Naruto@Masashi Kishimoto
Warning: RateM, OOC, Typo(s),...
Don’t Like Don’t Read
.
.
Seorang bocah enam tahun terlihat sedang berjongkok di depan taman bunga yang terletak di belakang rumahnya. Iris onyx tajamnya tengah memperhatikan beberapa lebah dan juga kupu-kupu yang sedang mencari madu segar di kuncup bunga-bunga yang bermekaran. Hari ini adalah hari libur, jadi ia tidak pergi ke akademi dan hanya bermain di kebun belakang rumahnya.
Dan kegiatannya terganggu ketika mendengar suara nyaring yang sangat akrab di telinganya.
“Sasuke-kun, aku sudah bisa membaca dengan sangat sangat sangat lancar, lho.” Seorang bocah dengan mahkota pink berlari menghampiri bocah lelaki seumurannya.
“Baguslah.” Bocah bernama Sasuke itu hanya menanggapi singkat, tidak ada yang spesial , menurutnya. Pandangannya tetap tertuju pada seekor kupu-kupu yang terlihat menari-nari di sekitar kuncup bunga mawar putih.
Gadis dengan mahkota merah jambu yang tadinya bersemangat luar biasa, kini menggerutu kesal karena hanya mendapat tanggapan singkat begitu. Padahal, ia berharap teman sepermainannya itu akan memuji dan bangga padanya.
“Sasuke-kun jahat,” rajuknya.
Sasuke menautkan alisnya, “Aku tidak jahat, Saki.” Mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga pada sahabat perempuannya.
Sakura mengerucutkan bibirnya, memunggungi Sasuke. “Kenapa tidak memujiku?” rengeknya.
Sasuke menghela napas, sahabat pink-nya ini orangnya memang ngambekan. “Aku perlu bukti,” ujarnya mengambil pergelangan tangan Sakura agar menghadap ke arahnya.
Sakura yang awalnya berdiri memunggungi Sasuke mau tidak mau menghadap ke arahnya, masih dengan wajah ngambek. “Kenapa Sasuke-kun tidak memujiku?” ulangnya, mengabaikan perkataan Sasuke sebelumnya.
“Aku kan sudah bilang, aku perlu bukti,” tegas Sasuke. Pegangannya di pergelangan tangan Sakura sedikit diperketat, tetapi tidak sampai menyakiti. “Ikut aku!” perintahnya.
Sakura yang masih tidak mengerti maksud Sasuke hanya mengekor pasrah di belakangnya, tangan kanannya masih berada di cengkraman Sasuke.
Sasuke membawa Sakura masuk ke dalam rumahnya, lalu berlari kecil menuju dapur untuk mencari ibunya.
“Kaachan, Sasu mau ke rumah Kakashi-sensei dengan Sakura, boleh?” tanyanya meminta izin.
Mikoto yang tengah mencuci piring mematikan keran, “Tentu saja, Sasu-chan,” jawabnya, berbalik untuk melihat putranya.
“Terima kasih.” Sasuke kembali menyeret Sakura berlari bersamanya.
Sakura yang merasakan tangannya kembali ditarik, sedikit terkejut. “Kami pergi dulu, baachan,” teriak Sakura pamit pada ibu Sasuke.
Di dapur, Mikoto hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Sasuke yang lebih aktif jika sudah bersama Sakura.
.
.
Tidak butuh waktu lama untuk dua bocah yang terlihat sangat kontras itu tiba di rumah guru akademi mereka.
“Apa yang kita lakukan di rumah Kakashi-sensei, Sasuke-kun?” Sakura masih tidak tahu alasan Sasuke membawanya ke rumah guru mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Reading
FanfictionChibi sasusaku/Sakura yang baru bisa mulai membaca dengan lancar, mengikuti perintah Sasuke untuk mengujinya membaca di depan Mikoto, Fugaku dan Itachi. Tapi bagaimana jika buku yag dibaca Sakura adalah koleksi Icha-icha milik Kakashi yang tidak sen...