01-Gue dan Lo

5 2 0
                                    

Hai hai hai

Syala la la

Langsung aja lah ya, selamat membaca <3
#####

Pertemuan gue dan lo dimulai dari 1, 2, 3

"Heh turun lo, jadi orang kaya belagu banget sih lo" teriaknya sambil mengusap bajunya yang basah dengan tangan kosong.

"Maaf gue gak tahu kalau ada lo"

"Lo gak tau kalau ada gue disini? Terus lo tahu kalau ada genangan air di situ?" Tunjuknya.

"Massa genangan air segede gitu gak keliatan."

"Terus gue gak keliatan?."

"Enggak lah badan lo kecil kaya gini."

"Dasar lo terus ini gimana baju gue, celana gue, rambut gue kotor semua gara-gara lo"

"Lah mana gue tahu kan tadi gue udah minta maaf"

Anya menatap pria tersebut dengan sinis "Anterin gue pulang"

"Gak mobil gue nanti kotor"

"Cepetan buka mobilnya." Bentak Anya disamping pintu mobil. Pria tersebut menyerah dengan kelakuan seorang gadis yang sudah menjadi korbannya.

Pria tersebut malajukan mobilnya menuju rumah Anya "E27 kan? Gak salah?" Tanyanya ke Anya yang sedang sibuk dengan handphonenya.

"Iya, eh udah nyampe ternyata anterin gue sampai depan pintu rumah."

"Meles banget, turun lo."

"Gak, anterin gue sampe depan pintu rumah baru gue turun"

"Maksa ya"

"Udah cepetan, gatel nih badan gue." Ia pun membawa mobilnya kedalam. Satpam yang berjaga di pagar rumah tidak mengenali mobil tersebut, mobil pun dihentikan.

"Eh non Anya, maaf non saya gak tahu."

"Iya pak gak apa-apa." gerbang pun terbuka.

"Udah depan pintu rumah lo nih"

"Gue juga tahu" pintu mobil pun dibuka oleh Galih asisten pribadi keluarganya.

"Kamu kenapa? kok badannya kotor semua? Habis ngapain?" Tanyanya penasaran.

"Tanya aja sama pelakunya, Anya mau mandi dulu dah"

"Heh lo, bilang terimakasih kek"

Galih pun mendekati pria tersebut dan menundukkan kepalanya sedikit untuk mengucapkan terimakasih. "Terimakasih, jika tidak ada keperluan lagi silahkan." Mobil pun melesat pergi meninggalkan rumah Anya.

∆∆∆
"Anya lo mau berangkat sama siapa?." Tanya Archen sang kakak.

"Sama lo, lo pakai mobil kan?."

"Iya, ayo cepetan nanti telat."

"Sarapan gue belom habis."

"Lelet lo, gue tunggu di mobil."

"Dasar, kak gue berangkat dulu ya." pamitnya kepada Adnan.

"Pulang sekolah bareng sama Archen ya, gue gak bisa jemput lo" Anya pun berlalu sambil menganggukkan kepala bertanda iya.

"Selamat pagi Non Anya." Sapa petugas kebersihan sekolah.

"Pagi pak, duh pak kan Anya sering bilang panggil nama aja gak usah pake Non segala."

"Maaf Non."

Anya menghela nafasnya pelan "Yaudah pak terserah bapak, ini ada roti lapis buat bapak dimakan ya pak."

"Terimakasih ya Non." Anya tuh orangnya ramah banget dia gak memandang orang kaya orang miskin bagi dia semua orang itu sama.

"Sama-sama pak, Anya pamit ke kelas dulu ya pak." Anya pun melangkahkan kakinya menuju kelas sembari bersenandung.

"Last kill this love..... Yeyeyeyeye.... Ramp papapa.... Last-"

"Lo nyanyi?." Tanya Marsya.

"Menurut lo gue ngapain?."

"Sumpah serapah."

"Tahi lo."

"Lo udah lihat pengumuman kelas?."

"Belum lah gimana mau lihat coba kan gue baru nyampe."

"Mana gue tahu, kuy lihat." Ajak Marsya.

"Gak mau, lo aja yang lihat sekalian lihatin nama gue."

"Pagi teman jomblo ku." Sapa Dino.

"Ayo Sya kita lihat pengumuman kelas." Ajak Anya malas menanggapi teman lelakinya.

"Mau kemana? Kok gue ditinggalin?." Teriaknya ke dua sahabatnya.

"Kita di kelas A4." Ucap Marsya memberitahu sahabatnya.

"Ok kuy."

"Kemana?."

"Kantin" ajak Dino ke dua sahabatnya.

"Kata Pak Harto pagi ini mau ada penyambutan semester baru di auditorium 1" ungkap Marsya.

"Serius? Males bangetz gila." keluh Dino.

Dengan langkah yang berat mereka bertiga berjalan menuju auditorium 1 dengan wajah masam.

Kepala sekolah menyambut semua murid SMA Brajaya mulai dari kelas X, XI, dan XII. Setelah berpidato panjang kali lebar...

"Apakah kalian sudah tahu loker kalian masing-masing?."

Serentak semua murid SMA Brajaya menjawab "Sudah"

"Semua peralatan sekolah kalian mulai dari alat tulis, seragam sekolah untuk cadangan semuanya berada didalam loker. Setelah melihat isi loker kalian masing-masing saya persilahkan untuk menuju kelas yang sudah pihak sekolah tentukan. Sekian terimakasih"

Seperti otomatis semua pintu di auditorium 1 terbuka serentak untuk mempersilahkan para murid melakukan tugasnya masing-masing.

"Ada apa nih? Kok kelas gue rame?." Tanya Marsya

"Lo nanya ke gue?."

"Ketembok."

"Woy awas coba, lo pada ngapain sih disini? Nyari gue ya?." Ujar Dito dengan percaya diri.

"Iya gue nyari lo, gue butuh tukang kebun lo berminat buat kerja dirumah gue?." Seketika tawa mereka pun pecah.

"Pergi lo dari sini." Bentaknya tak terima dipermalukan didepan para wanita SMA Brajaya. Mayoritas yang datang dan berkumpul tak jelas di depan kelas XIA4 adalah wanita, entah untuk apa mereka beramai-ramai datang dan berteriak-teriak tak jelas.

"Akhirnya pergi juga, gue mau masuk ke kelas aja susah banget anjirt." Keluh Dika yang baru saja masuk.

"Ya tuhan demi apa gue sekelas sama pangeran sekolah." Teriak Marsya tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Kenapa Sya? Lo ngeliat setan?."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang