Malam ini aku menyadari sesuatu. Aku terlalu cepat menilai. Terlalu cepat menilai buruk. Pernahkan kalian saat bertemu seseorang, belum juga mengenalnya dengan sungguh. Namun sudah mempetakan dalam diri kalau tidak akan cocok dengannya. Berbagai pikiran negatif. Hingga akhirnya kau ditempatkan dalam situasi bersama. Dan kau mulai menilainya hanya berdasarkan pandangan awal yang sebenarnya hanya pemikiranmu belaka. Kau mulai bersikap padanya berdasarkan sosok yang sudah pakem di pikiranmu. Padahal sebenarnya tak sepenuhnya seperti itu. Bisa saja dia orang yang berbeda. Sama sekali berbeda dengan yang kau pikirkan. Hanya kau sudah terpaku dengan pemikiranmu sendiri. Kau mulai tak menyukainya. Bersikap bukan berdasarkan sosok dia sesungguhnya. Tapi sosok dia yang kau ciptakan dalam kepala. Memang kita setiap orang adalah sosok yang berbeda-beda di pikiran banyak orang lainnya.
Aku sekarang menyadari bahwa tak adil untuk bersikap begitu. Karena aku mulai membenci dia tanpa alasan. Dan bertanya-tanya mengapa orang lain mempunyai pendapat yang berbeda. Mungkin aku iri padanya. Tapi tak mau mengakui, lalu hanya melihat kekurangan yang ada pada orang itu. Bahkan kurang-kurang yan tak terlihat mata. Hanya dicipta pikiran semata.
Sangat sulit untuk mencoba merestart pandanganku kepadanya. Tapi aku akan berusaha. Maafkan aku yang terlalu jahat. Menilaimu sesuai dengan pikirku sendiri. Bukan dengan sosok kau yang apa adanya. Yang sebenarnya.
YOU ARE READING
Midnight Stories
AléatoireWhen the night comes, and you feel overwhelmed or you don't know yourself anymore. Maybe this story will calm you down. You don't have to be afraid, because we are all the same