chapter 7

24 8 4
                                    

Keesokan harinya~~~...

Naura merasa ada cahaya masuk ke dalam ruangannya dan ia langsung mengerjapkan matanya lalu memfokuskan pikirannya untuk sejenak...

Kemudian ia terkaget melihat adit yang setia menunggunya dan tertidur pulas di sofa panjang tersebut, tapi hati naura tidak gampang untuk ditaklukkan semudah itu.

Ia masih merasa takut akan sakit hati yang menghampirinya seperti 2 tahun lalu.

Bagaimanapun naura ada wanita lemah yang hanya bisa mencoba tegar demi semua masalalu dan masa depannya sekarang, ia tidak ingin memikirkan masa lalu yang membuatnya selalu flash back akan kejadian hari itu.

Tiba-tiba ada yang membuyarkan lamunannya dan duduk disamping naura dengan tatapan yang teduh. Membuat naura menjadi lebih tenang dan nyaman.

Tapi ego dan gengsi memang tertanam besar di diri naura, karena ia masih menutup rapat hatinya untuk siapapun...

"Lo udah bangun kok, gw gak dibangunin?."(ujar adit dengan wajah datarnya).

"Terserah gw dong suka-suka idup gw."(gumamnya dalam hati).

Ia kembali menatap jendela dengan pemandangan pagi hari disana membuat hatinya sejuk.

"Lo udah makan belum, udah minum obat."(tanya adit lagi).

"Belum, karna suster belum dateng kesini."(jawabnya dengan ketus).

Naura heran kenapa adit selalu memperhatikannya seperti orang spesial, secarakan adit adalah laki" yang tampan, berpostur tubuh tegap dan seperti atlet, sikapnya pun tak jauh berbeda dengan davin yang selalu acuh pada lingkungan sekitar tak pernh peduli tentang siapapun.

"Mau dibeliin apa sarapannya biar gw beliin."(ujarnya lagi dengan menatap naura dengan datar).

"Gak usah kali nanti juga suster kesini nganterin makanan."

"Cepetan gw nanya mau sarapan apa biar gw beliin dan gak ada penolakan."(ujarnya dengan ketus dan sedikit menaikkan nada bicaranya).

Dan itu sontak membuat naura kaget pasalnya laki" di depannya ini sangat memperhatikannya berbicara lembut meski wajahnya yang tetap datar. Tapi sekarang hanya gara" sarapan dia membentaknya. Sungguh aneh.

"Biasa ajah dong ngomongnya bangsat gak usah teriak" gw bilang nanti suster nganterin sarapan kesini lu budeg apa gimana sih, bingung gw sama manusia bumi yang laknat kayak lu."(jawab naura dengan panjang lebar dan deru nafas yang menggebu pasalnya ia paling tidak suka jika seseorang membentaknya, dan entah kenapa ia merasakan sakit pada hatinya setelah mendengar bentakan dari adit).

Tak ingin menghiraukan perkataan naura, adit langsung pergi keluar ruangan itu. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"Apa gw salah ngomong yah sama dia, apa kata" gw kelewat batas, ahh bodomamat kan dia yang mulai duluan bentak gw ya udah gw bentak balik ajah."(gumamnya dalam hati dengan perasaan bingung dan penasaran).

Setelah beberapa lama adit keluar...

Cklekk...

...
...

Suara pintu membuat naura yang memejamkan mata langsung kaget dan membuka matanya lebar-lebar...

"Assalamualaikum."(ucap seorang wanita paruh baya disana. Ya itu adalah orang tua naura).

"Waalaikumsalam mamah."(jawab naura).

"Bagaimana sekarang kabarmu nak, apa sudah baikan?."(tanya papahnya naura-galaksi).

Senja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang