Prolog

77 12 6
                                    


Bel pulang sekolah sudah berbunyi dengan cepat Ana merapikan semua alat tulisnya. Dengan langkah lebar Ana meninggalkan kelas, takut Dion mengikutinya.

Belum sampai pintu kelas Ana dipanggil oleh sahabatnya, Lisa. Tanpa basa basi Ana menarik tangan Lisa untuk mengikutinya.

Mereka berlari di lorong sekolah "Ana kita mau kemana? Kamu gak mau nungguin Dion dulu?" Tanya Lisa dengan wajah heran.

Mata Ana berkedip lucu "Sekarang anak basket lagi latihan, ayo kita liat roti sobeknya" jawab Ana lugu.

Mereka sampai di lapangan dan disana anak basket yang terkenal ketampanan dan keatletisan tubuh mereka sedang latihan.

Lisa menarik-narik baju kemeja Ana, meminta perhatiaan Ana yang sudah fokus terhadap keringat anak basket "Ana, ayo kita pergi dari sini, nanti Dion marah kalau tau kamu ada disini" bujuk Lisa agar Ana mau meninggalkan lapangan outdoor itu.

Lisa tidak mau melihat wajah marah Dion lagi, iya lagi karena ini bukan pertama kali nya Ana membuat masalah yang membuat Dion marah. Melihat Dion marah itu sangat menakutkan untuknya, tetapi kenapa Ana tidak ada hentinya mencari masalah dengan Dion. Batin Lisa pasrah.

Tiba-tiba Ana berdiri dari bangku yang mereka duduki " KAPAN BUKA BAJU, ANA MAU LIAT ROTI SOBEK !" teriak Ana tanpa tau malu dengan melototi para pemain basket. Seketika semua yang ada di daerah lapangan outdoor itu menengok ke Ana.

Lisa yang akan mempekirakan akan terjadi bencana pada sahabatnya itu hanya bisa pasrah. Pasrah akan kebodohan hakiki yang dimiliki sahabatnya itu.

Tiba-tiba Lisa merasakan semua bulu yang ada ditubuhnya seketika merinding. Lisa merasakan ada aura hitam yang tersebar di area lapangan outdoor itu. Dengan tubuh bergetar, jantung berdebar dengan hebat membuat Lisa memutar kepalanya kebelakang.

Dan benar saja disana ada iblis, eh maksudnya Dion batin Lisa dengan keringat bercucuran.

Sang tersangka yang membuat Dion mengeluarkan aura hitam tanpak tidak menyadarinya. Ana malah asik melotot dengan senyum mesum yang mengarah pada pemain basket.

Ana dengan semangat terus berteriak "BUKA BAJU SEKALIAN CELANANYA JUGA" setelah berteriak Ana merasakan keanehan di area lapangan itu. Hening, tidak ada yang bersuara. Mereka bahkan melihat Ana, setelah Ana memperhatikan mereka dengan teliti ternyata mereka tidak melihat Ana melainkan belakang Ana.

Detik itu juga bulu leher Ana berdiri, dan Ana merasakan punggungnya akan bolong. Tiba-tiba ada yang berbisik di telinga Ana dari belakang "Apa roti sobekku belum cukup Keana sayang" kata itu diucapkan dengan pelan tapi Ana tau ada penekanan disetiap katanya.

Dengan pelan Ana memutar badannya kebelakang hingga sekarang Ana berhadapan dengan malaikat yang memiliki tanduk dan taring dikepalanya yang tidak bisa dilihatnya itu. "Tapi aku belum liat roti sobek anak basket" jawab Ana polos dengan mata berkedip- kedip lucu.

Dion menghembuskan nafas untuk meredakan amarah sejenak yang sudah ada di ubun-ubun "Ayo pulang" dengan penekanan Dion mengatakan pada Ana.

Ana cemberut, Ana belum sempat melihat roti sobek anak basket tapi sudah bertemu dengan Dion "Tapi Ana bel-" belum sempat Ana menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Dion menggendongnya seperti membawa beras.

Ana meronta, Ana belum mendapatkan apa yang diinginkannya dengan berani Ana mengeluarkan apa yang difikirkannya.

"Aww" Bukannya diturunkan oleh Dion, Dion malah membuatnya menjerit dengan memukul pantatnya dengan cukup keras. Ana yang tidak terima atas yang di lakukan oleh Dion meronta-ronta ingin dilepaskan dan yang didapatkan Ana pukulan pada pantatnya kembali.

Ana yang tidak tahan dengan rasa sakit dipantatnya itu hanya bisa pasrah. "Kamu hari ini nakal. Ini baru permulaan, hukumanmu menanti dirumah honey" kata Dion yang membuat tubuh Ana tremor sendiri. Dion yang merasakannya hanya menampilkan smirk-nya. Dia sangat kesal sekarang.

Anak nakal harus dihukum jadi Ana harus dihukum apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak nakal harus dihukum jadi Ana harus dihukum apa?

-Batin Dion dengan senyuman mencurigakan

------------------------------------------------

Vote  wajib

Komen  wajib

Bikin cerita ini mendadak banget, wkwk. 1 hari jadi + cover. Ngebut pake bgt, takut idenya ilang.

Ceritanya asli dari pemikiran gue, jadi NO PLAGIAT ya. Buat gue sih gak ada ampun buat plagiat.

Kalau ketauan sama gue, bakal gue pajang profilnya di semua cerita gue.

Kejam? Bodo amat

Whahahhaha.

Rab, 24 jul 2019

Salam manis, Dhiya Lily

My Soul HONEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang