Langit yang semula biru kini telah berubah hitam. Ledakan saling bersahutan, asap mengepul, dan mayat-mayat berserakan.
Ditengah perang dengan suasana horor seperti ini, seorang pemuda tetap bersemangat menerjang seluruh musuhnya.Dia bernama Ryu Inferblaze. Umurnya sekitar dua puluh tahun, tingginya sedang. Tubuhnya begitu berotot, kontras sekali dengan pedang besar yang dibawanya, begitu berat hingga ia harus memakai kedua tangannya untuk membawa senjata itu. Rambutnya runcing dan mengarah keatas, sedikit condong ke belakang, seperti kumpulan ilalang yang miring diterpa angin. Matanya berwarna merah menyala, menatap tajam musuh didepannya.
Namun dibalik penampilannya yang cukup garang itu, jauh didalam pikirannya, ia gelisah. Tak bisa dibayangkan olehnya jika misi ini gagal, konsekuensinya
adalah Raja Moizen bangkit.Iblis itu sebenarnya telah lama tersegel, kastil Azaru adalah tempat dimana ia bersemayam. Kerajaan Midavia mati-matian melindungi kastil ini, hingga akhirnya beberapa raiser[manusia yang mampu mengendalikan phyramion, mengeluarkannya tanpa harus emosi. Kekuatannya terbagi atas empat tahap, yaitu:
1. Energy stage: raiser dapat menerima natura dari phyramionnya, lalu memancarkannya keluar, memperkuat serangan fisik raiser. Mulai tahap ini raiser dapat mengubah natura yang dipancarkan menjadi berbagai jenis sihir.
2. Armor stage: natura yang dikeluarkan diubah menjadi zirah yang sangat kuat, melindungi raiser sekaligus memberikan pasokan natura lebih banyak.
3. Monster stage: phyramion akan mewujud, tercipta dari natura yang dipancarkan. Tubuhnya sedikit transparan dan memiliki warna yang berbeda, tergantung elemennya. Pada tahap ini, tubuh natura phyramion akan menyelimuti badan raiser, dan dia dapat bergerak. Sang raiser hanya diam dibalik tubuh itu sambil memberikan perintah.
4. Final stage: phyramion akan benar-benar keluar, berwujud monster dan bergerak sesuai keinginannya, walau sang raiser bisa mengendalikannya jika mau. Sementara phyramion benar-benar mewujud, raiser tetap terlindungi dengan zirah seperti pada armor stage.] beserta sekelompok prajurit
bayaran berhasil menerobos siang ini.Ryu sebagai kesatria pun ditugaskan untuk menghalau sang penyusup agar tidak membangkitkan iblis Moizen.
Ryu menjejak maju, menerjang salah satu prajurit. Ayunan diagonal menghantam tubuh prajurit itu. Darah mengalir...
Mengingatkan Ryu pada pertempuran dimana ia kehilangan kedua orangtuanya.Pada waktu itu, emosi Ryu meledak, memaksa Phyramion[monster yang berada didalam tubuh setiap manusia, ia terbentuk melalui sifat dan kepribadian tuannya. Ia dapat menyerap energi kosmik/natura di sekelilingnya lalu disimpan.
Ledakan emosi dapat memicu phyramion untuk muncul dalam bentuk energy stage.] didalam tubuhnya keluar.Ryu mengamuk. Semua yang berada di dekatnya hancur, termasuk sang pembunuh orang tuanya.
Sejak saat itu, ia
dibesarkan oleh keluarga
Valcanion, pemilik kerajaan Midavia. Saat ia dewasa, ia menjadi kesatria yang sangat hebat. Mengirimnya pada misi kali ini adalah keputusan tepat.
Ryu kembali berlari menyerang prajurit musuh lainnya, kemudian seseorang berteriak, memaksanya untuk menoleh."Komandan! Serahkan semuanya pada kami, kau cepat susul raiser itu!" teriak Ozinio dengan tubuh bersimbah darah.
Ryu mengangguk, kemudian ia memasuki ruang bawah tanah kastil Azaru. Begitu sampai di ruang penyegelan, ia melihat seorang raiser tengah merapal mantra, berusaha membangkitkan Moizen.
"Cukup! Hentikan itu atau kau kubunuh!" ancam Ryu.
Si raiser menoleh,"Sial, padahal mantraku hampir rampung..." ujarnya sambil tersenyum tipis.
Raiser itu memakai jubah berwarna putih, tubuhnya kurus dengan mata yang sayu, seperti orang kekurangan gizi. Rambutnya berwarna abu-abu, namun dia tidak terlihat tua. Malah ia nampak seumuran dengan Ryu.
Ryu berlari menghunuskan pedangnya ke raiser itu. Disaat pedangnya hampir mengenai si raiser, semacam benda keras menahan laju pedangnya. Ryu mendongak, Phyramion si raiser mewujud. Monster ini
berbentuk kesatria, lengkap dengan pedang dan perisai. Seluruh badannya berwarna ungu, menyebarkan aura kegelapan. Sementara si raiser tersenyum kecil dari dalam tubuh phyramionnya, sangat jelas terlihat oleh Ryu.Phyramion itu lalu menghempaskan Ryu ke
dinding, membuat retakan pada kastil tua ini."Jadi begitu? Kau mau menyerang tanpa mengenalkan diri?" si raiser terkekeh.
"Kau menggunakan kekuatanmu untuk tujuan yang salah!"
"Ehm... Sepertinya kau tidak mau memperkenalkan diri. Baiklah,namaku Kazio..."
"Masa bodoh dengan namamu!" Ryu berlari ke arah Kazio.
Phyramion Kazio kembali menghantam Ryu,
"Sepertinya aku pernah melihatmu, ah... Benar. Kau anak yang kehilangan orang tua malam itu kan? Sebenarnya aku yang membunuh mereka, untung saja aku tidak mati saat Phyramionmu bangkit"
Ryu berusaha mengingat wajah Kazio. Ya, Ryu tidak akan melupakan kata-kata Kazio malam itu."Jangan sedih bocah kecil, aku juga akan membunuhmu" ujar Kazio di masa lalu Ryu.
Waktu itu, Ryu begitu marah pada Kazio, hingga Phyramionnya bangkit. Tak disangka Kazio ternyata masih hidup.Setelah mengetahui pembunuh orang tuanya, Ryu kembali marah.
"Heaaa!!!" Pendaran api merah menyelimuti tubuh Ryu, ia berada pada energy stage."Oh... Phyramionmu bangkit kembali" komentar si raiser.
"Sepertinya kau terlambat, aku akan mulai membunuhmu."
Pedang Phyramion Kaizo
menembus perut Ryu.Pada saat yang sangat kritis, seseorang secepat kilat menyelamatkan
Ryu.
"Sepertinya harapan kita hanya satu..." gumam sang penyelamat.TO BE CONTINUED...
# The_Elementalist