Birthday - YuriJin

488 29 0
                                    

Yuri menatap sekeliling keadaan barnya di bawah sana. 

Sejin selaku manager penanggung jawab tempat ini bilang jika ada pesta ulang tahun malam ini.

Awalnya Yuri tidak begitu tertarik dengan laporan itu, tapi saat nama seseorang di sebut Yuri akhirnya datang setelah sekian lama.

Mata runcingnya masih mencari di mana letak orang itu berada. Dan saat mendapati tubuh kecil itu di antara lautan manusia ia meletakkan botol birnya dan turun dari sana.

Yuri tidak bicara, ia hanya berdiri diam di samping Baekjin yang terus menari hingga tubuhnya menabrak Yuri.

Awalnya ia tak ambil pusing, tapi saat tangannya di cekal agar tak bisa menjauh Baekjin akhirnya mendongak dengan mata sayunya.

"Sepertinya aku terus berhalusinasi." Baekjin mundur selangkah mencoba fokus menatap siapa di depannya, lalu matanya membulat saat matanya benar-benar melihat sosok Yuri.

Baekjin baru saja berbalik berniat pergi, tapi tangannya di cekal hingga tubuhnya kembali berbalik.

"I got you." Mata sipit Yuri menghilang karena senyumannya. Dan oh tidak, Yuri tidak sedang tersenyum tapi menyeringai.

"B-bagaimana kau bisa ada di sini." Tubuh yang lebih kecil itu mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Yuri alkohol sialan, tenaga Baekjin yang setengah sadar sudah pasti kalah dengan Yuri.

"Tempat ini milikku, dan ah– Selamat ulang tahun." Yuri menarik Baekjin hingga jarak yang hampir tak bersisa.

Entah apa maksudnya, otaknya memerintahkannya untuk lari dari pria menyebalkan ini.

Yang faktanya adalah mantan kekasihnya.

Atau mungkin tidak.

Tapi aroma tubuh Yuri sepertinya masih berefek banyak pada Baekjin, ia tidak melakukan apapun bahkan hanya untuk kembali meronta.

"Lepaskan aku." Mata sayu itu mencoba untuk mengintimidasi lawannya yang jelas-jelas berkali-kali lipat lebih besar darinya dalam hal apapun.

"You still cute." Mendengar pujian yang Baekjin anggap sebagai penghinaan itu akhirnya si mungil mendorong Yuri hingga beberapa langkah mundur.

Yuri menyeringai lagi, hampir setahun Baekjin menghilang meninggalkannya tanpa sepatah katapun dan ia kembali padanya bahkan setelah ia lelah mencari.

Yuri tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini.

Sebelum tubuh kecil itu kembali hilang dari jangkauannya Yuri meraihnya dan menggendong Baekjin.

"Mau apa kau, turunkan aku." Nada suaranya tajam, tapi entah kenapa yang Yuri dengar seperti Baekjin tengah merengek.

Yuri tidak peduli lagi, jika besok pagi Baekjin akan membunuhnya tapi rasa rindu di dadanya tidak lagi bisa ia kendalikan.

Sang dominan menjulurkan lehernya hingga ia dapat mengecap bibir manis yang ia rindukan itu lagi.

Setelah sekian lama.

Ia mempererat rengkuhannya di tubuh Baekjin tidak membiarkan rontaan itu membuatnya berhasil pergi.

Tautan mereka terlepas.

"We've to finish this."

"W-WHAT? WHAT DO YOU MEAN BY WE? PUT ME DOWN PARK YURI."

Yuri menulikan telinganya dan menggendong Baekjin menuju lift yang akan membawa mereka ke satu tempat, di mana sudah cukup lama tak keduanya kunjungi.

Yuri membaringkan tubuh Baekjin di ranjang berlapis sprei violet dan membiarkan pria itu melakukan semuanya.

Memukul, menampar hingga berkali kali mendorong tubuh tegap Yuri yang tidak memberikan hasil apapun.

"LEPASKAN AKU, SIALAN!" Sejurus kemudian semua yang dilakukan Baekjin berhenti dan pria itu mulai menangis.

Yuri tetap pada posisinya, mengukung Baekjin, membiarkan tubuh kecil itu bergetar hebat dan mulai terisak.

Baekjin menutup matanya dengan lengan, suara senggukan mulai keluar dari pria berambut merah itu.

"I'm sorry."

Baekjin menurunkan lengannya, menatap wajah nelangsa pria paling tengil yang pernah ia temui ini.

"Aku tidak pernah berusaha mengkhianatimu..... Hanya saja, semuanya terlalu cepat sampai kau pergi tanpa mengatakan apapun."

Baekjin diam, ia memang tidak pernah mau mendengarkan penjelasan apapun dari Yuri saat itu. Dan mungkin inilah saatnya.

"Kau tahu aku punya kontrol diri yang buruk saat mabuk, dan aku terlalu merindukanmu saat itu....."

"Tapi kau tidak terlihat akan menghentikanku saat itu."

"Itu karena sepanjang malam aku kira itu kau."

Keduanya terdiam, masih saling menatap satu sama lain. Tanpa dapat dicegah telapak tangan Baekjin sampai ke pipi Yuri, mengusap pipi itu dengan ibu jarinya.

Mau tak mau Yuri memejamkan matanya, merindukan usapan lembut ini yang seakan sudah bertahun-tahun lamanya.

"Maafkan aku."

"Berhentilah minta maaf." Baekjin menarik tengkuk Yuri, membiarkan kepala pria itu dan seluruh bebam tubuhnya jatuh di atasnya.

Ia mengusak rambut tebal itu, dan membiarkan indra penciumannya mencium aroma prianya yang sudah lama ia rindukan.

"Detaknya masih sama." Tubuh Yuri di atanya bergetar karena tertawa, sebelum ia menelusupkan kedua tangannya ke bawah tubuh Baekjin dan memeluk pria mungil itu.

"Kau tidak mau melanjutkan yang tadi?"

"Tidak, kita punya banyak waktu untuk itu." Yuri menggesekkan hidungnya ke dada mantan kekasihnya.

Atau masih kekasihnya



Fin

Prompt X ProduceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang