14

492 81 35
                                    

Langkah kecil milik Jennie nampak begitu konstan di atas karpet merah yang terbentang, di sampingnya ada Hanbin yang senantiasa mengikuti langkah minimal dari sang kekasih.

"Sepatunya terlalu tinggi ya?" Tanya Hanbin mencoba membuka pembicaraan, sejak tadi perempuan dengan balutan dress hitam itu sama sekali tak memperhatikan dirinya.

"Tidak"

"Lalu? Kau kesusahan berjalan?"

"Tidak" jawab Jennie tegas. "Memangnya aku terlihat kesusahan?"

Hanbin menggeleng, ah perempuan kan selalu benar.

Lagi, pria itu perlu menanam dalam kalimat tersebut dalam jiwanya.

Perempuan dengan sepatu hak tinggi itu tiba tiba menghentikan langkahnya, membuat Hanbin hampir saja merutuk kalau dia tidak ingat prinsip baru yang perlu dijunjung tinggi.

"Kenapa lagi, Kim Jennie yang manis?"

Jennie menggaruk tengkuknya, sebagian karena bingung dan sebagian lagi karena salah tingkah karena panggilan manis dari Hanbin.

"Itu, aku kan tidak mengenal pengantinnya"

"Tapi aku sudah mengenalkanmu pada si pengantin perempuan"

"Kapan? Memangnya aku pernah bertemu?" Tanga Jennie bingung, sekaligus menerka sebuah foto besar dari kedua pengantin. Demi apapun, Jennie tidak pernah bertemu perempuan ini sama sekali.

"Aku yang menceritakanmu padanya" jawab Hanbin datar, merasa bahwa ia akan terlambat dengan gerakan cepat pria itu meraih tangan Jennie untuk digenggamnya.

Jangan harap kalian membayangkan adegan manis, karena kini Hanbin sudah menaggeret Jennie untuk segera bergegas menuju tempat kedua pengantin berada.

"Kalau terlambat ini salahㅡ"

"ㅡsalahmu, kau memilih jas terlalu lama tadi"

"Iya, kalau terlambat ini salahku"

Walaupun tidak mengenal sosok pengantin yang baru saja mengucap janji suci, Jennie tak dapat menghentikan air mata yang mengalir. Di samping kanannya ada Kim Hanbin yang masih memasang wajah datar, sementara di samping kirinya ada Lisa yang sama menangis akibat adegan sakral nan romantis.

Tapi tunggu! Tolong tahan Jennie untuk tidak menjerit karena baru saja dikejutkan oleh sosok manusia yang baru saja muncul. Bukan Lisa dan Bobby yang datang bersama dengan baju yang senada, melainkan Daniel Oppa sang idola yang kini sedang berdiri di depan mic dengan setelan jas lengkap.

"Selamat siang, semua" sapa Daniel lalu disambut tepukan dan teriakan gaduh dari tamu undangan. Termasuk Jennie yang sedang memasang mode fangirl-nya.

"Aku adalah rekanan satu agensi Junhoe, dan aku cukup mengenal baik lelaki dengan suara emas ini. Makanya di hari yang bahagia ini, aku menawarkan diri untuk menampilkan satu atau dua lagu di acaranya"

Lagi, para tamu undangan yang lebih didominasi oleh wanita itu tak henti membuat suara riuh. Entah tepuk tangan atau teriakan, yang jelas itu semua membuat Hanbin perlu sedikit meredam emosinya.

"Junhoe dan Chaeyoung, aku harap kalian selalu bahagia"

Setelah ucapan dan harapan Daniel lontarkan, pria itu kemudian bernyanyi diiringi suara piano yang membuat suasana semakin manis. Jennie, lagi lagi tidak dapat menahan semangatnya begitu mendengar sang idola menyanyikan lagu romantis dari Brian McKnight.

Hanbin menatap Jennie datar, tidak seperti lainnya yang menaruh atensi penuh pada Daniel. Menurut Hanbin, yang lebih menarik dimatanya kini adalah Kim Jennie yang sedang tersenyum lebar sambil mencoba menahan air matanya.

One Night, ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang