Malam datang dengan membawa aroma khas. Seorang wanita menuruni tangga sub way selepas menyelesaikan pekerjaan lemburnya di kantor tempat dia bekerja. Memang sebenarnya bukanlah hal yang biasa dia lakukan, pulang hingga larut malam sendirian seperti hari ini. Namun, upah extra yang ditawarkan kepadanya cukup menggiurkan karena dirinya memiliki rencana untuk membeli sebuah tas hermes terbaru yang sedang dipasarkan di musim dingin kala itu.
Wanita itu menapaki tangga subway dengan tenang, sembari membayangkan tas modis yang akan di belinya minggu depan dengan gaji lembur itu. Hanya suara langkah kaki dari sepatu haknya saja yang terdengar kala itu. Singkat cerita dia telah sampai pada peron tempat dia harus menunggu keretanya datang. Keadaan teramat sangat sepi. Memang saat itu sudah lewat jam tengah malam. Namun dia tak sendirian. Beberapa meter dari tempat dia berdiri, ada seorang wanita tua yang tampak lusuh sedang bergumam tak karuan.
“21… 21… 21…. 21…..” gumam wanita tua tersebut terdengar lekat memecah kesunyian dan sedikit menggema di lorong peron subway tersebut.
Si Wanita mengernyitkan dahi, tampak ekspresi bingung di wajahnya tentang wanita itu. Namun dia akhirnya beranggapan bahwa wanita tua itu adalah orang gelandangan yang gila. Melihat pakaiannya yang lusuh dan tingkahnya yang aneh seperti orang stress dan tak waras.Wanita tersebut memutuskan untuk mendekatinya
Masih menunggu kereta bawah tanah yang akan dinaiki olehnya. Ternyata suara-suara berisik menghitung angka 21 yang tak berubah-ubah oleh wanita tua tersebut membuat sang wanita terusik. Sebenarnya dia ingin mengacuhkan wanita tua tersebut. Tetapi apa daya, rasa penasaran yang menyeruak di pikiran sang wanita sudah mendidih tak karuan. Dia kemudian mendekat kepada wanita tua tersebut dan menghampirinya.
“Ibu sedang menghitung apa?” dia bertanya kepada wanita tua tersebut.
Tanpa menggubris pertanyaan yang diajukan kepadanya, si wanita tua terus melanjutkan menghitung dan bergumam seperti sebelumnya “21… 21… 21… 21…” tanpa berhenti. Jelas sang wanita tersebut bingung dan kemudian melayangkan pandangannya di sekitar wanita tua tersebut, mencari-cari sebenarnya apa sih yang sedang dia hitung dan mengapa angka yang diucapkan selalu sama, yaitu 21.Saat wanita itu sedang mencari tahu tentang apa yang dihitung oleh wanita tua itu. Terdengar suara kencang yang berasal dari kejauhan. Sebuah kereta ternyata datang melaju dengan kecepatan tinggi melewati stasiun tersebut.
Wanita tua yang bergumam angka 21 terus menerus ini secara tiba-tiba menerjang dan mendorong wanita yang berada di hadapannya tersebut ke arah rel kereta api.
“AAaaaah… Tidaaak!!” teriak sang wanita memekik kencang, namun nahas. Kereta yang tengah lewat di peron subway tersebut menyambar tubuh wanita tersebut dan mengkoyaknya sampai berkeping.
Cipratan darah segar dari seonggok tubuh limpung wanita tersebut memenuhi beberapa bagian peron. Badan wanita itu bersimbah darah dan tergeletak sekarat menggigil dengan sisa-sisa nafas terakhirnya. Matanya terbelalak memandang ke arah dimana wanita tua yang mendorongnya tadi. Mencoba untuk mengutuk dan mencerca. Namun hanya suara dera nafas memburu yang semakin lemah hingga akhirnya berhenti yang terdengar.***
Seolah tak terjadi apa-apa dan ekspresi datar, wanita tua itu kembali duduk di tempatnya yang semula. Dia kemudian menghela nafas menyerana dan mulai menghitung kambali.
22...22....22....22
KAMU SEDANG MEMBACA
√Riddle + Horror Story
Bí ẩn / Giật gânIni adalah kumpulan cerita-cerita yang memiliki maksud tersembunyi di dalamnya. Jadi ayo baca dan pecahkan misterinya! Dijamin gak nyesel baca! ada cerita serem juga lohh.... Selamat membaca... ;) - Aozora P