Hinata segera pergi dan berlari meninggalkan sang lelaki yang berdiri mematung mencerna apa yang telah dikatakan kekasih—ralat mantannya barusan.
Setelah tersadar, dirinya berbalik ingin meminta penjelasan kepada sang kekasih namun telat. Sosok hinata sudah tidak terlihat lagi.
Sasuke menggerang sambil mengepalkan tangannya, meninju pohon di sampingnya. Memikirkan apa kesalahan yang sudah dilakukannya.
Ia segera meninggalkan taman yang menjadi saksi berakhirnya hubungan keduanya, Sasuke segera melangkahkan kaki menuju kelas sang Hime. Sesampainya di depan kelas, dirinya tidak menemukan sosok yang dicari.
"Ck, bodoh."
Jelas saja yang dicari tidak ada di kelas, bahkan siswa yang lain juga sudah tidak ada dikelas karena sudah waktunya jam pulang. Ah, di mana otak jeniusmu Uchiha? Cuma gara-gara diputusin kejeniusan Uchiha menurun. Haha
Sasuke meninggalkan kelas menuju ke parkiran. Dirinya mengumpat sepanjang jalan, merutuki kebodohannya.
Bisa-bisanya Ia lupa!.
.
.
.
Sasuke menghempaskan badannya di kasur, melempar tas kesembarang arah. Ia memikirkan apa kesalahan yang telah Ia perbuat sehingga sang Hime memutuskannya.
"Argh.." Sasuke mengacak rambutnya, mengerang frustasi akibat tidak bisa menemukan kesalahannya.
Sasuke lantas merogoh ponselnya yang berada di kantung celana, mengambil dan segera menghubungi Hinata. Nada sambung berbunyi namun langsung terputus tanda telah di matikan oleh sang gadis.
Tidak ingin menyerah, Sasuke terus-terusan menelpon, mungkin sudah berpuluh-puluh kali panggilan yang Ia lakukan. Namun hasilnya nihil, sang gadis yang di telpon terus-terusan mereject panggilannya.
Sasuke membanting ponselnya kesal, Ia pun melangkah ke kamar mandi untuk mendinginkan pikirannya. Setelah selesai dengan kegiatannya, Ia segera bersiap-siap untuk ke rumah sang gadis.
