Hoseok terdiam dengan rahangnya yang mengeras pada sebuah ruangan yang cukup hangat, dirinya masih mencoba mencerna dengan apa yang didengarnya. Ia mengepalkan jemarinya ketika dirinya mulai mempercayai apa yang terjadi.
Namjoon memilih tempat hangat karena tak ingin mengambil resiko jika pria tua itu mati kedinginan dengan tubuhnya yang terikat. Ia memilih biscuit dihadapannya karena merasa sedikit lapar, dengan atensi yang tak teralihkan dari Tuan Yoo.
"Dimana video operasi Min Yoongi?" ucap Namjoon sembari memakan biskuti yang terasa cukup manis itu. Tubuh Tuan Yoo bergetar memperlihatkan bahwa dirinya ketakutan.
Hoseok menghela nafasnya dan melangkahkan kakinya mendekat pada Tuan Yoo, hingga kakinya kini ia arahkan pada bahu pria tua itu dan menekannya hingga menyentuh dinding yang mungkin terasa dingin.
"Katakanlah padaku, sialan" ucap Hoseok yang mulai merasa jengah dengan matanya yang memerah, memperlihatkan bahwa dirinya kini tengah berusaha mengatur emosinya yang telah berada di puncak.
Tuan Yoo tetap bungkam dan hanya suara ringisan yang terdengar dari bilah bibirnya. Hal itu membuat Hoseok semakin menekah bahu itu menggunakan kakinya, seolah ia bersiap untuk mematahkannya.
Namjoon cukup tersentak karena pertama kalinya ia melihat Hoseok melakukan hal kejam pada orang lain. Ia kemudian melangkahkan kakinya mendekat semakin membuat Tuan Yoo gemetar ketakutan.
"Kau ingin keluarga Park atau adikku yang bermain denganmu, Waryeong-ssi?" ucap Namjoon yang kini menekuk lututnya dihadapan Waryeong.
Namun, pria tua itu masih tetap bungkam. Hal itu membuat Hoseok menggeser telapak kakinya mengenai leher Tuan Yoo dan menekannya sedikit demi sedikit hingga pria itu kehilangan nafasnya.
"Jika kau tak ingin bicara, maka aku akan membuatmu tak bisa lagi bicara selamanya" ucap Hoseok yang semakin menekan leher itu.
"Pemakaman—Jeon—Jungkook"
BUK
BUK
Hoseok tersentak mendengar pernyataan itu, hingga dirinya menendang wajah Tuan Yoo berkali- kali hingga wajah itu terlihat memerah dan berdarah. Namjoon memundurkan langkahnya, ketika dirinya tak berani melakukan hal itu pada pria tua.Hoseok menekuk lututnya dan ia menarik kerah piyama Tuan Yoo dengan tatapannya yang begitu tajam. Ia kembali mendorong Tuan Yoo hingga punggunya itu mengenai dinding membuat Tuan Yoo meringis kesakita.
"Kau membunuh Min Yoongi? Anak dari Min In Seong?!" ucap Hoseok yang kembali menggeram marah, memastikan bahwa apa yang dicernanya tidaklah salah. Air mata itu menetes, membuat Namjoon tersentak dan mendekat pada Hoseok.
"Yak. Aku bertemu dengannya di Tromso! Sialan" ucap Hoseok yang kemudian melepaskan cengkramannya itu. Namjoon tersentak dan segera melirik pada Hoseok seolah ia membutuhkan penjelasan mengenai perkataan itu.
Hoseok bangkit dan kembali menendang dada Tuan Yoo. Hal itu membuat Namjoon segera menarik Hoseok, takut pria tua itu mati karena Hoseok. Hoseok berontak dan melepaskan cengkraman Namjoon.
"Apa maksudmu?" ucap Namjoon yang kini menatap Hoseok.
"Hal yang sama dengan Jungkook—dan kau tahu? Dia juga orang yang memberikan keterangan palsu mengenai otopsi Jungkook dipengadilan" ucap Hoseok yang kini mengusap wajahnya dengan gusar dan kembali melangkah. Namjoon kembali tersentak bahwa ingatannya mengenai hal itu tidaklah salah.
"Kau—tunggulah jemputan yang sebenarnya" ucap Hoseok pada Waryeong yang kemudian melangkahkan kakinya pergi. Hal itu membuat Namjoon segera mengikuti Hoseok dengan raut wajah yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romansa[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...