Chapter 9

60 6 0
                                    

Risa bersama Rani dan Ana sedang duduk di kursi kantin paling pojok. Ana dan Rani melakukan ritual siang nya, yaitu makan siang, tetapi tidak dengan risa. Risa hanya memandang dan mengaduk sebuah makanan yang sangat risa sukai, yaitu mie ayam pedas. Melihat hal itu, Ana dan Rani langsung manatap satu sama lain bingung.

"Risa, makananya jangan diliatin aja nanti keburu dingin." kata Ana lembut, tetapi Risa hanya menatapnya saja.

"Risa, lo kalau ada masalah cerita sama kita. Gak boleh dipendam sendiri siapa tau kita bisa ngasih solusi." Ujar Rani lembut, seraya mengelus lembut punggung tangan Risa. Rani mengatakan hal yang membuat Risa bergetar. Air mata Risa mengalir dengan deras, Ana dan Rani terkejut dengan expresi Risa.

"Lo ada masalah, ya?" Tanya Rani pelan. Risa hanya mengangguk.

"Risa kan udah gue bilang lo bisa cerita sama kita." Rani meyakinkan Risa, berharap Risa mau membagi bebannya. Risa menghembuskan nafasnya dalam dalam, kemudian menceritakan semua masalahnya.

***

Risa, Ana dan Rani sudah menyalesaikan ritual makan siangnya. Mereka berjalan di korudor sekolahnya, Ana sedari tadi menanyakan perihal masalah Risa.

"Kok bisa gitu sih Risaa?" Tanya Ana.

"Kan udah gue bilang, mungkin ada orang yang benci sama gue." jawab Risa dingin.

"Na, lo jangan nanya mulu, nanti dia makin sedih." Ujar Rani pelan, karena takut terdengar oleh Risa.

"Gue kan mau tau." Jawab Ana.

"Tapi ini yang terakhir, ya!"

"Jangan, nanti dia sedih."

"Hmm, yaudah iya."

"Nah, gitu dong." Rani mencubit pipi Ana, kemudian Rani berlari sekencang mungkin. Karena Rani tahu Ana akan mengejarnya, dan benar saja, ternyata ana mengejarnya.

"RANIIIII!!" Teriak Ana keras. Risa hanya geleng kepala melihat tingkah kedua temannya itu.

***

Kriiing!

Bel pulang sekolah berbunyi. Risa berjalan sendiri keluar dari kelasnya menuju halte, karena temannya sudah dulu pulang. Tetapi di sepanjang jalan Risa melihat semua orang yang berlalu lalang di koridor sekolah memandangnya sinis entah kenapa. Risa tidak mempedulikannya. Berbagai cacian dan makian Risa dengar yang membuat telinganya terasa panas.

"Guys, ada anak malam niih!"  Teriak Alice yang tengah berdiri disamping Sarah.

Mereka berjalan mendekati Risa, kemudian menyiram Risa dengan seember air. Lalu sarah mendorong tubuh Risa yang basah kuyup hingga terjatuh ke lantai.

"Apaan sih lo! salah gue apa sama lo?" Tanya Risa keras, karena tidak terima mengalami perlakuan seperti itu.

"Salah lo apa?" Sarah memberhentikan ucapannya. Dia meraih sakunya mencari sebuah ponsel, kemudian memperlihatkan sebuah gambar Risa dan Rey yang sedang masuk kedalam hotel.

"Lo gak sadar salah lo apa!? Dasar MURAHAN lo!" Mendengar kata murahan, Risa langsung berdiri dari duduknya  walaupun pahanya terasa sakit.

"Gue gak seperti yang kalian bilang!" ujar Risa penuh penekanan. Risa mengatakan itu sambil menunjuk wajah Sarah.

Plakk!!

Sebuah tamparan mengenai pipi tirus Risa.

"Heh!! Denger ya, tangan lo itu kotor. Udah gak suci. Jadi, GAK USAH NUNJUK NUNJUK GUE!"

Rey yang sedari tadi mendengar suara ribut, langsung menghampiri sumber suara. Rey geram melihat perlakuan yang diluar nalarnya. Sahabatnya dibuat menderita.

"WOOY!" Teriak Rey dari kejauhan, kemudian mendekat ke arah Risa.

"Lo apa-apaan sih. Risa salah apa sama lo!" Rey marah. Benar-benar marah kepada Alice dan Sarah.

"Rey, lo udah dibodohin sama cewek murahan kayak dia!" Ujar Alice lembut.

"Lo gak sadar kalau lo yang murahan!" Rey menarik pelan tangan Risa, kemudian pergi meninggalkan kerumunan itu.

***

Rey berhenti di depan sebuah motor sport besar. Kemudian menaiki motor tersebut.

"Risa, gue mohon untuk kali ini aja. Lo mau ya gue anterin pulang." Kata Rey lembut dan Risa hanya mengangguk saja karena tidak ada gunyanya berdebat dengan Rey, Risa pasti akan kalah.

***

Rey melajukan motornya dengan kecepatan sedang, tetapi Risa bingung arah jalan ini, bukan arah jalan pulangnya.

"Rey kita mau kemana?" Tanya Risa pelan.

"Makan." Jawab Rey singkat.

"Gue gak mau!"

"Kalau dirumah, lo mau makan apa?"

"Oke. Tapi jangan ke hotel lagi!"

"Siap bos!" Jawab Rey antusias.

***

Hai hai readers gak kerasa ya udah part sembilan.👋👋

Jangan lupa vote and coment nya
💕

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang