11

55 7 28
                                    

"Divan, menikah itu apa?" Pertanyaan Angel sontak membuat langkah Divan terhenti sehingga membuat Mama Divan dapat menyusul kepergian Divan.

"Ah em.... Itu...." Divan nampak kebingungan untuk menjawab apa yang telah ditanyakan oleh Angel. Divan tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Angel ini.

"Menikah itu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempersatukan dua orang manusia yang berlawanan jenis." Mama Divan menjelaskan sambil berjalan kearah Angel.

"Lalu setelah bersatu?" Angel masih terlihat bingung terhadap penjelasan Mama Divan. Mengapa harus bersatu dulu? Buat apa bersatu? Disatukan seperti apa? Berbagai pertanyaan bermunculan di otak Angel.

"Setelah bersatu, kedua orang ini dapat membuat seorang keturuanan yang akan melanjutkan kehidupan orang tuanya. Seperti mama yang melahirkan Adnan, semua itu dilalui dengan menikah." Penjelasan Mama Divan membuat Divan tersedak ludah sendiri dan terbatuk - batuk hingga bengek.

"Kamu kenapa Adnan? Bentar Mama ambilkan minum." mama Divan berlalu kearah dapur untuk mengambil segelas air bening.

"Nih minum." Setelah kembali ke sisi Divan, Mama Divan menyerahkan gelas tersebut dan diteguknya dengan rakus oleh Divan.

"Apa - apaan sih penjelasan mama itu." Divan terlihat kesal atas apa yang telah dijelaskan Mamanya itu. Mata Divan beralih kearah Angel yang sedari tadi hanya terdiam dan melongo.

"Jadi menikah bisa memunculkan seorang anak?" Angel bertanya dengan mata berbinar - binar. Pasalnya Angel sangat suka dengan anak kecil, apalagi seorang bayi.

"Yaps." Mama Divan ikut senang akibat ketertarikan yang muncul dari kedua mata Angel. Sepertinya dia dapat membujuk Angel agar mau menikah dengan Divan. Jika anaknya tidak bisa menuruti keinginannya. Tetapi Angel akan menuruti keinginannya. Seketika senyum licik keluar dari bibir seksi Mama Divan.

"Angel mau menikah Ma!" Angel berkata dengan nada yang begitu riang dan tiba - tiba. Seketika perkataan Angel yang begitu sangat mengejutkan itu membuat Mama Divan benar - benar terpaku. Tanpa menanyakan kesanggupannya, ternyata Angel memiliki pemikiran yang sama dengannya.

Aahh benar - benar calon menantuku.

Mama Divan begitu senang melihat Angel yang sangat gembira akibat penjelasan pernikahannya.

Uhukk...

Tiba - tiba untuk kedua kalinya, Divan tersedak ludahnya sendiri. Dan kali ini giliran Angel yang menyodorkan gelas yang tadi di bawa Mama Divan kepada Divan. Divan meneguknya hingga habis tak bersisa.

"Kalau begitu, Angel mau kan menikah dengan Divan?" Mama Divan segera menembak Angel dengan perkataan seperti itu. Untuk memastikan bahwa Angel benar - benar mau menikah.

"Mama!.... Apa - apaan sih." Divan mencegah Mamanya untuk berbicara lebih lanjut sambil memandang tajam kearah mamanya itu.

"Ada apa Divan? Kalau Angelnya mau bagaimana? Daripada kamu membujang sampai tua?" Mama Divan menghiraukan amarah Divan dan memberinya wanti - wanti jika tidak mau menikah dengan Angel.

"Sepertinya Divan benar - benar akan membawa Mama ke panti jompo..." Gumam Divan dengan keras sambil berjalan meninggalkan Angel dan mamanya. Akibat gumamannya itu, Mama Divan menjadi naik pitam. Wajahnya marah akibat anaknya itu.

"Angel mau." Ucapan tiba - tiba Angel menghentikan langkah Divan yang ingin berlalu, sekaligus meredam emosi yang hampir meluap dari Mama Divan.

"Benarkah? Mama senang sekali." Mama Divan berkata dengan gembira sambil menyentuh kedua tangan Angel. Sedangkan Divan masih terpaku di tempat dan memilih kembali untuk menghadap kearah Angel.

"Angel, menikah itu tidak segampang yang digambarkan mama. Kamu masih harus memasukan ini itu untuk membuat seorang anak." Divan menjelaskan dengan bahasanya yang ambigu sehingga membuat tanda tanya besar di kepala Angel.

"Memasukkan?" Angel bertanya sambil memiringkan kepalanya saking bingungnya.

"Sudah Angel, tidak perlu dipikirkan. Nanti juga kamu akan belajar sendiri setelah menikah." Mama Divan menenangkan Angel dengan menghiraukan apa yang dikatakan anaknya itu. Itu sebagai balas dendam karena ingin memasukkannya ke panti jompo.

"Tapi Angel. Saat kau ingin membuat anak, kau akan merasakan sakit yang begitu sangat sehingga kau ingin mati." Tak ada cara lain, Divan memilih untuk menakut - nakuti Angel agar tidak ingin menikah.

"Benarkah?" Angel mulai memunculkan rasa takutnya.

"Tidak Angel. Yang namanya sakit itu tidak ada, yang ada hanya rasa nikmat. Karena nanti Angel akan melahirkan anak yang lucu. Jadi cara bikinnya pasti nikmat." Mama Divan tak mau kalah dalam menghasut pikiran Angel.

"Aku yakin, kau tak akan kuat Angel." Divan mengatakan kata - kata terakhirnya sambil memandang kearah Angel dengan tatapan memohon agar tidak menyetujui ide gila mamanya.

"Kamu mana tahu nikmatnya pernikahan. Memangnya kamu pernah ngerasain buat anak? Mama yang lebih pengalaman ini, kenapa kamu yang sok tau sih. Kamu kan Jolay, Jomblo kurang Belay. Palingan punyamu yang tak seberapa itu disentil dikit juga langsung ciut."

Skakmat

Divan tak mampu berbicara apa - apa lagi jika mamanya sudah menyinggung masalah PENGALAMAN. Karena selama hidupnya ia belum pernah merasakan pre honeymoon yang sering dilakukan anak muda jaman sekarang. Atau bahasa kasarnya adalah latihan sebelum malam pertama. Divan benar - benar perjaka Tulen!!!

To Be Continue...

Kesiaan si Divan terpuruk dia wkwkkw... Abisnya orang tua dilawan... Nahkan kena akibatnya...

Gimana part ini gaes?? Komentarnya dong... Sekalian diikuti vote yahh

Big luv,

Lia

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang