SWEET HONEY Part 16

3.1K 232 32
                                    

"Kalian bisa, kan, ngasih Mama cucu secepatnya kalau sudah nikah nanti?"

Kata-kata yang diucapkan Mama Reymond saat pertemuan terakhir itu masih saja terus terngiang di telinga Hani. Terlebih saat malam-malam menjelang tidur seperti ini. Membuat gadis dengan tubuh mungil itu belingsatan tak keruan.

"Kami ini sudah tua, Nak. Mama Papa pengen banget segera nimang cucu sebelum dipanggil Yang Maha Kuasa."

Bayangan Papa Reymond saat mengatakan hal itu juga terus menghantui pikirannya. Raut wajah yang serius dan memelas membuat gadis yang tak tegaan itu menjadi terenyuh.

Terlebih, saat Reymond mengatakan padanya ketika mengantar pulang.

"Aku pengen berubah, Han. Aku pengen jadi manusia yang bener. Seenggaknya, aku pengen bahagiain orangtuaku dengan menikahi gadis salihah. Mereka sempat kecewa ketika mendengar desas-desus bahwa anak satu-satunya ini jadi playboy. Entah dari mana mereka bisa dapet kabar itu."

Hani masih saja gelisah ketika wajah pria yang akhir-akhir ini duduk di kursi roda itu juga berkelebat di pikirannya. Pria yang terlihat galak itu sebenarnya telah mencuri perhatian Hani. Entah sebatas iba atau rasa lain, gadis itu belum mengerti.

Drrt! Drrt!

Ponsel yang tadi siang baru saja diberikan oleh Reymond tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan whatsapp masuk. Siapa lagi kalau bukan dari pria yang telah mencuri ciuman pertamanya. Hani membuka pesan itu.

'Han, aku nggak bisa tidur. Kepikiran kamu.'

'Nggak usah gombal, Tuan. Kita ini cuma mau nikah bohongan. Jangan bersikap seolah-olah kita ini pasangan beneran.'

'Hahaha ... oke, deh. Belum ngantuk? Kita ngobrol dulu, ya!'

'Saya ngantuk, Tuan. Selamat malam.'

Usai mengirim pesan terakhir, Hani segera mematikan ponsel tersebut lalu meletakkannya ke meja di samping ranjang.

Ia menarik kedua kaki ke depan dada dan memeluknya. Dagu lancip itu menempel pada lutut. Senyum pria itu kembali menyapa. Meski berada dalam satu atap, ia merasa sangat jauh. Padahal sesungguhnya, ada getar saat mereka bersama. Entah sejak kapan, tapi yang jelas, detik ini Hani merasakan hal yang membuatnya selalu mendamba. Awalnya hanya iba, tapi selanjutnya menjadi cinta.
________

Sementara itu, pria yang dipikirkan Hani, juga tak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya kalut. Bukan karena email dari Indah yang diterimanya tadi sore, tapi tentang gadis yang tinggal serumah dengannya.

Gadis itu, telah dengan jelas menyatakan akan menikah dengan pria yang dibencinya. Saat mendengar hal tersebut, hati Galang terasa nyeri yang teramat dalam. Seperti luka menganga yang ditabur garam, perih bukan main. Pria itu tak mengerti, kenapa ia merasa sesakit itu. Tak bisa membedakan apakah itu karena Reymond adalah penyebab hancur rumah tangganya, atau karena tak rela Hani dimiliki orang lain. Bimbang. Kalut. Galau.

Diambilnya ponsel yang tempo hari ia banting dari laci. Kepingan-kepingan itu terbungkus plastik bening. Galang menatapnya. Dalam hati, ia merutuki tingkah konyolnya sendiri. Membanting ponsel milik Hani usai membaca pesan whatsapp yang dikirim oleh Reymond.

"Konyol!" desisnya.

Dilemparnya benda itu kembali ke laci, lalu menguncinya rapat. Seperti hatinya, yang coba ia tutup rapat.
________

Hari demi hari waktu berjalan. Keadaan masih sama. Hani dan Galang masih saling diam. Hanya berinteraksi seperlunya. Meski Dedi terus saja mendekatkan mereka, tapi seperti tak berguna. Tembok yang terlanjur di bangun antara keduanya sudah terlalu tinggi. Hingga tiba suatu hari, di sore yang mendung, gadis itu menemui sang majikan.

Sweet Honey (COMPLETED √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang