Seperti janji Zayn dia benar-benar membawaku pergi berlibur pada Villa miliknya yang berada di Anglet. Sebelumnya aku sangat senang, saat kami melangsungkan resepsi bodoh itu. Saat itu Zayn mengatakan setelahnya dia akan membawaku berlibur sebagai bulan madu, ya aku tahu kalau itu palsu juga makanya aku merasa baik-baik saja. Tapi sekarang kenapa aku justru tidak senang Zayn melakukan ini. Yang aku harapkan sekarang adalah, ini segera berakhir agar kami bisa pulang.
Mungkin perasaanku tidak kacau seperti sekarang seandainya kami hanya berdua. Masalahnya yang lebih membuat aku tidak nyaman lagi, Zayn membawa Harry. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku sampai aku memedulikan kehadiran Harry diantara aku dan Zayn. Awalnya aku tidak tahu kalau Harry akan ikut, namun pada saat kami ingin berangkat aku baru tahu kalau Zayn mengajak Harry. Zayn mengatakan, ia lebih senang mengajak Harry bekerja sama.
Aku tidak tahu apa yang akan mereka berdua lakukan padaku.
Aku tidak berpikiran yang macam-macam. Maksudnya, pasti Zayn sengaja membawa Harry karena ingin menyuruhnya memotret apa apa saja yang kami lakukan selama liburan ini. Yang aku harapkan sekarang, jika kami tidak segera pulang, setidaknya Stella datang agar dia bisa menemani Zayn.
Tapi, kenapa aku justru mengharapkan kehadiran Stella. Untuk apa. Agar aku bisa berdua dengan Harry?
Apa-apaan. Tidak. Jangan sampai itu terjadi. Aku takut apa yang sudah berusaha aku hindari selama ini justru gagal. Apa jangan-jangan sekarang aku sudah mulai menyukai Harry lagi.
Aku sedang duduk di pinggir kolam yang berada di samping Villa Zayn. Aku tadi ingin berenang, tapi aku kembali berpikir ini sudah malam. Aku tidak mau sakit, terlebih sekarang aku sedang bersama Zayn. Aku tidak mau menyusahkannya. Dia pasti juga menggunakan kesempatan ini untuk menghilangkan stress karena pekerjaan. Dia kesini untuk santai dan bersenang-senang bukan mengurus aku.
Selain untuk berlibur, Zayn datang kesini memang karena ada urusan. Dia tadi keluar dan meminta izin padaku. Dia tidak membawaku karena katanya dia tidak mau membuat aku merasa tidak nyaman. Mungkin dia akan pulang tengah malam, maka dari itu dia meninggalkanku berdua dengan Harry. Kalau begini ceritanya bisa bisa aku akan kembali menyukai Harry.
"Chamomile. Kau tidak sadar kalau aku memotretmu sejak tadi?" aku tersentak melihat Harry yang ada di sampingku. Kuharap aku tidak bergumam yang macam-macam sejak aku melamun. Tapi, bagaimana kalau aku bergumam bahkan menyebut nama Harry tadi. Tadi saja aku tidak sadar kalau dia ada disampingku dan memotretku. Bagaimana bisa aku tidak menyadari mahkluk sebesar dia ada disampingku.
"Kau sudah lama disana?" tanyaku tanpa menoleh ke samping untuk melihatnya.
"Iya," jawabnya. Aku memukul tangan Harry karena dia lagi-lagi mengagetkan aku. Dia duduk sampingku seperti ingin mendorongku ke kolam. "Kenapa. Kau tidak menyadari kehadiranku?"
Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya dan kembali diam. Manusia ini. Kalau aku punya riwayat penyakit jantung, aku sudah mati sejak tadi karena dia selalu membuat aku terkejut karena perlakuannya padaku. Harry tidur diatas pahaku sambil memejamkan matanya tidak meminta izin terlebih dahulu padaku apakah aku akan kaget atau keberatan jika dia seperti ini.
"Well. Aku tidak mengherankan jika kau tidak menyadari kehadiranku."
"Maksudmu."
Entah apa yang lucu dari ucapanku sampai Harry tertawa. "Aku sudah biasa, Chamomile. Kau 'kan sudah sering tidak menyadari kehadiranku."
Aku menarik rambut Harry membuatnya mengadu kesakitan. "Sakit Mauve. Oh ya, aku ingin menanyakan sesuatu."
"Tentang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chamomile
Humor[✔ ️| zayn malik & harry styles fanfiction] ❝Aku memohon padamu dengan sangat, kalau kau memang tidak benar-benar menyukai Mauve, jangan membuat Mauve sampai menyukaimu.❞ [publish: jun 2019 - sep 2019] Copyright © 2019 by tychilaude