part 1

8 1 0
                                    

Di jalanan kota Jakarta yang lumayan ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang Sebuah mobil spot melaju dengan kecepatan tinggi

"Bang jangan Gilak Lo bang, adek blum mau mati bang, bang jangan kenceng kenceng ngapa bang" teriak gue sambil ngeguncang lengan Abang gua agar menurunkan kecepatan nya sedangkan gua udah pucat pasi gays, baru kali ini gue naik mobil bareng Abang gue dengan kecepatan tinggi "

"Tenang dikit ngapa lo dek, rileks dikit gutu, kayak gk tau aj lo dek kalok abang bawak mobil kek mana"

" Iya tapi ini kan Lo lagi Bawak adek lo bang bukan Bawak kawan Lo yang sama berani ya kayak lo bang"

Tiiiiin.....tiiiinnn......tttiiinn....

"Bang..... Pelan bang ada truk di depan ..."

"Woiiii kalok yetir hati hati dong emang Lo pikir ini jalan punya nenek kakek moyang Lo" maki sang pembawa teruk minyak ke kami

Hampir aj mobil yang kami kendarai bertabrakan dengan mobil truk minyak, syukur aja Abang bisa ngehindar tadi

"Jhaaaaaaaa keren gk aksi Abang tadi dek, Lo belum pernah yaksiin yang ekstrim secara langsung kayak tadi kan dek"

Ucap abang gue dengan bangganya dia nyisir rambut panjang nya ke belakang menggunakan jari tangan kanannya

Dengan perasaan geram gue narik rambut abang gue yang sok ganteng itu" apa Lo bilang bang keren, kayak gitu lo bilang keren kalok kita tadi ketabrak terus mati, sekolah adek gimana bang, terus gimana nanti nasib pacar dan fans - fans adek bang mereka pasti nangis darah"

"Iihhhh sok punya pacar sama fans Lo dek" ucap abang gue sambil yentil kening gue

"Ihhh apaansi bang sakit tau" racau gue sambil ngelus ngelus kening gue yang baru aja jadi korban sentilan abang gue

Setelah kejadian tadi kami hanya saling bungkam hingga kami memasuki gerbang Garuda bangsa

Halaman yang luas dengan gedung bertingkat mengelilingi nya, ada sebuah tiang yang menjulang tinggi yang terletak di pinggir lapangan dan berkibar di atas nya suatu kebanggaan Indonesia merah putih namanya

Kami menuju deretan kendaraan khusus roda empat yang terletak dekat dengan kantor guru dan meletakkan kendaraan kami diantara deretan tersebut

Dengan stai cool nya abang keluar dari mobil dengan melampirkan satu tali tas nya ke bahu kanannya tak lupa ia menyisir rambut  Dengan jari tangan kirinya

Mengapa kini aku baru sadar nya teryata Abang aku itu hensem jugak

Pantas saja banyak cewek yang sukak sama dia

Hei gays kalian jangan salah sangka ya gays, gini gini gue jugak cantik kok buktinya udah banyak yang ngeliatin gue di hari pertama gue nginjakin kaki gue di sekolah ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surya UryaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang