DISCLAIMER
Naruto © Masashi Kishimoto
Sasuke x Hinata
Apreciate is accurate
.
.
.
.
.
Bunyi serangga cicada memekakkan telinga, udara bengis musim panas menerobos masuk ke dalam ruangan dengan rentetan buku tersebut.
"Ah, panas sekali," keluh seorang pemuda bermata kelam. Ia tengah bersantai-merebahkan dirinya di pojok ruangan perpustakaan.
"Sekolah bodoh! Untuk memasang beberapa AC di sini saja terlalu pelit," celotehnya lagi seraya membuka kancing bajunya satu-persatu.
Ia merubah posisi tumpukan buku yang dijadikannya ganjal kepala, "Ah sial! Kenapa buku-buku ini terasa keras sekali?!" Udara panas membuatnya tidak berhenti mengeluh seperti seorang nenek tua. Jelas saja keras itu bukan bantal.
Dirasa posisinya sudah nyaman, Sasuke mengatupkan matanya perlahan-merasakan segala kenikmatan dari lantai perpustakaan yang sejuk.
Baru saja kesadarannya akan hilang ke alam mimpi, samar-samar suara gelak mengganggunya. Mencoba menghiraukan dengan asumsi 'paling-paling sekadar kunti penunggu perpustakaan tidak laku ini.'
Kembali suara gelak tawa itu terdengar, kini lebih keras. Sasuke kalap, ingin rasanya dia menghajar apapun sosok dari sumber suara itu. Ia bangkit dari tidur lalu mencari sosok tersebut.
"Oi!" didapatinya seorang gadis memakai earphone tengah membaca komik di ujung sana.
Dihiraukan, Sasuke kembali memekik, "Oi poni kuda!" gadis itu masih belum menyadari kehadiran Sasuke. Gadis ini benar-benar aneh pikir Sasuke. Pasalnya, dia kembali tertawa hanya karena komik yang dibacanya.
Geram, Sasuke melepas earphone gadis tersebut. Refleks, gadis itu menahan tangan Sasuke dan menendang kakinya keras.
"Akh! ... sialan! Apa-apaan kau?!" ringis Sasuke, melonjak-lonjak karena menahan sakit.
"Siapa kau?! Ingin merampokku?" tudingnya, manik abu-abu itu menatap waspada. 'Dan apa-apaan cara berpakaiaan pria ini? menjijikan' pikirnya.
"Kau yang salah, kenapa berani menuduhku?" balas Sasuke membela.
Hinata mengernyit, dia sadar apa yang dia lakukan sejak tadi.
"Sejak tadi aku membaca buku ini, lalu kau datang menggangguku, siapa yang salah heh?"Ingin rasanya Sasuke menggantung gadis ini, "Justru karena itu, kau tertawa membaca buku ini seperti orang gila, hingga mengganggu tidurku."
"Terserah padaku, ini tempat umum-"
"Pergi dari sini!" tukas Sasuke tiba-tiba.
"Enak saja, kenapa harus aku," hardik Hinata tidak terima, yang kemudian dibalas tatapan tajam Sasuke. Hinata balik menatapnya intens, keduanya memicing sengit seakan ada kilatan cahaya tak kasat mata.
Hinata mendecak kesal, dia memilih untuk mengalah. Sekalipun tetap bertahan dan melanjutkan membaca, pikirnya tidak akan nyaman selama ada orang ini.
Hinata uring-uringan, tidak disadari kakinya menghentak keras saat berjalan melewati Sasuke. Buku yang ia pegang dimasukkan sembarang dan penuh tenaga hingga tidak disengaja rak buku itu terdorong olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vellichor
FanfictionSelain dapat ilmu, perpustakaan memberikan kenikmatan dalam rebahan ketika kau terlalu malas untuk bergerak serta kau dapat membaca majalah dewasa dengan bebas. Dapat jodoh juga kalau beruntung.