(05) - Kencan dan Kejutan

107 3 0
                                    

Al bersikeras agar Dera tetap di sisinya. Namun, yang dirasakan Dera saat ini benar-benar membuat Dera dilema. Dera pun mencintai Al, ia sama sekali tak rela jika harus melepaskan sosok Al dari hidupnya. Akan tetapi, mengingat perlakuan keluarga Al kepada keluarganya tempo hari membuatnya sedikit meragukan cintanya dengan Al.

"Hai Sayang..."

"Al, maaf aku telat. Tadi ada kerjaan di kantor yang harus aku selesaiin dulu."

"Gapapa Sayang. Tapi kamu gak boleh terlalu sibuk ya! Kamu gak boleh kecapekan karena kerjaan kamu. Kamu juga butuh refreshing kan?"

"Ee iya Al."

"Ya udah Dera Sayang. Sekarang kita bisa mulai kencan kita. Ayo berangkat."

Al dan Dera menikmati kebersamaan mereka. Sejenak mereka melupakan pertentangan orang tua Al terhadap hubungan mereka.

Sambil menatap pemandangan air mancur yang indah di taman kota, Al menggenggam tangan Dera dengan lembut dan memulai pembicaraan antara mereka berdua.

"Dera, ayo kita kencan kayak gini tiap hari!"

"Al??"

"Kenapa Sayang? Kamu takut bosen sama aku kalo kita ketemu tiap hari?"

"Apa sih Al? Gak gitu lah."

"Jadi sekarang gak ada masalah kan?"

"..."

"Dera... Kamu nyaman sama kerjaan kamu sekarang?"

"Iya Al. Semua baik-baik aja."

"Sampe kapan kamu mau kerja di sana?"

"Yah sampe perusahaan itu yang berhentiin aku."

"Dera aku serius Sayang!"

"Oke Al. Aku juga belum tau bakal berhenti kapan. Tapi aku gak akan kasih surat pengunduran diri aku untuk sekarang-sekarang ini. Aku masih nyaman di sana dan tabungan aku belum cukup banyak."

"Sayang..."

"Al... Kamu tau kan? Aku sengaja cari kerja kan buat aku kuliah dan bantu ayah ibu aku."

"Setelah kita menikah kamu gak perlu kayak gini Sayang."

"..."

"Kenapa kamu diem Sayang?"

"Apa kamu yakin kita akan menikah Al?"

"Aku yakin seribu persen Sayang!!"

Dera beranjak pergi dari tempatnya dan menuju ke mobil Al. Al pun langsung mengikuti langkah Dera.

"Sayang, ada apa?"

"Gapapa Al. Aku cuma pengin pulang aja. Ini udah malem, besok aku harus bangun pagi buat ke kantor."

"Segitu semangatnya buat kerja!! Padahal aku masih pengin habisin waktu berdua sama kamu."

"Al, kita bisa ketemu lagi lain kali."

"Hemm, baiklah Nona Dera. Aku akan anter kamu pulang. Aku gak akan biarin si Nona Semangat Kerja ini jadi telat ke kantor. Hm, aku jadi curiga deh, aku denger CEO perusahaan kamu itu masih muda dan cukup tampan. Atau kamu--"

"Al maksud kamu apa sih?"

"Kamu gak akan tertarik sama dia kan?"

"Al..."

"Kalo dia yang tertarik sama kamu gimana?"

"..."

Dera terdiam. Ia tahu benar jika Nanda--CEO di perusahaan itu sangat menginginkan cintanya. Bahkan selama ini Dera masih berusaha selalu menghindar dari sang CEO. Pertanyaan Al tadi benar-benar membuat lidahnya kelu.

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang