Jungkook melangkahkan kakinya di bandara yang terdengar begitu bising dengan suara riuh penumpang, decitan roda pesawat, bahkan sura deru pesawar yang mengudara. Ia menundukan kepalanya dengan sosok Kim yang kini berada dihadapannya dengan jemari yang digenggam begitu erat.
Taehyung menghentikan langkahnya dan berbalik ketika merasa bahwa jemari yang digenggamnya kini terasa begitu dingin dan sedikit lembab karena berkeringat. Ia menatap Jungkook yang kini sedikit mendongak dengan topi yang sedikit menutupi wajahnya.
"Ingin kembali ke Tromso?" ucap Taehyung yang sukses membuat Jungkook membulatkan matanya, seolah ia ingin mengatakan 'iya' namun ada sesuatu lain yang menahannya.
"Tidak, hyung" ucap Jungkook begitu pelan, memperlihatkan bahwa dirinya sedikit ragu dengan jawaban itu
"Tenanglah—Aku ada bersamamu" ucap Taehyung yang kemudian menarik Jungkook kedalam pelukannya yang hangat, menyembunyikan wajah sendu itu pada dada bidangnya.
Jungkook melingkarkan lengannya pada pinggang Taehyng, mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma yang begitu menenangkan hati dan pikirannya. Ia memejamkan matanya, merasa bahwa Korea bukanlah negara yang aman.
Jungkook meremas jaket yang dikenakan oleh Taehyung, ketika dirinya terus mendengar teriakan aneh, tangisan anak kecil yang ketakutan, bahkan suara desahan yang begitu menjijikan ketika hari belum gelap.
"Kota ini menyeramkan" gumam Jungkook yang membuat Taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap surai itu begitu lembut, mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Jungkook.
"Tenanglah—" ucap Taehyung yang kemudian melepaskan pelukan itu dan memasangkan airpods pada telinga Jungkook.
Jungkook memejamkan matanya dengan helaan nafasnya yang cukup panjang ketika suara menyeramkan itu seolah teredam oleh musik yang mengalun dan memanjakan telinganya.
Ia kemudian tersenyum tipis, membuat Taehyung tertawa kecil dan kembali melangkahkan kakinya bersama Jungkook yang kini tengah menatap setiap sudut bandara itu dengan matanya yang berbinar.
Namjoon telah pergi lebih dulu karena dirinya harus melakukan hal lain, menghancurkan perusahaan Tuan Jisub bagaimanapun caranya. Setelah ia mendengar cerita yang cukup panjang dari Kim Taehyung, entah apapun alasannya Namjoon merasa bahwa dirinya harus melakukan apapun untuk menghancurkan Jisub.
Jungkook melirik pada Taehyung yang kini tengah mencari arah jalan keluar, mengingat pria itu bahkan tak pernah melakukan perjalanan dengan pesawat komersil biasa. Jungkook tertawa kecil dan menatap pada jendela besar yang memperlihatkan hamparan landasan yang cukup luas.
"Hyung? Aku tak mendengar suara Jimin-hyung—Apa dia sudah pergi ke Tromso?" ucap Jungkook yang membuat Taehyung melirik dengan menautkan sebelah alisnya merasakan bahwa ketidakmungkinan adalah Jimin bergerak cepat pergi menemui orang lain.
"Ku pikir dia akan menolak" ucap Taehyung yang berhenti melangkahkan kakinya dan meraih ponsel dari saku longcoat-nya untuk menghubungi sahabatnya, namun ia kembali mengerutkan keningnya ketika ponsel itu dinyatakan tidak aktif oleh operator.
"Ku rasa—dia benar- benar pergi ke Tromso" gumam Taehyung.
.
.
Seokjin terdiam disebuah ruangan pekerjaan yang terlihat sederhana dengan aroma antiseptik yang terasa begitu menyengat, namun ia cukup menyukainya. Ia memijit pelipisnya sembari menatap berkas dari hasil pemeriksaan Min Yoongi, 20 tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...