PART 21

1.1K 183 1
                                    

Pesawat terasa begitu sunyi dengan lampu yang dimatikan dan menghasilkan cahaya remang, agar penumpang maskapai dapat tertidur dengan nyaman karena perjalanan masih cukup panjang.

Namun, Taehyung dan Jungkook masih saling bercerita dengan posisi saling berhadapan satu sama lain, terkadang pemuda bergigi kelinci itu tertawa kecil dengan bibirnya yang ia tutup, karena takut menganggu penumpang yang lain.

"Hyung? Kau benar- benar tidak terduga, sungguh" ucap Jungkook yang sedari tadi mendengar cerita panjang dari Taehyung mengenai sekolah menengahnya, dan hanya mendapatkan kenakalan pria itu tanpa adanya prestasi.

"Saat SMA—kurasa aku pendiam—Bahkan aku tak pernah ikut olahraga, itu membosankan" ucap Jungkook sambil tertawa kecil hingga Taehyung cukup tersentak mendengar pernyataan Jungkook, layaknya pemuda itu telah mengingat sesuatu.

"Kau mengingat sesuatu?" ucap Taehyung dengan tatapannya begitu lembut. Jungkook terdiam cukup lama dan mengerutkan keningnya.

"Memang aku mengatakan apa hyung?" ucap Jungkook sembari memiringkan kepalanya. Taehyung terdiam dengan tatapan yang tak bisa diartikan, namun ia kembali mengusap surai Jungkook begitu lembut, membuat pemuda itu memejamkan matanya sejenak karena merasa nyaman.

"Tidurlah—Kau belum beristirahat" ucap Taehyung dengan sauara barithone yang terdengar begitu lembut dan candu.

"Baiklah—hyung juga tidurlah" ucap Jungkook yang hanya mendapatkan anggukan pelan dari Taehyung dan segera memejamkan matanya ketika surainya disentuh oleh sosok Kim.

"Saranghae" ucap Taehyung tanpa suara setelah mendapati Jungkook yang kini memejamkan matanya merasakan nyaman.

Tak lama, kini Jungkook telah berlayar dalam mimpinya membuat Taehyung tertawa kecil karena Jungkook begitu cepat untuk tertidur. Taehyung meraih ponselnya untuk memeriksa beberapa berkas yang telah di downloadnya namun belum sempat ia lihat karena disibukan melakukan aksi protes mengenai penampilan Jungkook.

Taehyung kembali mengulas senyumnya ketika ia mendapati sebuah email yang telah tersimpan mengenai kediaman Jungkook, namun keningnya kembali berkerut.

"Eoh? Untuk apa dia memiliki rumah kecil ini? –dimana ini?" gumam Taehynug yang kemudian mengeluarkan foto rumah itu dan mendapati sebuah alamat yang tertera tanpa adanya keterangan, yang berarti anak buahya tak mengetahui hal lain mengenai tempat itu.

"Gangwon?' gumam Taehyung yang kembali mengerutkan keningya karena tempat itu cukup jauh dari apartemen Jungkook yang berada di Seoul dan kota kelahirannya.

"Untuk apa dia memiliki rumah disini?" gumamnya lagi.

.

.

Jimin memarkirkan mobilnya didepan hotel dimana Nyonya Park menginap sesekali ia menggerutu karena ibunya bahkan memilih menginap dihotel dari pada diapartemennya yang cukup dekat.

Nyonya Park cukup puas memarahi putranya tadi karena memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak tanpa menanyakan dimana dirinya harus dijemput. Hal itu cukup membuat Jimin tak akan mengulangi hal itu lagi, karena jika ibunya marah maka kematian mungkin akan dihadapinya.

Jimin membuka kaca mobil itu dan melambaikan jemarinya pada Nyonya Park yang baru saja keluar dari lobby hotel, namun Jimin mengehal nafasnya ketika Nyonya Park membuang pandangannya.

"Eomma? Ayolah—Apa eomma marah karena aku memutuskan sambungan teleponnya?" gerutu Jimin saat Nyonya Park baru saja menjatuhkan bokong pada jok mobil disampingnya, merasa tak terima karena Nyonya Park bahkan tak menerima permintaan maafnya.

Horizon In Tromso [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang