Prolog

52 5 2
                                    

"Nggak ada yang bisa nolak pesona seorang Alkena," ucap seorang gadis berambut blonde dengan sangat percaya diri.

"Bukan gak ada Kena-ku sayang, tapi belum ada," tolak seorang gadis yang duduk tepat di sebelah gadis berambut blonde itu.

"Et et et et, bener. Emang bukan gak ada," lanjut gadis berambut blonde yang bernama Alkena itu.

"Nah, itu lo tahu!" Ucap gadis lain teman Alkena.

"Gue tahu!" Ucap Alkena dengan cepat. "Emang gak akan pernah ada yang bisa nolak pesona seorang Alkena," lanjut Alkena dengan tersenyum bangga.

Alkena baru menyadari satu hal... Alkena benar-benar gadis yang cantik dan mempesona, bahkan mengalahkan aktris sekelas Lisa Blackpink.

Rambut Alkena yang berwarna blonde, menambah kecantikan Alkena menjadi berkali-kali lipat lebih cantik, setidaknya itu menurut Alkena.

"Gue pernah baca quote, bunyinya gini: Saya percaya bahwa karma itu tidak akan pernah nyasar, dia akan mengenali dan selalu datang ke orang yang tepat. Ati-ati aja nanti lo kena karma," ucap gadis yang duduk di sebelah Alkena tadi yang bernama Helen.

"Gue setuju sama Helen. Bahaya kalau lo kena karma," Tika turut membenarkan perkataan Helen.

"Kalian tahu 'kan gue cantik? Karma gak bakal mempan sama gue, soalnya partikel-partikel kecantikan gue akan menghempas jauh tuh karma," ucap Alkena sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Pede banget tau lo!" Sentak Helen yang sebal melihat perkataan Alkena yang terdengar berlebihan itu.

"Orang cantik mah wajib pede," ujar Alkena lagi sembari menyeruput jus campuran antara tomat, wortel dan jambu merah itu. Euwh!

"Cantik-cantik kok minumnya gak banget," kata Helen sembari meringis jijik melihat jus yang diminum Alkena.

"Ini menambah kecantikan gue yang udah paripurna cetar membahana tau!" Alkena dengan segala kepedeannya yang tidak terpisahkan.

"Udah deh, lo tau Kak Banyu?" Tanya Tika kepada Alkena.

Alkena mengernyitkan dahinya bingung, selama dia berkuliah di sini satu tahun belum pernah Alkena mendengar nama itu.

"Sapa tuh? Gak kenal gue!" Kata Alkena masih dengan mengernyitkan dahinya.

"Nah itu dia!" Kata Tika dengan antusias sambil menunjuk ke satu arah. Alkena mengikuti arah tunjukkan Tika dan melongo seketika.

Di sana, di parkiran dekat taman---tempat Alkena nongkrong--- ada seorang pemuda biasa-biasa saja turun dari motor vespa warna kuning telurnya yang mencolok.

Pemuda itu memakai kemeja yang sudah tampak kusut. Rambutnya berantakan namun tidak tampak cool sama sekali. Juga bibirnya yang hanya terkatup tanpa senyuman.

"Well, tunjukkan pesona seorang Alkena Etanyra Adikarti. Sang Queen yang kecantikannya paripurna cetar membahana," Tantang Tika sambil menampilkan smirknya.

"Siapa takut!" Jawab Alkena dengan berapi-api.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALKENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang