6. Kapten Arsalan Shaqueel Alfarezel (KASA)

8.5K 553 23
                                    


Happy reading

.

.

.

.


Aku kini berdiri di barisan depan bersama beberapa anggotaku. Upacara laporan korp dan kenaikan pangkat ku dan beberapa yang lainnya.

Kapten Arsalaan Shaqueel Alfarezel

Setelah menjadi Danton, sekarang aku menjadi Danki. Farhan teman semasa AKMIL mengucapkan selamat kepada ku bersama dengan Reyka.

Ayah berdiri disana bersama dengan ibu. Ayahku seorang Laksamana Madya. Memakai PDU dan Ibuku dengan seragam Jalasenastri membawa buket bunga Azalea untuk ku. 

"Selamat sayang" Ibu memelukku dan memberikanku bunga Azalea itu. Ya Allah aku jadi ingat dengan Lea.

Terakhir kali aku lihat postingan di Instagram miliknya, dia sedang menjalani intership di Surabaya. Kapan dia akan kembali ya Allah?. Aku melakukan sholat istikharah selama satu tahun ini, dan hasilnya aku bermimpi melihat Lea tersenyum manis kepada ku dan didampingi oleh ibu.

"Sudah jadi Danki, berarti tinggal cari ibu Danki ya nak" ah ibu. Andaikan saja semudah itu menemukan Lea. Pasti aku tidak akan sepusing ini dibuatnya.

"Itu Azlan kan? Iya itu Azlan" aku mengikuti arah pandang ayahku. Lho itukan komandan ku. Jendral Azlan Dylan Alfarizqi. Eh tunggu dulu, Alfarizqi? Kok nama belakangnya samaan kayak Lea?

"Apa kabar Azlan?" Sapa ayah. Komandan tersenyum dan menjabat tangan Ayah. "Alkhamdulillah baik Aizan. Jadi Arsa anak kalian?" 

"Ya. Anak kami. Oh ngomong-ngomong anak kalian perempuan atau laki-laki?" Aku menoleh ke ayah. "Perempuan, ada apa?"

"Bolehlah kita jadi besan"

Mampus....

"Kita dulu pernah bilang ke Aila" tidak ada tanggapan dari komandan. Tersirat akan wajah sendu saja. Hape komandan berdering panjang. "Maaf saya harus pergi. Permisi"

Tunggu dulu...

"Ayah. Komandan itu suaminya mantan ayah?" Ibu tertawa dan mengangguk. "Benar sekali" jawab ibu riang.


💂💂💂

Pindah tempat ke rumah dinas rasanya aneh. Biasanya aku tinggal di mess dengan yang lainnya, kini tinggal di rumah dinas. Ah terasa sepi, harusnya cari istri nih.

"Muka kusut amat Danki?" Tanya Farhan. "Gak bisa tidur gue semalam. Eh katanya ada anak baru ya? Pindahan dari Surabaya?" Farhan mengangguk.

"Siap. Mohon ijin menghadap" lelaki itu memberi hormat. "Perkenalan"

"Siap Danki. Saya Lettu Galang pindahan dari Surabaya" Arsa mengangguk.

"Siap. Mohon ijin Danki. Ada yang mencari Danki" aku mengangguk dan mengikuti pratu Heru menuju pos penjagaan.

Seorang perempuan berhijab sedang memunggungiku. Hatiku berdegup kencang napas ku memburu. Berasa de javu saja.

"Permisi, mencari saya?" Perempuan itu berbalik badan dan tersenyum manis. Aku mematung dibuatnya. Mimpilah? Atau bagaimana ini?.

Ku cubit tanganku rasanya sakit, ini tidak mimpi, ini nyata. Lea ada di depanku. Lea nyata bukan halu.

"Haiy Danki maaf mengganggu waktunya" aku mengangguk kaku. "Ini dompet anda jatuh" dia memberikan dompetku.

