ㄱㅅ

373 44 21
                                    









Namaku Na Jaemin aku adalah seorang istri dari seorang Mark Lee,kehidupan pernikahan kami awalnya baik-baik saja menurutku.
Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah dengan Mark tampak baik dan dia menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah.
Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.
Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2 kali sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal-hal seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik-baik saja selama 8 tahun pernikahan kami.
Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.
Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya.
Dia memperkenalkan diri, bernama Huang Renjun, temannya Mark saat dulu kuliah.

Renjun tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki.
Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan akan waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat kalimatnya yang ringan dan penuh pesona.
Setiap orang, laki laki maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Renjun tidak pernah kenal dekat dengan Mark selama mereka kuliah dulu,Renjun bercerita Mark sangat pendiam sehingga jarang punya teman yang akrab.
5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka.
Renjun yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mark yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat ingat 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mark, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3 kali.
Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas.
Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya.
Atau termenung memegang ponselnya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Renjun pernah datang pada saat Mark sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mark tidak juga mau aku suapi. Renjun masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
" Hai Nana, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh dasar anak nakal, sini piringnya," lalu dia terus mengajak Mark bercerita sambil menyuapi Mark, tiba tiba saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun.

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku.

Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah.

Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang