[1] there are two persons here

2K 145 44
                                    

"Jangan menunda pekerjaan karena nanti keburu nggak niat!"
- Pitik, 2017

Iya, aku tidak akan menunda plot ini karena alurnya sudah kupikirkan sampai end.

(´・ω・')

Enjoy reading!!

.

.

.

Hiruk pikuk malam di pelabuhan Yokohama menutupi bisnis gelap yang terjadi di tengah-tengahnya. Malam ini adalah transaksi terakhir bagi para pelaku, barusan sebuah pernyataan yang ingin Sakunosuke Oda pastikan. Ia bersama pasukannya sedang menyusup ke sebuah gedung. Dirinya sendiri duduk di bangku panjang, di bawah jendela. Seorang anak buah berpakaian formal melangkah masuk, melakukan peran sebagai pembeli palsu.

Tempat di mana mereka beroperasi saat ini adalah gudang penjualan manusia. Sebuah fenomena pelik yang sangat disayangkan Oda. Pria itu merapatkan topinya dan ikut masuk, memperhatikan anak buahnya lebih dekat. Parasnya tampak jauh lebih muda. Lelaki itu tersenyum ramah pada sekumpulan orang yang duduk mengelilingi meja.

“Apa kalian memiliki wanita cantik?”

Pria di sebelah anak buahnya terkekeh pelan sambil melemparkan kartu sembilan hati. Ia tersenyum girang dan menarik uang taruhan ke sisinya.

“Sangat banyak hingga kau bingung untuk memilihnya,” balas pria itu.

Lelaki itu merebut sebuah kartu dari tangan lawan dan menaruhnya di atas meja, membuat pria barusan tersudut.

“Kau harus menunjukkan mereka padaku, paman. Aku butuh seseorang untuk menemaniku bermain,” gerutunya dengan tampang polos.

Si pria melemparkan semua kartunya ke atas meja, “Sepertinya permainan ini harus kita tunda. Aku memiliki pelanggan yang tidak sabaran.” Ia beranjak dari sana dan membiarkan lelaki barusan mengekor di belakang.

Surai brunettenya berkibar saat pria itu membuka sebuah pintu. Udara laut membuat gudang itu terasa amat dingin. Ada sebuah jendela di sebelahnya. Sekilas lelaki itu melongok ke dalam, menemukan sepasang azure menatapnya terkejut.

“Wanita seperti apa yang kau inginkan?” tanya pria itu, membuat si lelaki mengalihkan pandangannya.

“Seseorang yang bisa kuajak bunuh diri bersama,” jawabnya dengan nada tak berdosa.

Sementara itu si pria menatapnya aneh, “Itu permintaan yang sangat unik.” Langkahnya berhenti di tengah jalan. Ia berbalik dan memicing ke belakang laki-laki itu.

“Sayangnya kami tidak sesuatu seperti itu,” ucap pria itu seraya memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

Kedua pupil si lelaki brunette melebar. Sekujur tubuhnya menegang ketika mengetahui apa yang baru saja pria itu sadari. Pemimpin operasinya sedang mengikuti di belakang dan langkahnya tertangkap basah.

“Aku tidak menyangka polisi akan cepat menemukan markas kami,” kata-kata itu diikuti suara ledakan keras dari belakang tubuh si lelaki.

Ia sontak menoleh ke belakang, menemukan dinding koridor yang telah mereka lewati hancur.

“Sebaiknya kau kabur sebelum bom lainnya meledak,” kata-kata itu terlontar sebelum si pria melenggang pergi. Sayangnya tertahan karena sebilah pisau mengancam lehernya.

“Misi utamaku adalah menutup bisnismu. Tapi aku menyayangkan wanita-wanita cantik yang masih berada di dalam sini,” bisiknya, “Di mana kau menyimpan mereka?”

[√] kyrie eleison | soukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang