biasa-.."
"... Jadi ini benar- benar pembunuhan beruntun?" Kara ikut berceloteh, merasakan panas soda mulai terasa dari perut sampai ke telinganya.
"Stt..stt.. sttt.. Kara-chan dengarkan aku dulu!" Tuan Saitoh sepertinya terganggu, ia menunjukkannya dengan merangkul erat lengan Kara.
"Okey..okey.." Kara mengangguk, mengerti tanda yang di berikan dan segera melepaskan diri dari rangkulan pria tua.
"Ada yang bilang ini berkaitan dengan pemerintah." Tuan Saitoh kembali meminum minumannya, kemudian membungkuk dan berbisik lirih.
"Stt.. mereka bilang ini ada kaitannya dengan proyek rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta7 Team
ActionBiro Investigasi Tim-A atau BIT-A adalah sebuah badan mata- mata swasta yang bertugas mencari informasi. Beberapa kasus pembunuhan terakhir yang mereka tangani, di duga berkaitan erat dengan kematian anggota tim Delta7. Tim terbaik dimana Jiang Q...