Patahnya sebuah impian

14 0 0
                                    

"Za, lo nantik mau ngelanjutin kuliah apa kerja ?"
"Gatau nih dhan, bingung gua"
"Lah, bingung kenapa ?"
"Iya bingung, mau ngelanjutin kuliah tapi gaada biaya"
"Mending kerja dulu aja deh sambil ngumpulin uang buat daftar kuliah, kan kuliah juga enggak mandang umur kan mau lo kuliah umur 40 tahun ya gapapa"
"Iya juga sih, tumben otak lo berguna"
"Dasar kampret lo"
"Tapi gua udah terlanjur keterima kuliah di Yogyakarta, gimana dong ? "
"Yaudah sih tinggal bilang aja sama orang tua lo"
"Kadang ada gunanya juga gua bertemen sama lo"
"Tapi gua yang gaada faedahnya bertemen sama lo"

Setelah kita bercanda sambil memikirkan kehidupan kita berdua setelah melewati masa putih abu-abu ini kita pun memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing dan mengistirahatkan pikiran-pikiran liar kita, karena dinginnya malam hari ini hampir membekukan semua pikiran kita.

Pagi hari itu pun aku sengaja hanya ngobrol berdua sama kakak perempuanku di kamarnya.

"Mbak, aku sudah daftar di salah satu universitas di Yogyakarta terus aku dapat pemberitahuan kalau aku keterima dan disuruh berangkat ke sana untuk melengkapi berkas-berkas dan melakukan daftar ulang"
"Kamu udah bilang ke bapak sama ibuk ?"
"Belum mbak"
"Yaudah gih ayo aku temenin buat ngomong ke bapak sama ibuk"
"Tapi kalau enggak di bolehin gimana mbak ?"
"Yang penting kamu coba bilang dulu ke bapak sama ibuk dek"
"Iya deh mbak"

Pagi hari itupun aku merasa gugup dan gelisah dengan reaksi dari kedua orang tuaku yang bakalan tau kalau aku keterima kuliah di yogyakarta yang pasti jauh dari rumah dan membutuhkan banyak biaya.

"Pak, ini adek katanya mau ngomong sama bapak sama ibuk juga"
"Yaudah, langsung bilang aja Za"
"Jadi gini pak, tanpa sepengetahuan bapak sama ibuk aku sudah daftar kuliah di yogyakarta dan aku juga sudah diterima"
"Terus gimana ?"
"Iya aku di suruh kesana buat melengkapi berkas-berkas dan melakukan daftar ulang"
"Ibuk tidak setuju kalau kamu kuliah jauh-jauh, Za" ibuk pun langsung memotong pembicaraanku sama bapak.
"Kenapa buk ?"
"Iya bapak sama ibuk tidak ada uang buat biayain kamu kuliah di luar kota Za"
"Aku masih ada uang tabungan kok buk, jadi nantik aku cuman minta uang ke bapak sama ibuk buat biaya daftar ulang saja, terus soal biaya hidup disana sementara aku pakai uang tabunganku dulu sambil aku cari kerja disana"
"Ibuk tetap tidak setuju kamu kuliah di luar kota"
"Tapi buk ?"
"Sekali ibuk bilang tidak setuju ya tidak Za"
"Sudah-sudah, kmu daftar kuliah di surabaya saja, kamu cari kampus yang biayanya lebih murah biar bapak sama ibuk bisa biayain kamu buat kuliah Za" bapak pun mencoba menenangkan perasaanku yang sedang kacau saat itu.
"Aku gajadi kuliah, aku mau kerja aja biar aku bisa kuliah pakai uangku sendiri" aku pun marah dan kesal saat itu.

Aku pun langsung lari menuju kamarku dan menutup pintunya rapat-rapat agar semua orang tidak ada yang bisa masuk kedalamnya. Yang ada di fikiranku saat ini semesta sedang tak bepihak kepadaku karena ia telah menjatuhkan semua impianku.

Lelaki KardusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang