Bagian Kedelapan :: Doi Gak Ada Kabar

428 61 44
                                    

Saat dia sedang serius mengerjakan tugas sekolahnya di meja belajar ruang kamarnya yang hening seketika ramai oleh bisingnya suara dering telepon yang berasal dari gadget iPhone 11 Max pro miliknya. Sonya memang perempuan bodoh. Seharusnya ia menyalakan mode hening saat sedang belajar.

Diletakkan bolpoin nya di atas lembar buku tulisnya, mengambil gadget, lalu mengangkat telepon dari sahabatnya yang menyebalkan. Fera.

"Ada apa, Fer, telepon gua malem-malem?" tanya Sonya.

"Gua punya info penting buat lo. Dan lo harus tau tentang info ini!" Ucapan Fera yang antusiasme itu tidak membuat Sonya penasaran sedikit pun. Sonya biasa-biasa aja meresponnya.

"Info apaan? Pasti gak penting nih," ucap Sonya datar.

"Penting bangetttt." jawab Fera agak lebay di dengar.

"Soal Kak Tama ya? Atau lu mau bilang ke gua lu udah punya doi baru lagi? pengganti Kak Tama?"

Fera memotong. "Bukan itu dodol. Ya kali abis putus langsung dapet pacar lagi." katanya dengan ketus.

"Kali aja langsung punya doi baru. Soalnya kan lu pinter kalau deketin cowok." cibir Sonya.

"Doi baru sih nggak ada. Tapi ... kalau gebetan jangan ditanya ..."

Sonya geleng-geleng kepala. Lalu kembali menanyakan ke topik awal kepada temannya. "Terus, kalau gitu info apaan yang perlu gua tahu dari lu."

"Lo tau gak?"

"Kagak." potong Sonya secepat kilat. Dinda pun kesal saat perkataannya belum terselesaikan.

"Kampret! Gue belum selesai ngomong ..." runtuk Fera.

"Iyeeeee .... kenapa sih???" tanya Sonya.

"Sekolah kita terpilih buat ngewakilin turnamen futsal provinsi Jakarta tingkat nasional," kata Fera dengan antusias.

"Yah ... kalo info itu mah gue juga udah tau kali. Tim futsalnya Azka kan yang kepilih?"

Ngomong-ngomong sebelum Fera tahu soal berita menggembirakan itu, Sonya lebih tahu info tersebut dari pacarnya.

"Yup benar," sahut Fera pada sambungan telepon. "Tapi sayang, Nya, katanya ... mereka kekurangan satu anggota ..."

"Kurang gimana? bukannya anggota mereka ada banyak." timpal Sonya.

"Lu tau lah Azka kan yang paling di andelin di timnya. Gara-gara Azka sakit mereka jadi kebingungan."

Sonya sontak terkejut. "Azka sakit?" "Tau dari mana lu, Fer?"

"Iya, Nya, Azka sakit. Gua tau Azka sakit dari seseorang hehehe ..."

"Iya siapa?!" tanya Sonya semakin penasaran. Hal yang membuatnya penasaran hanya ingin memastikan kalau orang yang memberikan kabar tentang pacarnya yang sakit adalah orang-orang terdekat Azka. Brian misalnya. Atau Danzo mungkin.

Fera menjawab. "Ada deh ... Btw lu kok bisa gatau kalau bebeb lagi sakit, Nya?"

"Gimana gua gatau, Fer, orang Azka sendiri aja gak ngabarin. Padahal seharian gua udah chat tapi nggak dibaca, gue telponin berkali-kali tetep aja nggak diangkat sama dia."

Fera menimpali. "Nyesek gua jadi lu, Nya, gua kira lo udah tau soal itu."

"Banget lah nyeseknya, Fer! Gue ngerasa dianggap bukan siapa-siapanya. Padahal gue pacarnya dia." ujar Sonya melalui telepon. "Yaudah lah kalau gitu gue langsung tutup ya teleponnya soalnya gue mau nyoba hubungin Azka lagi. Siapa tau aja gue dapat kabar dari dia."

"Lu coba dah kalau gitu. Semoga beruntung. Btw, PR udah siap?" Fera bertanya.

"Kerjain apa, Fer, sendiri! Nyontek mulu ke gua!"

AZKA SEGERA TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang