Keesokan harinya di sekolah, mereka berkumpul di kantin.Dan disana sudah ada Vea dan Valerie yang slalu datang terlalu pagi. Sebenarnya bukan terlalu pagi, emang Aletta, Elora dan Bianca yang ngaret.
Akhirnya Bianca pun datang, dan duduk di samping Valerie, berhadapan dengan Vea.
Dan ya begitu, anak jaman sekarang kalau berkumpul dengan temannya slalu temannya yang di anggurin.
"Sibuk hp-an semua" kata Aletta yang baru saja datang.
Dan respon mereka hanya, menatap kearah Aletta lalu kembali menatap ke ponselnya.
"Hp itu emang benda setan banget ya" ucap Aletta lagi dan tak ada yang mengubrisnya.
Sampai akhirnya Elora datang, sambil memakai earphone di telinga.
"Ehh Ta, coba buka dm gue kirim sesuatu" suruh Vea kepada Aletta.
"Haha anjir, gak lucu bangkek" ucap Aletta namun ia tetap tertawa.
"Bangkek, gak lucu, gak lucu ketawa juga lo njir" kesal Vea dan kini ia teringat kembali dengan kejadian kemarin.
"Woi, gue mau cerita yang kemarin" ucap Vea dan Aletta pun antusias mendengarnya.
"Ohh iya njir, gue juga mau tanya itu tapi lupa" ucap Aletta dan Kini Vea mulai bercerita.
"Jadi gini..."
"Ahh gue lupa, intinya tuh. Si Bianca udah pulang. Tinggal gue sama Valerie, nah posisi kita berdiri tuh pas banget disamping mobilnya. Kita juga gak tahu kalau mobil dia tuh mau mundur, lagian juga dia gak bilang gitu kan, jadinya kita hampir kelindes njir" jelas Vea panjang lebar.
"Dih, ngapain juga dia mundur bilang-bilang ke kalian?" sela Aletta saat Vea menjelaskan.
"Ya kali dia, 'Dek-dek misi, gue mau mundurin mobil' kan gak banget yak" ucap Aletta lalu tertawa.
"Anjir, receh kali. Gak bisa gue Ta" tawa Elora mendengar ucapan receh Aletta.
"Ada benernya juga sih" ucap Valerie lalu Vea kembali bercerita.
"Terus, udah deh gue sama Valerie ngoceh-ngoceh karena kesel. Valerie ngoceh dia gak denger, ehh pas gue ngoceh baru didengerin, pake acara di jawab lagi" jelas Vea lagi.
"Haha tapi ngakak sih sumpah, kenapa gue jadi suka lihat lo sama Karlos ya?" ucapan Aletta mampu membuat Vea kesal.
"Please deh, gue aja gak suka sama gengnya, apalagi orangnya" jawab Vea.
"Iya njir, gengnya ngeselin, tapi kadang ngakak ngelihatnya" ucap Bianca teringat geng Karlos.
Di dalam geng Karlos, terdapat 3 orang lebih, dan semuanya memiliki julukan dari kami. Ngeng, Jambu, Suara, dan Minggir Pantek.
Semua nama-nama tersebut memiliki cerita yang panjang.
Kalau di ceritakan satu persatu, kayaknya butuh waktu lama cerita ini akan selesai.
"Bangsat, gue jadi inget Jambu, kemarin make jambul barunya" tawa Vea dan Aletta pecah dan seisi Kantin melihat ke arah mereka.
"Apalagi si Ngeng, bawa mainan kardusnya itu, dijadiin keledai lagi" tawa mereka lagi.
"Anjir woi, pelan ketawanya" ucap Elora mengingatkan karena kini mereka tengah dilihatin orang Kantin.
"Tau dah, gue mau ke kelas aja, Bye!" pamit Valerie pergi dan diikuti Bianca dan juga Elora.
Sedangkan Aletta dan Vea masih sibuk tertawa sampai mereka tak tahu bahwa kini Valerie,Bianca dan Elora sudah pergi.
"Bangsat ditinggalin kita" ucap Vea masih tetatp tertawa.
Kemudian Aletta dan Vea pun bergegas lari mengejar teman-temannya
"Woi, kok kalian tinggalin kita sih?" tanya Aletta kepada mereka.
