"She Loves Control"
Acara memasak dadakan itu membuat Elangga mau tidak mau mengakui bahwa Nara memang sosok yang cukup menyenangkan. Terlepas dari segala kelakuan perempuan itu yang kerap kali mengoyak harga dirinya, Nara tetap lah mempesona dengan caranya sendiri. Perempuan antik itu sangat jauh berbeda dari sosok-sosok hawa yang selama ini berlalu lalang dalam hidup Elangga. Membuatnya merasakan sebuah gejolak baru yang sangat menantang. Dan Elangga kini maklum mengapa Retis tak mudah melepaskannya.
"Kalo gue nggak salah dengar, tempo hari temen lo ini bilangnya she was ya, Ta. Tapi kenapa kelakuannya nunjukin kalo sebenarnya malah she is?! Tikung-menikung tajam."
Celetukan keras Retis yang dilakukan laki-laki itu dengan sangat sengaja membuyarkan keasikan Elangga yang tengah menyaksikan video drifting di layar tablet milik Retis. Bukan drifting biasa, tapi drifting-drifting yang dilakukan oleh Nara. Kecakapan perempuan itu dalam mengemudi memang nggak bisa Elangga anggap sepele.
"Kayaknya lo beneran naksir sama yang satu ini ya, Tis? Posesif."
"Jelas! Yang satu ini kesayangan gue banget."
"Tapi kenapa lo terkesan melemparkan dia ke gue tempo hari?"
Retis bungkam sementara Genta mengulum senyum menyaksikan kebungkaman sang berisik itu. Seolah Retis kehabisan akal untuk menemukan jawaban.
"Sekarang gue tanya, dia boleh buat gue atau nggak?" Tanya Elangga setelah meletakkan tabletnya di atas meja. Selanjutnya, laki-laki itu bersidekap dan menatap lekat pada Retis.
"Kenapa?"
"Karena gue mau."
"Kalo gue jawab nggak boleh?"
Elangga menyeringai lantas menjawab, "Lo tau gue, Tis."
"Itu namanya nikung temen sendiri, goblok."
"Sekalian nguji, seberapa tangguh lo untuk bisa bikin dia nggak berpaling."
"Sialan. Ta, liat kelakuan kunyuk satu ini."
Genta mengedik acuh melihat pertikaian kedua rekannya, "Play fair. Jangan bikin malu."
"Lo dukung dia nikung gue, Ta?!" seru Retis dengan raut dramatis.
Dan kembali, Genta memilih untuk tak menanggapi.
"Lo masih punya waktu untuk mundur dan menyerahkan secara baik-baik, Tis." Kata Elangga.
"Mimpi aja sono lo!"
"Game on?" Tantang Elangga dengan seringai di wajahnya.
Retis terpaku selama beberapa saat sebelum akhirnya melemparkan sepotong kentang pada Elangga dan berteriak, "Game on, bangsat."
"I love you, brother."
"Kunyuk sialan!"
"2 minggu dari sekarang." Kata Elangga.
Retis mendelik kaget lantas menyalak tanpa ragu, "2 minggu your ass! Nggak, gue nggak mau!"
"Kenapa buru-buru, El?" Tanya Genta.
Elangga menampilkan senyuman di wajah lantas berucap, "Yang satu ini istimewa, gue nggak mau dia nunggu terlalu lama."
"Ta, temen lo ini terbang—"
"—Deal!"
"Sialan!!!"
Retis mengeram kesal melihat Elangga yang terbahak keras sembari melangkah meninggalkan meja mereka di Retina's.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Is Impossible
Romance"We were gonna be the greatest love story this world had ever seen." Ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa kutub yang sama akan senantiasa saling menolak. Pun para tetua berkisah bahwa orang dengan watak serupa tidak akan berakhir dalam kebersamaan. Di...