Iqueena's POV"Aku mencintaimu.."
Rasanya seperti ada sengatan listrik bertegangan tinggi yang menjalar dari pasir-pasir pantai Pulau Canary, lalu naik ke kaki hingga ujung kepalaku. Tapi jantungku adalah bagian yang paling parah terkena sengatan itu. Karena saat ini detaknya sangat tidak normal.
"Aaa.. appaa?" ucapku tergagap. Aku ingin mendengarnya sekali lagi hanya untuk memastikan bahwa telingaku tak salah menangkap kata-kata yang keluar dari mulut Erzukas barusan, "Katakan sekali lagi! Tadi kau mengatakannya tidak jelas." pintaku.
Erzukas menunduk. Ia mengacak rambutnya frustasi, "Arrgghh.. "pekiknya.
Aku hanya memperhatikan. Entah apa yang dipikirkannya, aku pun tak tau. Mengapa dia tiba-tiba seperti itu? Apakah dia merasa telah mengucapkan kata-kata yang salah? Atau apakah dia terluka dengan kata-kata yang kuucapkan kepadanya? Kalian ingat bukan, kata-kata tentang aku yang tak tahu soal protection power- ku karena dia terus melindungiku dan soal hubunganku dengan Pangeran Govio yang buruk. Apa dia merasa disalahkan?
Tidak. Aku sama sekali tidak ada niat untuk menyalahkannya.Kurasa aku perlu untuk mengatakan sesuatu sebelum dia benar-benar merasa bersalah, "Aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Maaf tadi aku sedikit membentakmu." kataku sambil menunduk.
"AKU MENCINTAIMU, PUTRI IQUEENA."
mataku terbelalak ketika mendengar seseorang yang tiba-tiba berteriak dengan begitu kencang di hadapanku. Meneriakkan kata-kata yang sedikit memalukan sekaligus membahagiakan hatiku.
"Apa masih tidak jelas? Apa aku perlu untuk meneriakkannya sekali lagi?"
"Aaa.. " belum sempat aku menyuarakan ucapanku, Erzukas sudah terlebih dahulu mengontrol pikiranku dengan kekuatannya, aku diperintahkan untuk tetap diam.
"Dengarkan aku dulu. Jangan bicara apapun!" perintahnya. Aku hanya mengangguk, sepersekian detik kemudian aku sudah merasa bebas. Tak ada lagi mind-controling di dalam otakku, lalu Erzukas memulai kata-katanya kembali.
"Aku tidak peduli apa pendapatmu tentang hal ini. Aku tahu betul tentang perbedaan status sosial di antara kita. Kau putri kerajaan, sedangkan aku hanya seorang pengawal. Aku tahu, aku tidak pantas untuk mencintaimu. Rasional ku beberapa kali menolak rasa ini. Tapi, kau tahu? Tak ada yang tidak pantas di dalam cinta. Karena kita tak bisa mengontrol perasaan untuk siapa kita jatuh cinta." Erzukas menarik napas sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya, "Kau tanya kenapa aku selalu melindungimu? Itu bukan hanya sekedar melaksanakan tugasku sebagai pengawalmu, melainkan dorongan dari hatiku. Aku mencintai gadis ini, aku harus melindunginya, itu yang ku pikirkan. Andai apa yang kulakukan selama ini salah dihadapanmu dan membuatmu terlihat buruk, maka aku sungguh menyesal telah melakukannya."
Aku mendengar isakan di akhir kalimatnya. Ini adalah pertama kalinya bagiku melihat Erzukas menangis.
"Erzukas,, akuu... " belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, dia sudah lebih dulu menjawab.
"Aku tidak ingin mengetahui perasaanmu. Anggap saja yang tadi itu hanya omong kosong dariku alih-alih sebuah pernyataan cinta yang harus kau pikirkan dan jawab. Aku tahu Putri Iqueena, aku tidak akan memaksamu untuk menyukaiku."
Aku terhenyak. Kenapa dia tidak ingin tahu perasaanku, jahat sekali. Kenapa dia bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya, tapi dia melarangku. Hhhh, aku menghela napas. Sedikit keberatan dengan pernyataannya yang terakhir.
"Aku pergi," katanya, "dan selamat untuk protection power mu. Mungkin aku tidak bisa banyak membantu, tapi kau harus mengembangkan kekuatanmu itu, bersama Pangeran Govio. Minta dia mengajarimu, kau harus selamatkan Negeri Florateria."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Florateria {END}
Fantasy~All Passages Are Compelete~ Without Revision [ Fantasy Receh ] Tidak ada peri yang tidak berguna Semua peri diciptakan dengan kekuatan Lalu aku ini apa? Aku terlahir tanpa kekuatan. Aku tidak berguna. Apa aku bukan peri?