"Terimakasih" dia tersenyum lagi. "Saya permisi ya. Om terimakasih ya" Lea melambaikan tangannya pada mereka yang berjaga di pos.

Kenalkah?

Bego Arsa. Harusnya Lo ajak dia makan. Aishhhh begonya kebangetan.

Semoga kita bertemu lagi Lea, calon ibu Danki ku.

💂💂💂

"Assalamu'alaikum" ku buka pintu rumah dan disana sudah ada Sertu Dika bersama seorang perempuan.

"Waalaikumsalam. Ayo masuk Dik"

"Siap Danki"

"Bentar ya" aku masuk kedalam dan mengambil minuman kemasan untuk mereka. Maklumlah jomblo ya gitu. Cuma ada minuman kemasan dan untungnya dingin.

"Silahkan diminum. Maaf lho cuma ada ini" kataku.

"Siap, tidak masalah Danki. Maaf kedatangan kami kesini mengganggu aktivitas Danki" ah aku sudah tahu maksudnya. Aku begitu malas saat harus pindah ke rumdin sebelum menikah. 

Mereka akan mencariku untuk menghadap sebelum pernikahan mereka. Aish sedangkan aku sendiri jomblo mau sok-sokan kasih wejangan ke mereka yang mau nikah.

"Ya gak papa Dik, kalian sudah tahu kan, kalau sudah menikah nanti, nama kamu juga ikut dibawa istrimu. Jadi bersikaplah ramah dan jangan sampai nama baik suami kamu jelek. Dan kamu Dika, jangan sampai main tangan dengan istrimu walaupun basic jamu militer"

"Siap Danki"

"Saya rasa itu saja, kalian pasti sudah tahu selanjutnya bagaimana ya" mereka mengangguk. "Mohon Danki. Ibu Danki dimana?" Tanya Dika.

Aku mencoba tertawa hambar, menghilangkan rasa sepi di diriku. "Lagi intership. Doakan saja agar segera nyusul kalian ya" mereka mengangguk. 

Aku tidak bohong kok. Memang Lea sedang intership, tapi aku juga masih mencari informasi tentang Lea.

💂💂💂

Reyka dan aku dikirim ke luar kota untuk tugas. Entah kebetulan atau bagaimana, yang jelas aku dari kemarin ingin bertanya tentang Lea padanya.

"Rey" Reyka menaruh minuman dinginnya kembali. "Siap bang"

"Adik kamu, maksud saya Lea itu Azalea yang ini bukan?" Aku menunjukkan foto Azalea yang sedang duduk.

"Adik kamu, maksud saya Lea itu Azalea yang ini bukan?" Aku menunjukkan foto Azalea yang sedang duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siap. Iya betul bang. Abang tahu darimana? Eh Abang kenal Lea?" Aku mengangguk. "Kami pernah bertemu sekitar satu tahun yang lalu"

"Dia gagal masuk Akmil" Reyka mengangguk. "Iya bang. Sebenarnya Lea ini adek sepupu saya, jarak kami terpaut satu tahun, jadi ya lumayanlah akrab. Ayah Lea juga dinas disana"

"Siapa?" Tanyaku penasaran. "Jendral Azlan bang"

Hah? Jadi besanan beneran nih ayah dan ibu.

"Dia sudah punya kekasih?" Reyka menggeleng. "Belum bang. Om orangnya overprotektif sama Lea. Bunda Lea meninggal saat melahirkan Lea, jadi Om yang mengurus Lea dari kecil"

"Reyka, saya suka sama Lea" Reyka memang ku tak percaya. "Saya ingi melamar Lea"

Reyka mengangguk antusias. "Lamar ke om langsung bang. Nanti saya bantuin bicara sama Om"

Oke langkah selanjutnya adalah melamarmu langsung ke komandan.

💂💂💂

Gerak cepat gak ya si Arsa??

Lasting Love (Tersedia ebooknya Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang