Untuk yang belum baca cerita Desire, monggo baca dulu agar tidak bingung.
$$$
Suzy sangat bersyukur memiliki Jungkook, laki-laki dewasa yang dapat menerima kekurangan dirinya. Lelaki yang secara umur lebih muda darinya, tapi memiliki pemikiran yang sangat dewasa. Ia berpikir keputusan menerima ajakan Jungkook untuk menikah malam itu adalah keputusan yang tepat.
Hari ini, tepat dua bulan setelah kejadian malam itu. Malam yang mungkin tidak akan dilupakan oleh Suzy kecuali kalau wanita itu sudah pikun. Malam dimana ia menerima ajakan Jungkook untuk menikah.
Tepat satu bulan lagi, ia dan Jungkook akan resmi menjadi sepasang suami istri, membayangkannya saja membuat Suzy tersenyum kecil. Rasanya ia sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Akhir-akhir ini mereka-Jungkook dan Suzy- sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya.
Suzy dapat melihat Jungkook yang baru keluar dari mobilnya, memakai pakaian santai yang dimata Suzy membuat lelaki itu semakin tampan. Hari ini mereka berencana untuk melihat gaun pernikahan yang mereka pesan beberapa minggu lalu.
Jungkook memasuki rumah Suzy, ia bisa melihat wanita itu. Ia duduk dengan dress selutut yang membuatnya semakin cantik, membuat Jungkook tersenyum dan di balas oleh wanita itu. Jungkook mendekat dan mencium kening Suzy.
"Sudah siap?" dan di angguki oleh Suzy.
Jinyoung mendelik karena perlakuan Jungkook terhadap kakaknya, bagaimana pun dia belum bisa menerima hubungan keduanya. Karena menurutnya Jungkook itu kekanakan, dan yah ada hal yang tidak ia tahu alasannya kenapa. Mungkin karena dia kenal Jungkook sejak lama, jadi akan aneh kalau Jungkook jadi iparnya nanti. Jinyoung sendiri pun bingung, bukankah kakaknya dekat dengan Kim Namjoon. Kenapa menikah dengan Jeon Jungkook?.
Sedangkan Tn. Bae ia tersenyum bahagia melihat Jungkook dan Suzy. Ia tahu semuanya, lelaki muda itu sudah menceritakan semua sebelum ia meminta untuk menikahi putrinya. Bahkam Jungkook menceritakan perihal kejadian lima tahun lalu yang mana membuat ia merasa gagal sebagai orang tua.
Sejak saat itulah lelaki paruh baya itu memutuskan untuk mempercayakan putrinya pada Jungkook. Karena ia yakin Jungkook mampu menjaga Suzy, tidak sepertinya. Bahkan untuk sekedar bertanya kejadian lima tahun lalu pada putrinya dia tidak sanggup, ia tidak sanggup ketika melihat putrinya kembali terpuruk.
$$$
Setelah berkunjung ke butik tempat pembuatan gaun pernikahan, kini Jungkook dan Suzy berkunjung ke tempat percetakan undangan. Dan akan mendiskusikan kiranya siapa yang akan mereka undang untuk datang ke pernikahannya.Suzy kagum melihat undangan ditangannya, undangan berwarna merah tua dengan ukuran 20 cm x 20 cm. Buku undangan sangat cantik dan elegan. Senyumnya semakin melebar ketika melihat namanya dan nama Jungkook di undangan itu.
"Kau suka?" tanya Jungkook menghampiri Suzy.
"Tentu.. Aku suka" wanita itu tersenyum dan menggandeng tangan Jungkook, mengikuti langkah lelaki itu.
Jungkook menggiring Suzy untuk duduk di kursi, dan memperlihatkan nama-nama yang akan di undang oleh keduanya. Suzy melihat satu persatu, takutnya ada rekan atau saudara yang tidak terdaftar.
"Kim Namjoon?"
Sudah lama Suzy tidak mendengar nama lelaki itu, sejak malam dimana ia di tinggalkan ia belum pernah lagi melihat Namjoon. Suzy tidak pernah membenci Namjoon, tidak ada alasan untuk membeci lelaki itu. Bagaimana pun Namjoon berhak mendapatkan wanita yang sempurna, tidak seperti dirinya. Suzy bersyukur, bila Namjoon tidak meninggalkannya malam itu mungkin ia dan Jungkook tidak akan sampai pada tahap ini. Ini sudah rencana Tuhan.