#1. Sekolah baru, Pertemuan

65 14 9
                                    

"Selamat pagi!" ucap Bu Tuty yang tiba-tiba datang memasuki kelas XI.IPA5, suasana yang tadinya seperti pasar berubah menjadi hening seketika. Semua murid sudah duduk di bangkunya masing-masing menampilkan kesan mereka sedang belajar walau tidak ada guru.

"Pagi Bu!" jawab semua murid serentak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan masuk dan memperkenalkan diri," Bu Tuty mengintruksi kepada murid baru tersebut, nampak dua orang siswi memasuki ruang kelas XI.IPA5. Semua mata tertuju langsung kepada mereka berdua terutama para kaum adam yang memandang mereka terpesona,

"Hai nama saya Asifa Anindita saya murid pindahan dari SMA 4 , kalian bisa memanggil saya Sifa. Semoga kita bisa berteman baik, terimakasih." Gadis berambut hitam sebahu, alis tipis, mata agak sipit dan lumayan tinggi menampilkan senyum ramah kepada semuanya.

"Hai sifa!" semua siswa laki-laki serentak menyapa Sifa.

"Safa." Di sebelahnya gadis berwajah sama juga ikut memperkenalkan diri, rambutnya di kuncir buntut kuda, wajahnya terlihat tegas sorot matanya tajam. Tidak ada senyum mengembang di wajah manisnya. Bukan tipikal anak yang ramah.

"Ok, silahkan Sifa duduk dengan Adeeva dan Safa duduk dibelakang Budi." Ucap bu Tuty sambil mengarahkan tanganya ke arah yang dimaksud. Setelah itu Bu Tuty pergi meninggalkan kelas.

"Hai kembar," suara-suara itu mulai bersahut-sahutan, berusaha menyapa keduanya.

"Hei cantik.." Sifa hanya membalasnya dengan senyuman dan sesekali menganggukkan kepala.

"Hei manis.." sapaan para kaum lelaki di kelas itu tidak berhenti hingga Safa dan Sifa duduk di tempatnya masing-masing. 

Akhirnya suasana kelas menjadi gaduh karena jam kosong, para Siswa lelaki tengah sibuk berkenalan dengan Sifa, ada juga yang tengah duduk ramai-ramai di pojok kelas dengan sebuah laptop yang terpampang disana sesekali mereka berteriak heboh, para siswi sedang sibuk menggosip cowok populer di sekolah. Sementara Safa hanya sibuk memaikan game di ponsel miliknya tak lupa telinga ia sumpal dengan sepasang earphone.

"Boleh kenalan?" tanya Sifa ramah kepada teman sebangkunya yang baru, Temannya itu menoleh seraya mengulas senyum.

"Tentu, aku Adeeva Myesha. Kamu bisa panggil aku Deva atau Eva." Sifa membalasnya dengan senyum yang tercetak manis dibibirnya, merekapun hanyut dalam perbincangan layaknya teman yang sudah akrab.

Tiba-tiba muncul seorang siswa dari ambang pintu kelas dan memberitahu sesuatu, "Woy! ada tugas nih dari pak Panjul, disuruh ngerjain buku paket PAI hal 24 pilihan ganda sama esaynya dikumpulin." Lengkingan suaranya membuat satu anak menoleh kearahnya.

"Yaelah gak ngertiin banget murid sih tuh guru, gak rela banget kalo jam kosong." Protes salah seorang murid

"Udah sih satu kelas gak usah ada yang ngerjain," usul murid lainya

"Iya Al gitu aja." Yang lain terus ikut membujuk.

"Gak.. gak bisa gitu, bisa-bisa pak panjul ngomel-ngomel sama gue." Bantah Alva selaku ketua kelas, mereka segera menurut dan mengerjakan tugas yang diberikan pak Panjul-sebenarnya namanya Pak Suwarno tapi karena beliau sering berkata panjul, panjul dan panjul jadilah ia di juluki pak Panjul.

"Al ada murid baru tuh, lo pinjemin buku paket sana. lo kan ketua kelas." Ucap Nara teman sebangku Alva.

"Yang mana Nar?" ucap Alva menelusuri wajah teman-teman satu kelasnya, "Oh yang duduk dipojokan ya?" pekik Alva saat menemukan sosok yan ia cari "Tapi kok mirip sama yang duduk bareng Esha ya?"

"Iyalah mirip panjul! mereka kembar. Esha, Esha. Namanya Deva bukan Esha, Alva!" Nara segera menoyor kepala Alva,

"Ye dasar anak pak panjul, udah ah gue mau samperin dulu. Kali aja dapet id LINE atau pin bbm kan lumayan gitu. Bodo mau gue panggil apa juga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Et Alia ViaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang