Zen's POV
Aku berlari ngos-ngosan kesana kemari hanya untuk mencari sosok Iqueena dan Erzukas. Aku sudah menyusuri seluruh posko perkemahan, membaca pikiran setiap peri --- ku kira aku akan mendapat petunjuk jika melakukannya -- tapi tak juga kutemukan keberadaan mereka. Ah sial kemana kalian? Aku mencoba untuk mendengar pikiran Erzukas atau Iqueena tapi tak bisa. Kekhawatiran mulai menjalari otakku saat ku ingat kembali kejadian yang tadi. Pikiran kotor mulai merasuki otakku. Disaat kacau seperti ini, kekuatanku tak bisa ku kendalikan hingga suara pikiran peri-peri terdengar jelas olehku, menimbulkan suasana berisik yang teramat memusingkan kepalaku.
"Arrrgghhh... " Aku mengerang. Suara-suara itu seperti pisau yang mengiris-iris otakku. Tubuhku longsor ke tanah. Aku berguling-berguling seperti anjing gila.
Aku mencoba kembali untuk fokus. Menenangkan diri dan menghalau segala pemikiran buruk. Setelah ku dapatkan kembali tenagaku, aku berencana untuk menyusuri tepian pantai. Barang kali mereka ada disana, Iqueena kan suka ke tepi pantai, pikirku.
Kuseret kakiku yang sudah mulai lelah. Aku tidak mampu berlari lagi, jadi kuputuskan untuk setengah berlari saja.
Mulutku hampir jatuh ke pasir-pasir pantai melihat pemandangan didepanku ini. Itu dia! Mereka orang yang kucari-cari setengah mampus, malah dengan asyiknya sedang melakukan sesuatu yang berhasil membuat hatiku kesemutan. Mereka bercci.... Ah sudah lah. Kalian sudah tahu di bab sebelumnya bukan. Aku tidak sanggup mengatakannya, karena itu hanya akan membuat hatiku kesemutan lebih parah. Aku memang sudah tahu mereka saling menyukai, tapi tetap saja. Menghilang kan rasa terhadap sesuatu yang disukai itu tidak mudah. Jika kalian lupa dengan apa yang mereka lakukan, coba buka lagi bab sebelumnya. Tapi jangan lupa kembali lagi ke sini. (Zen nyengir)
Ada rasa lega di hatiku melihat mereka berdua masih baik-baik saja. Setidaknya masih ada peri yang bisa diandalkan.
Sebenarnya aku tak tega untuk mengganggu aktivitas mereka. Aku sempat mundur beberapa langkah, berniat untuk membiarkan mereka melanjutkannya. Tapi ingatanku tentang kejadian tadi membuatku melakukannya. Aku menggelengkan kepala, menepis rasa tak tega itu. Aku harus memberitahu mereka, pikirku.
"Ehhmmmmm.. " Aku berdehem. Namun tak ada reaksi. Aku mencoba sekali lagi, namun belum juga ada reaksi. Ah sial. Mereka sepertinya tengah larut didalam larutan bernama cinta. Aku tahu, karena pikiran mereka berdua terbaca jelas olehku.
"Ehemm.. Ehemm....ehemmm.. Uhuk.. Uhukk... " Aku berdehem dan membuat suara seperti orang batuk. Sengaja ku naikkan suaraku beberapa oktaf lebih tinggi.
Dan....
Berhasil.
Aku menarik sebelah sudut bibirku dengan tatapan mengintimidasi. Sengaja ku lakukan itu, supaya mereka sedikit malu.
Dan benar saja, pipi cantik Iqueena seketika berubah menjadi kepiting rebus. Begitu pula dengan Erzukas. Mereka berdua, dengan tampang tertangkap basah seperti maling yang ketahuan membobol mesin ATM.
Tak tega melihat tampang tertangkap basah nya mereka, aku mencoba mengalihkan topik, "Maaf aku mengganggu lovey-dovey kalian! Tapi sesuatu yang buruk telah terjadi."
Erzukas melototkan matanya, tampang tertangkap basah nya sudah tidak ada lagi. Begitu pula dengan Iqueena. Aku bisa membaca pikiran mereka yang kalang-kabut.
"Ada apa?" tanya Erzukas.
"Para peri kehaaaaa....... " kurasakan tubuhku semakin lelah. Ah sial, padahal aku belum sempat menghabiskan kata-kataku. Seketika tubuhku roboh lagi ke pasir. Suara-suara itu kembali memenuhi rongga kepalaku. Suara bising yang sangat memusingkan. Otakku kembali seperti di iris-iris. Aku keringatan. Dapat ku rasakan Erzukas merangkul punggungku, tapi mataku tak terlalu jelas melihat mereka. Telingaku juga tidak berfungsi karena suara bising ini yang sudah memenuhi kepalaku. Dibalik penglihatanku yang buram, dapat kulihat kekhawatiran di wajah mereka berdua. Sebelum akhirnya yang kulihat hanyalah gelap. Benar-benar gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Florateria {END}
Fantasy~All Passages Are Compelete~ Without Revision [ Fantasy Receh ] Tidak ada peri yang tidak berguna Semua peri diciptakan dengan kekuatan Lalu aku ini apa? Aku terlahir tanpa kekuatan. Aku tidak berguna. Apa aku bukan peri?