Dia adalah Naomi, Perempuan teman kelas saya. Berteman pertama kali dengan saya saat pindah ke kelas malam pada semester 3. Sosok yang pendiam tetapi sangat baik pada teman-teman nya dikelas. Naomi sosok yang berbeda, dibandingkan yang teman-teman yang lain dia lah yang menurut saya sangat berbeda. Bisa dibilang dia sangat rajin menjalankan kewajiban nya (sholat) ketika adzan baru dikumandangkan dia sudah bergegas ke masjid. Saya pun begitu. Naomi dan saya jarang sekali mengobrol bahkan saling sapa pun dia menundukan kepala nya kebawah. Ya saya tahu bahwa menurut dia itu lebih baik dan saya pun sangat memaklumi itu.Saat dikelas pun ketika saya melihat dari bangku belakang dia hanya mengobrol kepada teman-teman perempuan nya. Saya tahu bahwa banyak sekali kaum adam di kampus yang menyukai dia. Dengan paras nya yang cantik itu siapa yang tidak menyukai dia. Tetapi saya yakin Naomi punya kriteria dan tidak asal milih pasangan.Pernah dihadapkan pada satu waktu dimana saya dan Naomi dan dua teman saya yang lain Hendra dan Ismi bergabung dalam satu kelompok untuk mengerjakan tugas dari dosen. Pada saat itu lah saya tahu Naomi ketika dirumah (mengerjakan tugas dirumah Naomi). Dia tetap Naomi seperti saya kenal di kampus, tetapi yang membedakan adalah dia sangat lucu bahkan sering bercanda. Dan yang harus tau kedua orang tua Naomi setiap ada waktu senggang selalu sering mengikuti kajian kajian di masjid. Tidak heran juga ayah dan ibu nya sangat kuat pada agama nya dan menjalankan Sunnah Sunnah, begitu pun demikian dengan Naomi. Saat kejadian itu saya mencoba berbicara, ya walaupun dia memang cuek tapi dia selalu menjawab. Pas itu ketika menjalankan magrib di masjid kampus selesai saya dan Naomi ketemu di depan masjid saat saya memakai sepatu dan dia pun juga.
"Assalamualaikum, Nai." ucap saya
"Waalaikumsalam, Put." Jawab Naomi
"Pulang bareng siapa Nai?" Jawab saya
"Biasa Put, ayah aku jemput." Kata Naomi
(Memang kalau Naomi pulang selalu dijemput Ayah nya)
"Oh okay, Fii Amanillah pulang nya, Nai." Ucap saya
Namun begitu, Naomi tidak manja dan bahkan dia dewasa dibandingkan teman-teman wanita lain di kelas saya. Dan pada saat semester akhir di kampus, dia pun sekarang menggunakan Niqab/Bercadar, seperti ibu nya. Dan kalian tau tanda nya apa? Yap, pertanda bahwa dia sedang berubah atau berhijrah. Dan juga Naomi tidak akan yang nama nya Berpacar-pacaran.Mulai saat itu saya berjanji dalam hati dan selalu berdoa di sepertiga malam saya , bahwa saya ingin Memuliakan dan Berusaha untuk melamar dia, entah itu kapan.10 Desember 2016, Selesai sudah 4 tahun saya di kampus, mencari ilmu pendidikan dan mendapatkan gelar sarjana ekonomi.Saat sedang merayakan wisuda dan selesai foto-foto, yang saya ingin cari adalah Naomi. Mungkin karena dia juga saya menjadi semangat kuliah. Saat ketemu dia saya ingin bilang.
"Nai, selamat gelar sarjana SE nya ya." Ucap saya
"Hei Put, selamat juga ya. Impian Alm Ayah kamu terwujudkan gelar sarjana kamu. Tapi kamu inget bahwa abis acara ini selesai dan kemudian besok hari itu waktu kamu dari angka 0 lagi, saling semangat ya." Jawab Naomi
"Iya Nai, terus semangat juga yap, harus seimbang dunia dan akhirat." Jawab saya
Saat itu juga saya dan Naomi tidak bertemu lagi, tapi dengan tidak sengaja saya bertemu dia di satu kajian pada hari minggu , tetapi dia dengan ibu dan kakak perempuan nya. Namun dengan kaget saya bertemu dengan ayah nya lalu menyapa..
"Assalamualaikum, om." Ucap salam saya
"Waalaikum'salam, ini Putra temen nya Naomi ya? Gimana kabar kamu? Naomi tuh nanyain kamu mulu" jawab ayah Naomi
"Baik Alhamdulillah om, om gimana? Sehat keluarga kan om? Becanda mulu om hehe." Jawab saya
"Alhamdulillah sehat semua, kapan kapan kamu main ya kerumah, bawa keluarga kamu kalau perlu. Kamu pasti paham" Ucap ayah Naomi
"In syaa Allah secepatnya saya pasti main om. tapi om saya tidak punya apa-apa mungkin saya cuman punya hafalan saya surat AR-RAHMAN, selebihnya in syaa Allah saya siap melamar Naomi. salam buat keluarga ya om. Juga buat naomi." Ucap Saya
"Saya nggak perlu kamu punya apa-apa, bahkan kamu punya Hafalan AR- RAHMAN pun saya sangat senang sekali dan lebih dari cukup. Demikian pun Naomi juga. Yaudah om balik dulu ya. Assalamualaikum." Jawab ayah Naomi
"Waalaikum'salam." Ucap saya dengan sangat senang
Suatu waktu dimalam minggu, saya dan keluarga bermain kerumah Naomi. Inti saya bermain kerumah Naomi adalah saya ingin Me-Khitbahkan/Melamar Naomi. Dan kedua pihak keluarga setuju dan menentukan tanggal nya. Dan juga tidak ingin membuat pesta yang berlebihan. Cukup Sanak Keluarga,kerabat,Tetangga,Saudara tau bahwa Saya dan Naomi sudah memutuskan ingin menuju jenjang pernikahan dan ingin segera meng-halalkan nya.Inti cerita ini, tetap berusaha , ikhtiar dan Jika kalian mencintai perempuan doakan di Sepertiga Malam kalian, dan juga tetap berusaha, Tanpa usaha semua akan sia-sia
YOU ARE READING
DIA NAOMI
RomanceHanya cerita fiktif, Jika ada yang salah mohon dikoreksi. Jika ada yang merasa cerita yang saya buat dapat diterima, ambil positif nya saja. Semoga kita tetap Istiqomah diatas Manhaj Salaf..