12. Rahasia Guntur

10.3K 1.5K 46
                                    

Sehabis pulang dari rumah sakit, Acha segera menemui Guntur. Ia ingin memastikan apakah Guntuh yang ia kenal sama dengan Guntur adiknya Dokter Bima itu. Dari gelagat yang ia perhatikan dari Guntur saat datang ke rumah Acha tampaknya memang rumah baru Acha itu rumah lamanya Guntur. Di tambah dengan album foto keluarga itu, sialnya Acha baru melihat halaman pertama album itu.

Acha dan Guntur janji bertemu di sebuah cafe tempat biasa mereka nongkrong.

"Lo ada masalah lagi?" tanya Guntur memulai obrolan. Sedari tiba tadi mereka hanya saling diam.

"Gue mau nanya serius dan tolong jawab jujur," ujar Acha tegas.

"Serius amat, Cha. Apaan?" Guntur masih cengengesan.

"Benar lo punya saudara laki-laki?"

"Hukk..." Guntur yang saat itu sedang minum langsung tersedak.

"Lo kan tahu gue anak tunggal."

"Apa lo pernah kenal sama Dokter Bima?"

"Ya nggak kenal lah." jawab Guntur cepat.

"Lalu kenapa lo ketakutan pas datang ke rumah baru gue?" Acha terus mencecar Guntur dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Sok tahu, Lo. Kapan lo lihat gue takut?" tanya Guntur mulai marah.

"Gue lihat dari kamar gue yang ada di atas pas pertama lo sampai di rumah gue. Dan saat itu gue lihat di belakang lo ada sosok mirip Dokter Alan." jelas Acha.

"Maaf, Cha. Gue harus pulang sekarang." Guntur beranjak dari duduknya.

"Berarti benar lo punya saudara laki-laki seorang Dokter. Kenapa sih lo rahasiain tentang itu. Jujur aja, Tur."

"Kalau gue jujur, lo mau apa?" tanya Guntur ketus.

"Gue mau ketemu Dokter Bima."

"Percuma, Abang gue nggak akan bisa ngasih tahu apapun sama lo." Guntur segera menuju kasir untuk membayar pesanannya.

"Berapa mbak?" tanya Guntur pada kasir cafe itu.

"Kalau lo nggak mau ngajak gue ketemu saudara lo yaudah lo kasih tahu aja alamatnya."

"Lo nggak akan dapat informasi apa-apa dari dia!"

" Abang lo masih hidup kan?"

"Dia masih hidup tapi percuma lo temui dia, Cha. Dia nggak akan kasih tahu apa-apa. Dia gila." usai berkata begitu Guntur segera keluar dari cafe dan menuju motornya di parkiran.

"Guntur!" Acha berusaha memangil sahabatnya itu, Tapi Guntur tetap saja pergi.

Akhirnya Acha memilih untuk pulang ia ingin mencari apa saja yang bisa jadi petunjuk dari rumah barunya itu.

****

Sesampainya di rumah tampak Bi Sari sedang menyapu halaman dan Pak Bahri sedang memperbaiki atap.

"Assalamualaikum... "

"Walaikumsalam... " ujar Bi Sari dan Pak Bahri bersamaan.

"Eh Non udah pulang. Tuan sama Nyonya baru aja pergi. Mungkin pulangnya malam." jelas Bi Sari dengan logat jawanya.

"Bi Sari sama Pak Bahri bisa bantu Acha nggak?"

"Bisa, Neng. Ada apa ya?"

"Bapak siap bantuin Neng dalam keadaan apapun."

"Kamu itu apaan sih." Bi Sari menepuk lengan kanan Pak Bahri.

Acha mengajak Bi Sari dan Pak Bahri duduk di teras. Entah mengapa Acha takut membahasnya di dalam rumah.

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang