Hari ini jeongin bolos sekolah dengan alasan pada ibu, guru rapat. Ntahlah, rasanya jeongin malas saja untuk belajar, apalagi hari ini adalah mata pelajaran yang paling 4,5/5 murid benci, ya matematika.
"Sayang, karena kau free hari ini, boleh bantu ibu?"
"Anytime, everything for you mom."
"Pintarnya anak ibu hahaha, oh iya, tolong antarkan bekal kakakmu ini ke sekolah, sepertinya tadi ia salah masukan kotak bekal."
"... huh."
"Kenapa? Tidak mau?"
"EH! Iya aku antarkan bu! Jeongin ganti baju dulu yaaa."
Sebelum macan yang terkurung damai dalam tubuh ibunya keluar seperti selang sehari yang lalu, ia dipukul dengan alat penggoreng karena tidak sengaja menjatuhkan satu rak telur, lebih baik jeongin cepat-cepat menuruti permintaan ibunya itu walaupun jujur dalam hati berat sekali bagi jeongin pergi ke sekolah kakaknya itu. Rasanya selalu tidak nyaman.
━━━━━━━━━━━━━
Mata rubahnya diedarkan kesegala penjuru sekolah, banyak sekali taman bermain dan anak-anak sekolah dasar yang tidak seperti pada umumnya sedang bermain dan didampingi pengasuhnya masing-masing disekolah.
Seluruh ruangan ke ruangan lain dipagar tinggi dan diatasnya terdapat pecahan kaca dan botol beling, artinya sekolah disabilitas ini mempunyai keamanan yang tinggi, terlihat dari cctv yang dipasang disetiap sudut.
Gerak gerik jeongin terlihat mencurigakan memang, menenteng kotak makan dan derap kakinya yang pelan dan kecil dengan kepala yang setiap detiknya memutar arah, seolah sedang berada di dunia luar yang bahaya.
"Permisi, ada yang bisa kami bantu?" Salah satu perawat yang melihat gerak gerik aneh jeongin langsung saja menghampirinya.
"Eh, ii-itu ... kelas 10 A ruangannya dimana ya?" Jeongin sedikit menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Di lantai 3, anda bisa menggunakan lift di ujung sana ... omong-omong di kelas 10 A terdapat 15 murid, boleh saya tahu nama murid yang ingin anda temui?"
"Terimakasih, dia kakakku, namanya hwang hyunjin ... bekal makan siangnya ketinggalan jadi aku ingin mengantarkannya kesini."
"Oh, baiklah dipersilahkan dik jeongin." Perawat itu tersenyum lalu berlalu.
Buru-buru jeongin berlari kecil dan masuk kedalam lift, tidak butuh waktu berapa lama akhirnya ia sampai di depan pintu kelas 10 A, pandangannya ia edarkan keseluruh penjuru sudut di kelas, namun nihil, ia tak menemukan keberadaan sang kakak.
"Permisi, siswa bernama hwang hyunjin apa benar ada dikelas ini?"
"Iya benar, kalau boleh tau anda siapanya ya?"
"Saya adiknya, kesini untuk mengantarkan bekal makan siangnya."
"Oh, sebelum masuk sekolah ada tempat penitipan untuk barang-barang atau apapun yang ingin wali titipkan untuk murid, anda tidak mencobanya kesana tadi?" Perawat itu sedikit tegas dengan alis palsunya yang tertarik keatas seriring ia berbicara, jeongin tidak suka.
"Saya baru pertama kali kesini dan saya tidak tahu, lagipula, kenapa harus seketat itu sih? Jika terjadi apa-apa pada siswa disekolah, apa walinya juga dilarang terlibat?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳
Fanfiction( Start : 2019 December - End : 2020 July ) Bagaimana rasanya mempunyai saudara tiri yang memiliki kekurangan pola dalam berpikir dan bertindak atau kebanyak orang lebih mengenal dengan istilah autis? 一 Jeongin rasanya sudah muak. Background story ;...