"Siapa ya?" tanya Bianca iseng.
"Mak, lo tega ya Bi sama gue, sip gak pubg kita Bi" ancam Aletta pada Bianca.
"Yaudah, lagian kalau gue main juga di kacangin" kesal Bianca ketika ia bermain pubg bersama Aletta.
"Gak di kacangin lho Bi, lo kan tinggal ikutan ngomong aja" ucap Aletta.
"Gak lah, mendingan dengerin kalian ngomong. Seru" jawab Bianca dan kemudian ia tertawa.
"Bentar, kalian lagi ngomongin apaansih?" tanya Vea penasaran.
"Kepo" jawab Aletta dan Bianca bersamaan.
"Ohh gitu ya Bi" ancam Vea kepada Bianca.
"Ohh gitu kenapa Ya?" tanya Bianca pura-pura polos.
"Ahh bangkek lah lo, buruan telat nanti kita" ucap Vea lalu kini mereka pun bergegas jalan menuju ke kelas mereka.
***
Ya kalau kalian lihat, di kelas terdapat dua geng namun kelas tetap kelihatan kompak. Karena kedua geng tersebut memiliki hubungan yang baik-baik.
Saat jam pelajarang sedang kosong semua murid pun bermain bebas di belakang kelas, karena memiliki spasi yang cukup luas.
Aletta, Valerie, Vea, Bianca dan juga Elora sedang berkumpul.
"Ape lo Za" ucap Aletta sinis pada Reza yang sedang menghampiri mereka
"Dih apaan lo, orang gue mau ketemu sama Valerie juga" jawab Reza lalu ia menghampiri Valerie.
"Kenapa Za?" tanya Valerie dan Reza pun langsung memberikan buku yang ia tadi pinjam ke Valerie.
"Modus, tapi cocok sih. Daripada sama Vero" ucap Aletta dan kini Vero menatapnya.
"Diam! Brisik lo" ucap Vero sinis. Vero dan Aletta memiliki hubungan pertemanan yang tidak baik, bukan berantem melainkan tidak suka satu sama lain, tetapi ya sebagai bercandaan.
"Mampus lo Ta" ucap Vea menertawakannya.
"Kena mulu gue" ucap Aletta lalu Reza pun ikut menertawakannya.
"Ngapain lo masih disini? Pergi sana" usir Aletta kepada Reza yang sedaritadi menertawakannya.
"Ehh, gue penasaran deh. Kalian tuh bahas apaansih kalau lagi ngumpul?" tanya Reza penasaran.
Oke mungkin kalian belum mengetahui keseharian apa yang kita lakuin dan kita obrolin.
"Kepo banget sih lo Za, intinya gak ngegosipin lo sih" jawab Aletta.
"Haha, ya gitu. Kita lebih sering gosipin yang ngakak aja" jawab Vea karena mereka juga baru menyadari kalau yang mereka lakukan hanya menertawakan hal-hal lucu.
"Kalau gosipin orang jarang, ya meskipun pernah" jelas Valerie.
"Kata siapa kita gak pernah gosipin Reza, Ta?" tanya Vea lalu kini mereka pun tertawa.
"Anjir, stop lah. Gue jadi gak bisa gak ketawa" jawab Aletta karena kini mereka sedang menertawkan meme yang Vea buat.
Yaitu kombinasi foto Reza yang aib dengan tulisan yang cocok dengan fotonya.
"Bangkek, kalian diam-diam bully gue ya anjir" ucap Reza malah ikutan tertawa.
"Bully-an kita sebatas bikin meme, gak sarkas kok" tawa Aletta dan Vea.
Valeria dan Bianca pun ikutan tertawa tapi tak seheboh mereka. Sedangkan Elora? Kegiatan nya di kelas hanya tidur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROSIS [Completed]
Teen Fiction#2 Ervan [23-02-19] #1 Ervan [26-06-19] Aletta dan ke-empat temannya sedang dalam masa beranjak dewasanya. Masing - masing dari mereka menyukai abang kelasnya kecuali Elora. Hanya dia seorang lah yang tidak tertarik dengan lawan jenisnya, bahkan ia...