"Eh, udah lama nunggu?" tanya Khatlin lembut, pada Dhena yang sudah duduk manis dibangku perpustakaan kampusnya.
"Belum kok, kak" jawab Dhena sekenanya.
Khatlin ikut duduk didepan Dhena, sambil meletakkan tas ranselnya diatas meja.
"Kak Khatlin mau ngomong apa?"
"Den, lo udah punya hubungan khusus yah sama Arka?" Khatlin memulai.
"Maksud kak Khatlin?" Dhena memang benar benar tak mengerti arah pembicaraan Khatlin.
"Arka udah nembak lo?" tanya Khatlin pada intinya.
Dhena sempat kaget mendengar ucapan Khatlin, dari mana persepsi gadis itu mengambil kesimpulan.
"Enggak, kok kak Khatlin kenapa nanya gitu?" tambah Dhena nenanyai.
"Arka udah memperlakukan lo secara Istimewa, belum pernah sekalipun gue ngeliat dia bersikap seperti itu selain sama Mila." terang Khatlin meninggalkan beberapa pertanyaan dalam benak Dhena.
"Mila siapa kak?" tanya Dhena.
Bukannya menjawab, Khatlin malah tersenyum penuh makna sembari menopang tangannya diatas meja.
"Dia seseorang dari masa lalu Arka." hanya itu jawaban dari Khatlin.
"Maksudnya?"
"Lo bisa tanya langsung sama Arka." ucap Khatlin pasti.
Dhena benar benar tak mengerti, tak pahan bahkan tak tahu apa apa tentang ucapan ambigu Khatlin.
"Gue senang liat Arka mulai kembali pada dirinya yang dulu." lanjut Khatlin.
Kenapa, sih?! Khatlin harus berucap dengan kata kata menggantung. Dhena jadi merasa bahwa dia hanyalah sebutir debu yang tak tahu apapun tentang Arka.
"Emang kak Arka dulu gimana?" tanya Dhena bingung.
"Lo gak perlu tau tentang masa lalu Arka." kan kan ucapan Khatlin selalu meninggalkan tanda tanya yang tak dapat dipahami.
"Kak Khatlin bisa nggak, ngejelasinnya jangan ngeggantung?" sela Dhena sedikit kesal.
"Den, lo tau nggak kalau gue suka sama Arka," Wth, Dhena benar benar terkejut bukan main.
Pantasan saja Dhena memanggil Arka pake embel embel 'kamu' walaupun kadang gadis itu juga menggunakan ungkapan tersebut pada orang orang tertentu.
"Tapi Arka gak pernah suka ke gue," Dhena kembali terkejut.
Secara, Khatlin itu cantik, manis, imut, tinggi dan cowok mana yang dapat menolak kepiawaiannya.
"Dan sekarang, gue merasa Arka suka ke lo, gue gak tau sejak kapan cowok brengsek itu bisa secepat itu buka hati. Intinya gue marah, gue sedih, gue sakit hati. Karena selama kurang 8 tahun kami sahabatan, gak pernah sekalipun dia bersikap layaknya dia ke lo sama gue." lanjut Khatlin memaparkan, sorot matanya tampak meremang sedih.
Disisi lain, Dhena tak menyangka bahwa pertemanan Arka dan Khatlin sudah berjalan selama itu. Dhena juga tak menyaka kata kata Khatlin tentang rasa suka Arka padanya. Dia bingung, sungguh.
"Arka itu jenis manusia yang udah menawarkan perlindungan, maka orang yang dia tawarkan merupakan seseorang yang spesial dalam hidupnya." jelas Khatlin kembali.
Dhena langsung saja mengingat ucapan Arka yang berjanji akan melindunginya saat itu. Dhena ingin sekali melontarkan banyak pertanyaan pada gadis didepannya. Namun, dia lebih memilih mendengarkan untuk Sekarang.
"Tapi, gue gak mau egois maksain orang lain untuk terus merelakan hanya karena gue. Gue juga pengen ngasih sesuatu buat Arka, selain perasaan. Dan mungkin sekarang saat yang tepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Adhena (Complete√)
Teen Fiction"Seharusnya gue tau Na, kalau lo itu hanya sebatas rubik, sulit buat ditebak. Kadang, semampu apapun kita buat susunan rubik itu jadi, tak berarti apapun. Malah rubik itu bisa makin berantakan." ucap pria itu dengan nada yang terdengar sedikit lirih...