Chapter 1

153 79 27
                                    

Jovan Aldwin lelaki tampan dengan kepintaran dalam bermain badmintoon memiliki tinggi 180Cm dan berat badan 52Kg juga keturunan keluarga Aldwin yang terkenal dengan kekayaannya sebagai pemilik perusahaan batu bara di Kalimantan dan pemilik perusahaan Aldwin Corp di Jakarta itu kini tengah memandangi tembok pembatas belakang sekolah dan berniat memanjatnya dengan menaiki pohon yang ada di sebelah tembok pembatas itu, baru sampai setengah panjatan ada seseorang yang meneriakinya.

"Heh Jopan turun Lo!" teriak Vanya dengan lantang.

"Apaan sih gue mau bolos" Balas Jopan yang kini telah turun dari pohon yang di panjatnya tadi.

"Oh Lo mau bolos, ikut gue ke BK SEKARANG!" perintah Vanya sambil menekankan kata "Sekarang".

"Ogah" jawab Jopan dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Oke deh kalo lo ogah jalan, biar gue yang bantu lo jalan" bisik Vanya tepat di telinga Jopan.

"Silahkan kalo bisa" balas Jopan meremehkan.

"Oke" ucap Vanya sambil menarik telinga Jopan yang membuat si empu mengaduh sakit.

"Aduhh woii ketos galak sakit lepas anjing!" suruh Jopan sambil memegangi telinganya.

"Bodoamat sekarang kita ke BK Oke!" ucap Vanya santai masih dengan menarik telinga Jopan.

11.20 Lapangan SMAN Arjuna

Di jam istirahat kedua ini banyak murid perempuan beraneka ragam berlomba menonton Jopan yang sedang di hukum karena ketahuan bolos oleh ketua OSIS SMA Arjuna yang tak lain adalah Vanya, sebenarnya Jopan bukanlah most wanted di sekolah, tetapi karena tingkahnya yang jail dan suka sok akrab dengan para laki-laki di SMA Arjuna akhirnya namanya pun banyak di kenal oleh siswa siswi SMA Arjuna.

Kavanya Rasya Regantara dia perempuan cantik yang menjabat sebagai ketua OSIS di SMA Arjuna memiliki body goals dan menjadi murid kesayangan para guru juga pembawa belasan piala dari lomba putri kecantikan antar sekolah di Jakarta.

Kini sudah 1 jam lamanya jopan di hukum di tengah lapangan. Keringat sudah memenuhi tubuh jopan dan dari kejauhan ada Vanya yang memantau jopan agar lelaki itu tidak kabur dari masa hukumannya.

"Woy ketos belum selesai nih hukumannya" teriak Jopan dari sebrang lapangan, Vanya yang merasa namanya di panggil pun mendongak menatap ke lapangan dilihatnya Jopan yang terlihat sudah lelah karena di hukum.

"Apaan sih pan kagak usah teriak-teriak deh gua denger kok, bentar lagi juga kelar" ucap vanya sambil melihat jarum jam ditangannya.

"Awas aja Lo ya gue bales perbuatan Lo ini" ucap Jopan lagi dengan ekspresi kesal nya.

"Bodo" ucap Vanya lalu pergi meninggalkan Jopan di tengah lapangan bersama para dayang-dayang kurang asupan itu.

Setelah pergi meninggalkan Jopan di lapangan Vanya langsung pergi menuju ke kantin untuk mengisi perut dan juga menghampiri kedua sahabatnya yaitu Gia dan Tia.

"Vanyaaaaaa" teriak seseorang memanggil Vanya dari dalam kantin.

"Apaan sih Gia Jangan teriak-teriak deh Lo, malu maluin aja" balas ketus Vanya sambil mengambil tempat duduk di samping Tia yang langsung membuat Gia menggerutu tidak jelas.

"Oh ya Van lu tadi kenapa hukum si Jopan?" tanya Tia memulai pembicaraan.

"Dia ketauan mau bolos lewat belakang sekolah" jawab santai Vanya sambil meminum jus jeruk yang di pesankan Tia saat dia belum datang tadi.

"Lo kenapa sih Van masih mau ikut campur urusan OSIS padahal kan 2 Minggu lagi lu lepas jabatan jadi ketua osis" ucap Gia.

"Selagi gue masih belum di katakan lepas jabatan dari OSIS gue masih berhak ngehukum siapapun yang ngelanggar aturan sekolah" jawab Vanya.

JopanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang