"Kau tak bisa tinggal disini terus menerus Arthit." Kata Bright yang datang menemui Arthit bersama ibu peri. Bagaimana Bright dan ibu peri datang ? Yuk kita lihat flashbacknya.
Flashback On..
"Kita tak bisa membiarkan Arthit mengacaukan cerita legenda seperti ini. Kata Headmaster yang melihat perjalanan cerita di bola kaca bersama Bright dan ibu peri. " Bright, kau kutugaskan untuk membawa Arthit kembali, ia harus di hukum."
"Apa kita akan menjemput Arthit ? Tanya Bright dan Headmaster mengangguk.
"Bagaimana caranya ?" Bright tak tahu bagaimana Arthit bisa tersedot kedalam bola kaca, bagaimana ia bisa masuk ke dalam bola kaca jika tak tahu caranya.
"Ibu peri ada disini."
"Ibu peri bisa sihir ?" Seketika Bright mendapat pukulan dari Headmaster.
"Namanya ibu peri pasti bisa sihir bodoh!"
"Aku tak pernah melakukannya, tapi akan ku coba." Ibu peri bersiap dengan tongkat sihir bintangnya. " mendekatlah.." Bright berjalan dan tiba di samping ibu peri.
Setelah mengucapkan beberapa kata dan PLOP.. mereka berdua menghilang.
"Argh...."
"Aduh...."
Mereka jatuh tepat di depan Arthit yang sedang mencari rumah Cinderlela.
Flashback off
"Aku tahu tapi..." kata Arthit ragu, ia paham 100% maksud perkataan Bright. Dia bukan bagian dari dunia ini. Dia juga sudah mengacaukan cerita inti dari cerita Cinderlela. Tapi kemarin melihat wajah pangeran Kongpop yang kecewa dan marah padanya, membuat perasaanya tak enak.
"Jangan bilang kau jatuh cinta sama Cinderlela ?" Tuduh Bright dan segerah di sanggah oleh Arthit.
"Lalu apa ?" Arthit terdiam.
"Jatuh cinta pada pangeran ?" Ibu peri menimpali. Bright tertawa terbahak-bahak, katanya tak mungkin. Namun setelah melihat wajah Arthit yang kesusahan dan memerah, ia menjadi jelas segala sesuatunya.
"Serius?" Tanya Bright heran. "Cinderlela lebih cantik daripada pangeran."
"Bukan itu intinya Bright.." kata Arthit kesal.
"Ok.. ok.. jadi kau tak rela pulang karena ingin bersama pangeran. Arthit.. kau tahu kau dan dia beda dunia, cepat atau lambat kau akan kembali. Dia milik Cinderlela, dan kau tahu itu."
"Aku tahu... aku tahu... tapi..." Arthit mulai menangis dan membuat Bright terkejut setengah mati. Arthit yang super galak itu menangis. Benar-benar menangis bukan bohongan. Sepertinya ia memang benar-benar cinta pada pangeran.
Bright maju memeluk Arthit, ia mengerti perasaan itu. Ia sudah menonton cerita Romeo dan Juliet yang di pisahkan oleh keluarga masing-masing. Arthit menangis terus menerus, melepaskan kerisauan hatinya. Hanya ada Bright, makhluk yang sama dari dunianya.
"Lalu kau sedang apa keluar istana ?" Tanya Bright setelah tangis Arthit mereda.
"Mencari rumah Cinderlela..."
"Kenapa ?"
"Raja sudah mengumumkan pernikahan pangeran tanggal 1 bulan depan. Dan pasangannya adalah aku bukan Cinderlela. Ini salah. Cerita ini menjadi salah."
"Jadi kau mencari Cinderlela untuk di nikahkan dengan pangeran." Arthit mengangguk walau berat.
"Itu sudah benar." Ibu peri membenarkan tindakan Arthit yang mencari Cinderlela.
"Bagaimana dengan pangeran ?" Tanya Bright.
"Ada aku. Aku akan menghapus memory Cinderlela dan pangeran tentang Arthit. Dan cerita ini akan kembali ke sedia kala."
"Benarkah ?" Tanya Arthit sedikit berharap dan banyak kecewa. Ia tak akan ada lagi di dalam kenangan pangeran.
"Aku rasa aku bisa." Jawab ibu peri.
"Tapi..."
"Tapi apa ?" Tanya Arthit dan ibu peri berbarengan.
"Bagaimana perasaan Cinderlela dan pangeran ? Apa mereka saling cinta ?"
"Di dongeng mereka saling jatuh cinta Bright.." kata Arthit.
"Apa seharusnya begitu ?" Tanya ibu peri dan Arthit mengangguk mengiyakan namun Bright membantahnya.
"Itu dulu Arthit, sebelum kau masuk ke dalam cerita ini. Mungkin perasaan Cinderlela tetap sama, tapi bagaimana perasaan pangeran setelah berinteraksi denganmu ? Lagipula kenapa pangeran memilih menikahimu dibanding Cinderlela ?"
"Itu..." Arthit menghela nafas." Itu karena pangeran tak mau dijodohkan setelah pesta dansa waktu itu. Makanya ia mengajakku berpura-pura menjadi tunanganya dan sekarang semua di luar kendali, Raja mengumumkan tanggal pernikahan. Aku tak bisa bekerjasama lagi dengannya." Jelas Arthit.
"Omong kosong! Kau itu bodoh apa tak punya otak!" Bright memarahi Arthit.
"Hei! Kenapa kau memarahiku!" Arthit tak terima dimarahi oleh Bright. Yang ia katakan itu kenyatan. Tak ada yang dikurangin atau dilebih-lebihkan.
"Kau pikir dia itu siapa ? Dia itu pangeran yang akan menjadi raja nantinya. Bagaimana mungkin dia mau pura-pura bertunangan denganmu bahkan ingin menikah hanya dengan satu alasan konyol, jika tak ada maksud tertentu. Seorang raja harus menjadi contoh yang benar untuk rakyatnya. Perilakunya merupakan cerminan untuk bagaimana ia memimpin kerajaan ini nantinya. Pikirkan itu dengan otak udangmu!"
Jika seperti itu, apa pangeran mempunyai maksud tertentu terhadapnya ? Jika begitu, bagaimana nasib Cinderlela.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Arthit dengan nada lemah. Jika begini ia tak tahu berbuat apa, di satu sisi ia memikirkan nasib cerita inu tapi di sisi lain ia bahagia jika pangeran mempunyai maksud terhadapnya.
"Hanya ada satu cara."
"Apa itu ?" Tanya Arthit dan ibu peri bersama. Bright memperhatikan keduanya lalu mengeleng berat. Benar-benar otak udang.
"Kita tanya langsung pada pangeran."
"APA???"
30 July 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
14. STORY KEEPER ( BAHASA )
FanfictionKetika Arthit seorang penjaga cerita yang jatuh cinta pada tokoh cerita yang di jaganya. Ketika Arthit ingin sekali menyeret pemeran wanita utama keluar dan mengantikannya. Namun hal itu tidak mungkin terjadi. Arthit tahu itu. Cintanya hanya bisa...