Author update lagiii ~~~
Jangan lupa vote & komen readers 👍Happy reading 💜
.
.
.
.
.
.
.
.Sejak kejadian beberapa hari lalu, Hana mulai kembali seperti sedia kala. Tak lagi terlihat kesedihan tercetak di wajahnya, namun tidak dengan hatinya. Hatinya kini masih terdapat luka yang masih menganga lebar walau tak terlihat oleh mata. Butuh waktu bagi Hana untuk menganggap peristiwa antara dirinya dengan sang ayah adalah sebuah hal yang wajar. Wajar dalam arti diusianya yang sudah mulai dewasa, ia perlu mengetahui alasan mengapa orang tua nya berpisah.
"Manager-nim, apa kau mendengarku ?" Pertanyaan Namjoon seketika membuyarkan lamunan Hana.
"Ne ? Maaf, tadi apa katamu ?" Namjoon menggelengkan kepalanya. Ternyata sedari tadi Hana tidak mendengarkan ucapannya.
"Sebaiknya kau istirahat manager-nim, kau terlihat lelah. Dan untuk urusan ini kita bisa bicarakan nanti."
Namjoon tersenyum pada Hana lalu bangkit dari kursinya. Hana mengacak rambutnya hingga berantakan. Ia merasa tak enak dengan Namjoon, karena telah mengacuhkannya. Hana menyusul Namjoon yang baru saja ingin membuka pintu studionya.
Hana meraih tangan kanan Namjoon yang hendak membuka pintu studio. "Oppa, mianhae karena aku mengacuhkan kata - katamu tadi." Hana menunduk karena merasa bersalah pada Namjoon.
Namjoon sedikit membungkukkan tubuhnya untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Hana, lalu tangan kirinya menyentuh dagu Hana dan berusaha mengangkat wajah Hana. Hana terkejut saat wajah Namjoon berada sangat dekat dengan wajahnya. "Tak apa Hana, itu bukan masalah besar jadi jangan terlalu merasa bersalah. Dan satu lagi, jangan pernah menundukkan wajahmu."
Namjoon menatap setiap lekukan wajah milik Hana. Hingga pandangan mata Namjoon berlabuh pada sepasang bola mata berwarna cokelat milik Hana. Mata Hana mampu menghipnotis pikiran Namjoon.
Namjoon perlahan - lahan semakin mendekatkan wajahnya pada Hana. Hana diam tak berkutik, ia seperti membeku di tempat. Hingga ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kalian sedang apa ?"
Kehadiran Jungkook yang tiba - tiba, membuat Namjoon langsung memutuskan kontak mata dengan Hana. Begitu juga dengan Hana, pandangannya langsung mengarah pada Jungkook yang sedang berdiri menatap mereka berdua.
"Apa kalian ingin..." Ucap Jungkook sambil menggerakkan kedua tangannya yang membentuk kerucut lalu menyatukannya. Hana sontak menggelengkan kepalanya cepat, pertanda bahwa hal yang di tuduhkan Jungkook tidak benar. Namun berbeda dengan Namjoon, ia tampak diam saja.
"Jangan salah paham, tadi aku dan Namjoon hanya ..."
"Aku hanya mengira di mata Hana ada kotoran, tapi ternyata tidak ada." Hana langsung mengangguk mendengar ucapan Namjoon.
"Kook, bukankah tadi kau pamit ingin makan diluar dengan Suga hyung ?" Kali ini Namjoon yang bertanya. Mungkin, untuk mengalihkan pembicaraan.
"Suga hyung sudah tertidur, jadi aku sedang mencari teman untuk menemaniku makan diluar."
"Dengan aku saja, lagi pula aku juga sedang lapar." Ucap Hana.
Jungkook langsung menampilkan senyum lebar khasnya. Ia pun langsung menarik tangan Hana dan mengajaknya keluar. Setelah kepergian Hana dan Jungkook, Namjoon masuk ke dalam studionya. Seketika ia memegang dadanya, ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Life Hana
FanfictionJung Hana, seorang gadis yang 'terpaksa' mendedikasikan beberapa bulan dalam hidupnya untuk menjadi manager boygrup terkenal asal Korea Selatan, BTS. Hana percaya bahwa ini adalah takdir dari Tuhan.Takdir pun telah menuntun ke tujuh laki - laki ters...