Ch.3 - Pertemuan Kembali

176 15 0
                                    

.
.
.
.

[ Yena's POV ]

Esok malam, seperti yang dikatakan Seungkwan sunbae, kami sebagai anggota Bazooka melaksanakan pekerjaan yang diberikan, mengambil kompas kesialan yang terletak di ruang bawah tanah suatu bangunan.

"Sunbae, sudah 5 kali kita bolak-balik tapi pintunya tidak jumpa-jumpa."
   Aku yang tengah kelelahan mulai mengeluh.

Sudah lama kami mengelilingi ruangan itu untuk mencari pintu masuk, namun nihil. Sampai sekarang kami tidak dapat menemukannya.

"Aku sudah melihat peta dan yakin pintunya ada di ruangan ini.. tapi tidak ada tanda-tanda keberadaannya?? Apa kita sudah ditipu Mr. X?" Seungkwan sunbae menerka.

Iya juga sih, jangan-jangan Mr. X menggunakan kami berempat sebagai bahan hiburannya karena gabut??

Kalau itu benar-benar terjadi..

Ini tidak akan bisa dimaafkan.

"Seungkwan sunbae, kita tidak bisa menyimpulkan secepat itu. Coba sini kulihat petanya."
Yujin meminta peta dengan raut serius, tentu saja membuat Seungkwan sunbae memberikan apa yang diminta member termuda.

Kulihat ekspresi serius Ahn Yujin yang berbeda dari biasanya. Anak ini memerhatikan kertas dengan fokus dan teliti.

Dia tidak memandang remeh terhadap tugas. Aku dapat melihat kesungguhan hatinya.

"Eeeeiii begitu rupanyaa~~"

"Yujinnie kamu tahu dimana letak pintunya?" Seungkwan sunbae bertanya.

"Tidak, hehe~"

Astaga Yujin, kutarik pemikiran barusan.

"Tapi sunbae, biarkan aku mencoba cara ini."

Ahn Yujin melangkah mendekati piano yang tersedia di sana, lalu menekan tuts tuts piano tepat setelah menghapal sesuatu dari dalam peta.

Aku merasakan lantai mulai bergeser saat permainan piano berakhir. Lantai ruangan itu menunjukkan sebuah pintu rahasia yang kami cari-cari selama ini.

"Seungkwan, itu pintunya, kan?" Jaebum sunbae yang sedari tadi sibuk memerhatikan kini membuka suara, sementara Seungkwan sunbae hanya memberi anggukan sebagai respon.

"Yujinnie, darimana kamu mengetahui ini padahal di peta itu tidak ada petunjuknya???" Pertanyaan dari pemuda berkelahiran 1998 dijawab Yujin dengan cengiran khas miliknya,

"Di gedung ini hanya ada 7 ruangan, dan diberi nama A, B, C, D, E, F, G. Sementara beberapa ruangan dilingkar dan ada yang diberi angka 2. Mungkin itu salah satu petunjuknya? Aku memainkan huruf yang diberi lingkaran dan memainkannya sebanyak dua kali di saat ada angka 2 nya."

Pada saat-saat seperti ini Yujinlah yang paling bersinar. Ia sangat pandai memecahkan misteri dan menjadi pihak yang selalu menang apabila kami tengah bermain mafia game.

Bisa jadi karena bantuan Yujin, kami dapat menyelesaikan misi dengan mudah.

"Kalau begitu tunggu apalagi? Ayo segera masuk!"

[ 3rd POV ]

Tanpa ragu-ragu, semua anggota Bazooka memasuki pintu rahasia yang tersambung menuju ruang bawah tanah. Mereka tiba dalam hitungan menit karena tidak adanya perangkap atau penjaga yang menghalangi.

"Lihat, itu kompasnya."  Yena menunjuk ke arah kompas yang terpajang rapi dan tertutup dengan kotak transparan.

"Jika semudah ini mengambil kompas kesialan, kita bisa hidup bebas lebih cepat dari yang dikira."

Dengan perlahan, kompas kesialan itu disentuh oleh Jaebum, sebelum benar-benar menggenggamnya.

Tik

Tik

Tik

Tik

Sejauh ini belum ada tanda-tanda kesialan yang menimpa Jaebum. Semuanya pun mulai berpikir...

Apakah kompas ini adalah kompas palsu?!

Maafkan anggota Bazooka yang always netthink ini saudara-saudara.

"Lagipun, kita juga bodoh, semudah itu mempercayai hal yang tidak mungー SEMPAQ GUCCI!! WOY AH!"

"Lepas Kompasnya Sunbae!"

Tepat setelah Jaebum mengambil Kompasnya, kesialan pun mulai terjadi, dimana ada peluru yang hampir menembus kepalanya. Untung saja meleset. Dengan cepat yang paling tua meletakkan kompas kesialan itu kembali pada tempatnya.

"Khukhukhukhu, anak baru, kah? Maaf, kalian para anak muda labil tidak akan bisa mendapatkan kompas semudah itu." Suara serak nan berat terdengar dari belakang, otomatis membuat para anak muda yang dimaksud menoleh kebelakang.

Terlihat sekelompok ninja-- err, sekelompok orang yang umurnya  terlihat seperti sudah 40++ menggunakan pakaian serba hitam.

"Siapa kalian?? Jangan-jangan, kalian ini.."

"Benar sekali! Kami ini adalah.. The Ahjussi!!"

"GAHAHAHAHAHA!!"

Bukan Yena, bukan, Yujin, Seungkwan, maupun JB. Serius, yang ketawa bukan mereka, melainkan salah satu anggota dari the Ahjussi itu sendiri. Receh sekali ya.

"Jeseong oppa, kok ketawa sih?" Salah satu member berbisik agar tidak terdengar.

"Sori.. tapi.. KEHAHAHHAHAHAHHA nama itu masih membuat kotak tertawaku digidaw digidaw e a e o asek asek jos." Balas si pria, masih belum berhenti tertawa.

GEDEBUK!

Lawan bicaranya langsung memukul punggung si pria receh, cukup kuat hingga membuatnya berhenti tertawa. "In character in character woe ah."

"Ekhem.. jadi, anak muda labil, kami akan menghabisi kalian sebelum mengambil kompas itu. Bersiaplah!"

Anggota Bazooka pun mulai mengambil kuda-kuda.

"Hyung,"
    Ini JB yang berbicara.

"Omae wa mou shindeiru." Lanjutnya bersamaan dengan gerakan tiba-tiba dari Bazooka untuk menyerang lawan.

"Nani?!" The Ahjussi terkejut, namun dengan cepat mengambil posisi bertahan.

DUAR!!!!

Baru saja ingin berperang, mereka sudah diganggu dengan suara ledakan keras yang berhasil merobohkan dinding penghalang dan keberadaan dua orang wanita berpakaian serba merah.

Bgm : Really Bad Boy (biar khidmat bacanya)

"Mbak-mbak ku tersayang... KAN BISA LEWAT PINTU?! DINDINGNYA KOK DIJEBOLIN???"
   Seungkwannya ngegas.

Seisi ruangan terkejut melihat dua wanita datang dengan tujuan yang sama seperti mereka, apalagi Jaebum yang dua kali lipat terkejut memerhatikan salah satu wanita disana.

"M-mantan?"

Perempuan yang dipanggil pun memerhatikan JB dengan kaget, tiga kali lipat dari si JB tadi.

"JB.. oppa?"

"HEEEEEEEEEEEEE?!?!?!?!? MANTAN?!?!?"

.
.
.
.

D'MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang