7 tahun yang lalu, hiduplah sebuah keluarga harmonis yang menempati rumah megah di kawasan Haeundae, Busan. Rumah ini mungkin menjadi objek fantasi tiap orang yang melihatnya karena kemewahannya, namun siapa sangka rumah ini juga menjadi saksi bisu atas tragedi pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga.Mari kita simak dari sudut pandang Yoongi. Dahulunya ia merupakan seorang pemuda yang diberkati paras rupawan, sayangnya itu tidak dimanfaatkan secara apik lantaran wajahnya yang kemana-mana selalu terlihat murung.
Bukan tanpa alasan, di usianya yang belia, ia sudah ditinggalkan oleh ayahnya tercinta. Hidup Yoongi tidak secerah dulu, hingga suatu saat ibunya dilamar oleh seorang duda beranak satu, lantas wanita itu menerimanya yang tentu dengan persetujuan Yoongi sebagai anak.
Setelah ibunya menikah lagi, tidak hanya marganya yang berubah jadi Kim, kehidupannya pun perlahan mulai berwarna kembali. Yoongi kini memiliki Hyung yang selisih dua tahun darinya. Namanya Kim Taehyung, Yoongi akui, dia.... Tampan, dan ya, berbeda dengan dirinya yang sering dibilang cantik. Yoongi jadi iri dengan Hyungnya itu.
Kebahagiaan Yoongi kembali terpancar semenjak hidup bersama dua laki-laki itu. Papa Kim tidak pernah membeda-bedakan anaknya, meskipun Yoongi berstatus anak tirinya, segala kebutuhan Yoongi berusaha ia penuhi, termasuk kasih sayang. Tidak hanya beliau, Taehyung Hyungnya juga sangat menyayanginya, dia memanjakannya layaknya adik kandung. Apapun yang Yoongi suka Taehyung akan mengalah untuknya.
Lama-lama senyuman cerah Yoongi kembali hadir, dia semakin memancarkan cantiknya, juga... Melupakan kesedihannya terhadap almarhum sang ayah.
.......
Pada saat itu Yoongi baru masuk SMA, ayahnya meminta ia bersekolah di tempat yang sama dengan Taehyung, alasannya agar mereka bisa berangkat bersama dan ada yang mengawasi Yoongi selama di sekolah.
Ketika itu Taehyung menjadi murid kelas akhir. Tidak pernah Yoongi sangka, Hyungnya akan sepopuler itu dikalangan murid perempuan. Banyak yang menyukai Taehyung -walaupun Yoongi sendiri saat MOS sudah menerima 3 surat cinta dari teman seangkatannya. Semua itu Taehyung tolak, meskipun dia tidak berhak. Selama di sekolah, Yoongi jadi terkekang, dia tidak boleh dekat-dekat dengan anak yang pernah menyatakan perasaan padanya, karena Taehyung akan selalu mengawasinya.
Yoongi lama-lama juga risih saat Taehyung menunjukan kasih sayang yang berlebihan padanya di depan publik, dengan seenak jidat laki-laki itu menciumnya, bahkan menggendongnya tanpa Yoongi minta. Hal itu sukses menjadikannya populer sebagai adik most wanted sekolah yang manja.
"Hyung, sudah kubilang jangan menciumku sembarangan!" protes Yoongi lalu membelakangi kakaknya.
"Wae? Kau kan adikku." Taehyung mengendikkan bahu tidak peduli. Ia kembali menghisap batang rokoknya lalu mengembuskannya.
"Aku tahu kau sayang padaku, tapi setidaknya lakukan itu jika di rumah! Ini di sekolah astaga, Tae..."
"Bodo amad," sahutnya.
Yoongi menghela napas, mau diceramahi sepanjang apapun juga Taehyung akan tetap keras kepala, dan lagi-lagi Yoongi yang harus mengalah.
Ia sebenarnya tidak pernah setuju kakaknya sering berkumpul dengan gengnya Jongin. Mereka sering keluar masuk BK dengan pelanggaran berat, mulai dari; narkoba, pembullyan, bahkan Sehun -salah satu anggota mereka, pernah menghamili seorang adik kelas hingga bunuh diri. Kejaran polisi sudah menjadi hal lumrah bagi mereka, namun entah kenapa keempat anak itu selalu lolos.
Saat Yoongi mengingatkan Taehyung, dia tidak pernah menggubris. Taehyung selalu bilang dia tidak tahu bagaimana arti pertemanan itu, tapi siapa yang akan diam saja saat orang yang kau sayangi berkelompok dengan orang-orang yang kriminal, Yoongi tidak pernah setuju, dan Taehyung mengabaikannya. Ia benar-benar keras kepala.
Segala yang Yoongi khawatirkan perlahan mulai terjadi. Pihak sekolah sering menghubungi orangtuanya perihal Taehyung yang tidak kunjung membayar uang bimbel, padahal Papa sudah memberinya sesuai jadwal yang tertera. Hyungnya itu juga kerap pulang malam dalam kondisi mabuk, ia jadi tempramental, dan anehnya, akhir-akhir ini di rumahnya kerap kehilangan barang, terutama uang dan benda berharga.
Untuk pertama kalinya Yoongi jadi takut akan sosok hyung penyayangnya itu. Taehyung mudah marah, kasar, dan egois. Ponsel Yoongi bahkan dirampasnya untuk dijual, membuat si empu sampai menangis tersedu, memohon agar Hyungnya itu membatalkan niatnya. Namun, Taehyung tidak peduli.
Awalnya Yoongi tidak ingin berpikiran buruk, namun rasa penasarannya yang tinggi mendorongnya masuk ke kamar Hyungnya malam itu. Taehyung entah sedang dimana, dan kesempatan ini Yoongi gunakan untuk mengacak-acak laci di kamarnya.
Barulah di laci ketiga, ia menemukan bungkusan plastik kecil yang berisi serbuk putih beserta alat hisapnya. Yoongi jelas terkejut, ia sampai menjatuhkan benda laknat itu, sayangnya...
Cklek
"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?!" Bentak Taehyung kasar begitu mendapati orang lain berada di wilayah privasinya.
Tanpa pikir panjang, demi kebaikan Hyungnya, Yoongi segera membuka plastikan tersebut dan mengeluarkan isinya hingga berhamburan bersama udara. Benda itu musnah, membuat mata tajam Taehyung berkilat marah.
"BERANI-BERANINYA KAU!" Taehyung mencekik kuat leher Yoongi.
Sambil terbata, ia membalasnya. "Arghh... Demi kebaikanmu, H-hyung. T-tolong berhentilah..."
"Kebaikanku? Kau malah hanya akan membunuhku, Yoon!"
"ARGHHHH!!!"
Erangan hebat Taehyung membuatnya berjengit, laki-laki itu nampak frustasi dan kesakitan, Yoongi tak dapat berbuat apapun untuk menolongnya. Bahkan dia sampai berguling-guling saking tersiksanya, hingga opsi terakhir yang membuat Yoongi lagi-lagi hampir merasa jantungan.
PYARRRR
Vas bunga itu dilempar kasar. Salah satu pecahannya Taehyung ambil lalu menggoreskannya kasar ke kulit tangannya sendiri. Darah segar mengucur deras dari sana, dan Taehyung menghisap darahnya sendiri begitu semangat.
Yoongi di pojok sana hanya bisa menangis meratapi kondisi mengerikan Hyungnya. Taehyung yang tampan kini tak ubahnya seperti monster yang haus darah. Benar-benar mengerikan, hingga ia secepat mungkin harus melarikan diri dari tempat terkutuk ini.
Yoongi meringkuk di pojok kamarnya dengan perasaan takut yang mendominasi. Kamarnya telah ia kunci rapat, dan sebisa mungkin ia menghilangkan bayangan Taehyung yang begitu mengerikan tadi, namun yang ada ingatan itu makin terlintas di kepalanya.
"ARGHHHHH!!! SAKIT TAEE.... HENTIKAN AKHHHH!!!"
Raungan itu... Suara ibunya. Yoongi makin mengeratkan selimutnya, napasnya jadi pendek-pendek, apalagi saat erangan keras tersebut terdengar begitu keras dan menyakitkan.
"EOMMA! BERIKAN AKU UANG LAGI! AKU RASANYA AKAN MATI...."
"Eomma bahkan tak punya uang lagi sejak kau kerap mencurinya, iya kan?" mati-matian wanita menahan rasa sakitnya akibat Taehyung memukul bahunya keras tadi.
"ARGH, AKU TIDAK PEDULI. WAKTU ITU AKU MELIHAT TUMPUKAN UANG DI LEMARIMU, BERIKAN PADAKU!"
"JANGAN! ITU UNTUK BIAYA BEROBAT KAKEKMU."
"MASA BODOH, BERIKAN PADAKU!"
"TIDAK!"
BUGH
"AKHHHhhh..."
Tempurung wanita itu dihantam telak oleh kursi kayu yang tak jauh dari mereka. Tidak lama, ibunya itu tumbang dan mengembuskan napas terakhirnya.
Yoongi menutup mulutnya sendiri, di depan mata kepalanya ia melihat bagaimana Taehyung menghabisi orang yang paling ia sayangi. Tangisnya tertahan, terlalu takut untuk berteriak.
"Yoongi..."
"Hah hh hah... Tidak hyung, ampun hiks..."
Kakinya melemas, Taehyung sudah berdiri di depannya dengan senyum menyeringai yang begitu menakutkan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Si Cantik Di Pojok -Sope
FanficYoongi bott! Hoseok dom! 21+ Awalnya hanya ingin mengenal, kemudian berniat melindungi, tidak tahunya dia malah menginginkan lebih yang menjadi sebuah obsesi bagi Yoongi terhadap Hoseok yang dianugerahi bisa melihatnya sebagai sosok 'roh yang baik.'