"Nad!" panggil Novi yang terlihat sedang ngos-ngosan dengan tangan bertumpu pada kedua lututnya. Dilihatnya Nada sedang melahap makan siangnya di kantin sekolah
"Kenapa??" tanya Nada heran.
"huh..egh..Kehalaman sekarang Nad"
"Ada apaa sih"
"plis jangan banyak tanya, kelapangan sekarang!"
"yaudah iyaa" pasrah Nada dengan ditarik oleh Novi kelapangan.
Banyak sekali orang, mungkin bisa dibilang hampir semua siswa-siswi satu sekolah dikumpulkan di lapangan.
Nada mengerutkan dahinya, lalu apa maksud Novi membawanya kesini. Kehadiran Nada membuat semua orang melihat kearah nya, tentu saja hal itu membuat Nada sedikit tak nyaman.
Apaan sih kenapa mereka semua liatin gue?
Gue aneh ya hari ini?"Nad!" seorang siswa berteriak dari tengah lapangan, Ia terlihat ketika semua orang mulai menyingkir dari tengah lapangan. Ya, dia kakak kelas Nada-Azra.
Azra lalu menghampiri Nada dengan senyuman tersungging diwajahnya. Tangan kanannya lalu meraih tangan kanan Nada. "Nad, lo mau gak jadi pacar gue?"
Sontak semua orang teriak "terimaaa..terimaa.."
"Gak ya kak..maaf" Nada berlalu begitu saja meninggalkan Azra yang kini entah bagaimana perasaan nya. Malu iya, sakit juga iya.
Tak berhenti disitu, Azra lalu mengejar Nada hingga ke koridor sekolah. Mencoba untuk meraih tangan Nada yang berjalan begitu cepat.
"Nad, kamu kenapa sih"
"apa alesan kamu nolak aku?"
"Aku perlu penjelasan!""Aku malu kak, ngapain sih pake ditembak ditengah lapangan segala?!" Ucap Nada dengan penuh penekanan.
"Cuma gara-gara itu? Gak mungkin! Kita udah deket banget Nad, kamu bahkan minta kepastian. Aku cuma pengen satu sekolah tau kalo kamu bakal jadi milik aku."
"gak kak! Tolong jangan deketin aku lagi. Aku gak suka."
Ucapan Nada membuat Azra begitu sakit. Malu? Azra lalu berhenti mengejar gadisnya. Alasan Nada menolaknya sungguh membuatnya tak habis fikir, padahal ia menyangka Nada akan sangat senang dan tersanjung atas perbuatannya.
***
"ayo Nada sayang siap-siap masa jam segini masih uring-uringan di kasur."
Ucap seorang wanita berumur belum 40, Dinar ibu Nada."bisa gak sih Nada gak ikut ma! Nada capek banget, di sekolah banyak kegiatan tadi." jawab Nada dengan malas sambil menutup wajahnya dengan bantal.
Dinar lalu menghampiri putrinya dan mengambil alih bantal dari wajah Nada "mana sini liat muka nya" Nada mengusap air matanya dengan punggung tangan membuat Dinar khawatir.
"kamu sakit ya sayang?" Dinar lalu meletakkan telapak tangan di Dahi putrinya.
"enggak ma, Nada capek aja" putrinya terisak.
"yaudah deh mama gak jadi pergi aja" Ketika ibunya hendak berdiri dengan niat menelepon seseorang untuk membatalkan janji Nada bergegas mencegah Dinar.
"Nada gak papa ma, beneran. Nada gak sakit, nanti Nada minum vitamin. Tinggal aja gak papa" jelasnya meyakinkan Dinar.
"beneran sayang gak papa?"
"iyaa mamah" Dinar mengacak rambut putrinya dengan gemas, lalu meninggalkan kamar Nada.
Oke, mama udah keluar! Waktunya gue nangis lagi. Gumam Nada pelan.
Drtt..
Nada menoleh pada Handphone-nya yang bergetar.
Pesan
Pengirim:
Kak Azra ♡Nad,
Kasih gue kesempatan. Gue pengen lo kayak dulu, gue pengen Nada yang dulu spam gue kalo gue ketiduran.20.22
Gk!
20.22***
"Azra dari tadi main HP terus, bentar lagi tamu papa datang, hormati dia. Simpan dulu HP nya"
"iyaa Pah!!" Azra menghela berat
Kenapa balesan nya harus sesingkat dan sejelas ini, se-malu itu ya Nada Ellsyana. Sejijik ini dia sama gue sekarang?
Mata Azra lalu menatap kedatangan seorang wanita. Matanya mengikuti langkah wanita tersebut hingga duduk di depannya. "Maaf udah nunggu lama ya mas. Ada masalah sedikit tadi" wanita itu tersenyum pada ayah Azra.
Wanita itu lalu senyum pada Azra, Azra menundukkan sedikit kepalanya sedikit sebagai tanda hormat pada wanita tersebut.
"ini Dr. Dinar Zra, kamu ingat gak? Dia yng ngerawat mama dulu"
"ohh" senyum Azra.
"Azra Dok" Sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh senyuman Dinar "Dinar"
***
Gimana Zra? Kamu setuju gak kalo papa nikah lagi sama Tante Dinar?
Azra teringat pertanyaan ayah nya di mobil, membuatnya sedikit tertawa. Ternyata ayahnya masih ada minat untuk menikah lagi, heran aja. Ya tapi walau udah 40-an lebih masih tetap ganteng kok.
Nggak masalah buat gue.
Yang gue malesin adalah, anak tante Dinar katanya satu sekolah sama gue.
Cewe..
Gak tau siapaa..
Gue tawakal aja, semoga bukan si Ellen yang genit dan suka bully orang aja.
Mengingat Ellen membuat fokus Azra teralih pada Nada, dia baru saja melupakan gadisnya yang sedari semalam tak dapat diajak ngobrol atau apapun itu.
Deket udah lama
Chatan lama
Sering jalan bareng
Minta kepastian
Pas di tembak nolak
Heran aja gue.Pesan
To: Nada EllsyanaNad..
Baikan ngapa si!
Lo mau apa si emang?
Mau gue beliin apa nih?
00:39Plis deh kak, Nada Capek!
Mungkin Nada bosan sama kakak, makanya ky gini
00:40Oke,
Gue siap lepasin lo Nad.
To be Continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER MOON
Teen FictionAku suka bulan, bulan di pagi hari. Tidak ada gunanya menikmati bulan, bulan pada malam hari tanpa mu. Lalu aku menyukai bulan atau kamu-Azra?