pt. 12

1.4K 170 14
                                    

Lira sedang duduk-duduk santai diteras sambil memainkan handphone nya. Tangannya benar-benar lincah dalam mengetik.

Tapi tiba-tiba saja, Lira teringat sosok laki-laki asing itu. Laki-laki yang ia jumpai ditoko buku. Laki-laki itu terlihat misterius. Tapi senyumannya juga manis. Dan dia juga...tampan. Wajahnya terlihat blasteran.

Lira menggelengkan kepalanya cepat. Menepis pikirannya.

"Yaampun. Jangan sampai aku menyukai laki-laki asing itu." Gumamnya diteras itu.

Lira baru saja akan terfokus ke layar handphone nya lagi, tapi suara klakson mobil menghentikan kegiatannya.

Lira menatap mobil hitam yang berhenti didepan pagar rumahnya. Lalu ada seorang laki-laki yang keluar bersama seorang perempuan. Perempuan yang tidak lain adalah Bella.

"Kak Bella?" Gumam Lira. Lalu ia beranjak dan pergi menghampiri Bella.

Dilihatnya mata bengkak Bella. Perempuan itu sepertinya habis menangis.

"Kak Bella. Yaampun. Ada apa dengamu?" Lira memegang kedua lengan Bella. Gadis itu sangat khawatir pada kakak sepupunya.

Tapi Bella tidak menjawab. Tatapannya kosong---lurus kedepan. Tapi airmata terus mengalir. Lira dengan cepat menghapus airmata itu.

"Yaampun. Kakak kenapa sih? Membuat khawatir saja." Kata Lira lagi. Tapi tidak disahut oleh Bella.

"Ayah! Ibu!" Teriak Lira memanggil kedua orang tuanya.

Lira mengalihkan pandangannya lagi kearah Bella. Gadis itu benar-benar panik. Lira menangkup wajah Bella dengan lembut.

"Kak Bella. Kau kenapa?" Tanyanya sekali lagi. Tapi tidak disahuti oleh Bella juga.

Hueningkai yang daritadi terpaku melihat Lira, kini membuka suaranya.

"Tadi, ada kejadian disekolah. Dan, kakakmu masih kepikiran dengan kejadian tadi." Ujar Hueningkai memberitahu.

Lira menatap Hueningkai, "Kejadian apa memangnya?"

"Aku tidak bisa menceritakannya. Kejadian itu---menyeramkan." Kata Hueningkai.

Lira sedikit terkejut mendengar kata Menyeramkan. Kejadian apa memangnya? Sampai bisa disebut menyeramkan.

"Lira, ada apa?" Bibi dan Paman Choi yang baru keluar bertanya.

"Ibu, kak Bella seperti orang ketakutan. Aku tidak tau kenapa. Tolong bawa dia masuk." Ujar Lira.

Sifat kekanak-kanakan Lira terkadang bisa berubah menjadi sifat dewasa jika keadaan akan sedarurat ini. Itu sebabnya, jangan terlalu meremehkan orang yang sifatnya kekanak-kanakan.

Paman dan Bibi Choi membawa Lira masuk kedalam. Sementara Lira masih berdiri ditempatnya. Hueningkai juga masih berdiam diri.

"Maaf, ya merepotkanmu karna telah membawa kak Bella pulang." Ujar Lira.

Hueningkai tersenyum, "Tidak masalah. Dia temanku."

Lira juga tersenyum tipis. Hueningkai terpaku ditempatnya.

"Ehm, sepertinya aku mengenalmu." Ujar Lira tiba-tiba. Ia menyipitkan matanya. Mencoba menerka-nerka laki-laki dihadapannya.

"Ah, perkenalkan. Namaku Hueningkai. Aku satu sekolah dengan Bella. Dan aku juga laki-laki yang bertemu denganmu ditoko buku kemarin." Hueningkai mengulurkan tangannya.

Lira membebaskan mata sipitnya saat sudah tau siapa laki-laki didepannya. Ia lalu menjabat tangan Hueningkai.

"Aku Lira. Adik sepupu Kak Bella." Ucapnya.

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang