Part 10

812 32 9
                                    


Happy reading...

Suho mulai berpikir dan ikut duduk di sebelah Jisoo.

"Kau benar-benar ingin tahu?"tanya Suho.

Jisoo mengangguk antusias.

"Baiklah. Aku mulai."ujar Suho. Jisoo sangat siap untuk mendengarkan ucapan Suho.

"Ibuku berselingkuh saat aku kelas 3 SMP. Saat ayahku mengetahuinya,ia langsung mengajukan gugatan cerai. Dan sejak saat itu, ibuku tak pernah datang lagi ke rumah. Sedangkan ayah,terus sibuk mengurusi bisnisnya di Jepang. Itu membuatku sedikit membenci perempuan, ditambah lagi..."Suho memotong ucapannya.

"Apa?"tanya Jisoo dengan alisnya yang naik satu.

"Aku dulu pernah pacaran,tapi kami tidak satu sekolah. Dan, saat aku ke sekolahnya untuk menjemputnya. Aku mendengar dia bilang kepada temannya kalau ia tak punya pacar dan menganggap ku hanyalah teman. Padahal saat itu,kami sudah resmi berpacaran. Setelah kejadian itu,aku memutuskan hubungan kami. Sejak itu juga,kami tak pernah saling berkomunikasi. Jadi,ya... begitu. Itu membuatku semakin membenci perempuan."jelas Suho.

Jisoo manggut-manggut mengerti.

"Ah,ya. Mau kuantar sekarang?"tawar Suho.

"Ayo!"jawab Jisoo.

Setelah sampai di depan gerbang rumah Jisoo. Suho segera pamit untuk pulang juga.

Jisoo masuk ke rumahnya. Rupanya,ibu Jisoo sudah menunggunya di ruang tamu.

"Jis."panggil ibu Jisoo.

"Eomma. Maaf aku pulang terlambat."ujar Jisoo.

"Tak apa. Tapi jangan diulangi lagi. Tadi, Irene bilang kalau kau belum pulang juga. Jadi, Eomma pulang lebih awal karena tak ada yang menjaga rumah."jelas ibu Jisoo.

"Kak Irene dimana?"tanya Jisoo.

"Dia pergi naik mobil tadi. Tapi tidak bilang kemana."jawab ibu Jisoo.

"Kau memakai baju siapa?"tanya ibu Jisoo.

"Tadi aku meminjam baju temanku."jawab  Jisoo.

"Cepat pergi ke kamar dan tidur."perintah ibu Jisoo.

Jisoo mengangguk menurut.

Sekarang,Jisoo sudah memakai piyama favoritnya dan bersiap untuk tidur.

Namun,dering telepon berbunyi.

"Hallo,ada apa Baek? Aku mau tidur,jangan ganggu aku!"omel Jisoo.

"Tunggu, jangan dimatikan. Aku... akan menembak Jennie besok. Bagaimana menurutmu?"

"Benarkah? Aku menunggu ini sudah lama."

"Besok aku akan datang ke rumah sakit dan menembaknya."

"Baiklah. Persiapkan dengan benar dan aku tunggu kabar jadiannya."

"Ya."

"Aku tidur dulu."

"Ya"

Kemudian, telepon dimatikan oleh Jisoo.

Keesokan harinya. Pagi sekali,Jisoo sudah berangkat ke rumah sakit bersama Lisa dan Rose untuk menjemput Jennie.

Jennie pun sudah bersiap di kamarnya. Dengan barang-barang yang sudah dikemasinya.

"Hello Jeeen."sapa Rose.

Jennie kemudian berdiri dengan memakai bantuan tongkat kruk. Memeluk boneka unicorn di satu tangan lainnya. Di belakangnya,banyak buket bunga Lily yang sudah layu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang