3

881 158 41
                                    

Untuk yang belum baca Desire, atau pun lupa cerita Desire bisa dibaca ya cerita Desire. Hehe

--+++--

Kejadian kemarin masih memenuhi isi kepala Taehyung, bahkan luka di wajahnya pun belum kering. Seharusnya hari ini Namjoon pulang, yang berarti ia akan bertemu dengan kakaknya setelah baku hantam di rumah sakit. Ia belum bertemu lagi dengan Namjoon sejak saat itu. Ia pun enggan menjelaskan lebih lanjut, meskipun demikian ibunya terus bertanya tentang masalah itu. Untung Tn. Kim tidak tahu, jika sampai tahu mereka dalam masalah besar.

Sejak kepulangan dari rumah sakit kemarin, Taehyung belum keluar kamar. Ia masih mengurung diri di kamarnya, bahkan ia belum menemui Ayahnya sejak kepulangan dari Jepang.

Taehyung bangkit dari kasur, lalu berjalan ke arah ruang kerjanya. Ia ingin menyibukkan diri, melupakan sejenak kejadian kemarin. Matanya tertuju pada amplop coklat berukuran sedang di atas meja kerjanya, perlahan ia membuka isinya. Bae Suzy. Taehyung tersenyum kecil, ia memasukkannya kembali dan berniat membuangnya ke tempat sampah. Rasanya tidak ada gunanya lagi mengorek informasi tentang wanita itu, pikirnya.

Pikiran dan tingkahnya tidak sejalan, ia membuka kembali amplop tersebut. Membaca kata demi kata, sesekali ia tersenyum kecil kala melihat foto wanita itu saat masih kanak-kanak.

Informasi yang Taehyung terima mengenai Suzy sangat lengkap. Mulai dari foto saat wanita itu berumur lima tahun, sampai riwayat hidup wanita itu ada semua. Harus Taehyung akui, kerja Jimin memang tidak perlu di ragukan. Meski pun ia tahu bukan lelaki itu yang mencari informasi ini.

Taehyung membaca riwayat dari wanita itu, sampai matanya memicing ketika mendapati hal yang ganjal. Lima tahun yang lalu wanita itu mendatangi salah satu klinik, dan wanita itu dinyatakan keguguran. Taehyung mulai merasa tidak tenang, ia terus membaca informasi pada halaman itu. Dengan gesit ia melihat tanggal dan bulan kejadian. Matanya membulat sempurna, tahun itu tepat saat Suzy berumur sembilan belas tahun, yang berarti saat ia berumur tujuh belas tahun. Ia masih ingat betul, ia meniduri wanita itu lima tahun yang lalu. Tepat pada ulang tahun dirinya yang ke tujuh belas tahun.

Taehyung melihat lagi tanggal dan bulan saat dinyatakan Suzy keguguran, tanggal tersebut tepat dua bulan setelah Taehyung berulang tahun. Wajahnya mengeras seketika, ia menggeleng kecil. Matanya memanas, tanpa sadar air matanya turun membasahi kedua pipinya. Jika pengakuan Namjoon kemarin membuat hatinya hancur, maka fakta kali ini membuat hatinya berkali-kali lebih hancur. Ia sangat yakin, jabang bayi itu adalah darah dagingnya.

Taehyung terkulai lemas di kursi tempat kerjanya, seolah ribuan pisau sedang mengiris hatinya. Bagaimana bisa dia baru tahu hal ini, bahkan ia baru mengetahui setelah kepergian jabang bayinya lima tahun berlalu. Taehyung sangat terpukul, ia meremas dadanya dan menangis terisak.

"Maafkan Ayah.."






$$$
Kurang dari tiga minggu lagi, pernikahan Suzy dan Jungkook akan dilaksanakan. Hari ini, hari pertama Suzy mengambil cuti. Setelah menikah nanti, wanita itu memutuskan untuk mengurus rumah dan suaminya saja. Sedangkan urusan kantor akan ia serahkan pada Jinyoung sepenuhnya. Ayahnya sudah setuju akan hal itu, pun dengan calon suaminya. Jungkook. Itu juga usul lelaki itu.

Suzy sedang berkemas, ia memasukkan barang-barang pribadinya pada kotak besar. Sebelum hari pernikahannya, Suzy dan Jungkook sepakat untuk memindahkan barang milik keduanya ke rumah mereka. Sehingga setelah hari tersebut, mereka bisa langsung mendiaminya.

Tn. Bae mendekati putrinya, membantu kiranya apa yang ia bisa. "Rumah ini akan sepi tanpamu."

Suzy tersenyum kecil menanggapi ayahnya, "masih ada Jinyoung appa.."

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang