📍-Kiev, Ukraine-
Roseu Reigsaá, serangkai nama yang dipublikasikan setelah diriku ini diluncurkan ke blantika nan luas kali lebar.
Aku, Lisa, Jendeuki (Jen), serta Sooya membangunkan diri dari angan-angan kegemerlapan alam mimpi. Tetapi mereka bertiga gagal, terhasut begitu saja bak dibaperi oleh dewa Morpheus. Tidak berusahan untuk berlagak layaknya merak alias tinggi hati, tapi ya bagaimana lagi?
Aku mengambil handphone yang sudah menjadi daily package korban penghinaan masal dari si gadis bernama Roseu, haha. Handphone bodoh.
Seketika sel lama dalam otakku tergantikan dengan yang lebih muda. Aku meraih dan memposisikan kamera yang dipajang di atas ubun-ubun tripod.
Vlogging merupakan bagian dari passionku, walaupun satu vlog pun belum tuntas untuk dipublikasikan. Editing bukanlah bahan canda tawa, lighting dan clickbait tentu harus berpaling dari kegemaran Cak Lontong.
Lantas itulah mengapa rasa ragu memiliki tanggung jawab untuk membisikan-bisikan kalbunya kepada diriku.Aku duduk di depan kamera seraya berkata, "Hai guys! Hari ini gw mau ke Cher-"
"WOI BANGUN WOI! UDAH JAM 9 CUK," sorak Sooya tercengang.
"Aaa astaga... gw lupa maap yee," jawab Lisa dengan wajah bantalnya.
"Bentar pusinggg gw," keluh Jen.
Tanpa membuat detik tertawa lagi di ambang kebodohan kami, diriku mengambil handuk serta dua pasang botol mandi dan shampoo, menerpa angin dengan kencang yang kemudian memasuki bilik kamar mandi.
"Gw duluan, HAHAHA," ujarku kegirangan. "Banyak bacot sii."
"BATU LUU," ujar Sooya sekencang TOA.
📍 -Chernobyl District-"Nona Lisa," sapa pemandu yang diselimuti pakaian pelindung dari radiasi, bernama Nils Rondhuis. "Saya tidak yakin jika anda siap untuk hal seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
★ 𝐒𝐌𝐔𝐆𝐋𝐈𝐀𝐍𝐊𝐀
Historical FictionIa bukanlah seorang wirawan, bukan pula figur yang layak disebut akal buaya. Menumpahkan bersentilliun darah dari asosiasi lokal pada derajat yang salah, demi menutup kantung air mata sang tanah air tercinta yang ingin terjun dalam gelar "Victory!" ...