Chapter 20 🍁 Membuka Hati

999 68 9
                                    

JANGAN LUPA TEKEN GAMBAR ⭐ SATU BINTANG BERHARGA BAGI SAYA :)

Beberapa hari ini, ia diguyur dengan kejadian yang membuatnya harus menerima kenyataan. Setengah jam yang lalu, dengan tega ia mengusir Alif yang baru saja sampai. Ia tau, cowok itu tidak bersalah. Namun dirinya hanya ingin sendiri malam ini untuk menenangkan hati.

Ia duduk memeluk lutut di atas balkon kamar. Tangannya masih menggenggam ponsel berwarna rose gold tersebut sembari menahan sesak didadanya. Hanya senyum samar yang tercipta diwajahnya saat ini. Bahkan untuk melangkah kembali kekasurnya ia tak mampu. Rasanya sungguh berat, seperti kenyataannya saat ini.

Layar ponselnya masih menampakkan sebuah gambar instagram yang membuatnya diam bergeming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layar ponselnya masih menampakkan sebuah gambar instagram yang membuatnya diam bergeming. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Rafka dan seorang gadis yang ia yakini sebagai pacarnya. Lalu, apa maksud Rafka mengirimnya sebuah pesan jika bertemu saja enggan.

Ia kembali melihat foto itu dan tidak berniat untuk memberi like ataupun komentar. Terlalu sesak hingga membuat dirinya sulit bernafas padahal angin malam ini mampu membuat tiap helaian rambutnya bergoyang-goyang.

“janji aja kamu lupain, apalagi aku,” ucapnya sambil menatap nanar ponselnya.

Flashback

na!” saat itu keduanya sedang ada diperpusatakaan. Tugas dari bu Sitta untuk membuat karangan cerita.

“apa sih Rafka, panggilnya jangan keras-keras nanti kamu diusir, emang mau?” tuturnya sedikit berbisik disampingnya.

“mau, kalo diusirnnya sama lo,” ucapnya kemudian terkekeh kecil.

“aku nggak mau. Kamu aja sendiri, aku kan nggak salah,” jawabnya tak termakan omongan Rafka.

“Na, gue mau lo janji sama gue,” Rafka mengubah posisi bukunya berdiri diatas meja untuk menutupi acara bisik-bisiknya dengan gadis berkepang disampingnya.

“janji apa?”

“kalau lo punya cowok, suruh itu cowok hadepin gue dulu! Gue mau sidang dia,” sesaat mendengar ucapan Rafka, Rena terkekeh kecil.

“kamu hakim? Buat apa coba,” tanyanya kemudian menutup mulutnya untuk menahan tawanya.

“gue mau lo dapet cowok baik-baik, Na. yang bisa jagain lo yang kelewatan cupu gini,” tuturnya mengandung hinaan. Rena berdecak sebal.

“kamu itu aneh-aneh ya, emang ada yang mau sama aku?” tanynya kemudian melanjutkan menulisnya.

“iya juga sih,” Rafka mengangguk-angguk setuju.

“kan, kamu ngejek aku lagi,” sebal Rena dan menjauhkan duduknya dari Rafka. Namun Rafka masih terkekeh disampingnya.

“gue bercanda kali. Suatu saat, Na. dan lo harus janji ke gue!”

RAFKA [LENGKAP] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang