Pelangi Setelah Badai

1.4K 126 20
                                    

Thomas's Preparatory School, London.

13 Tahun yang lalu...

Musim semi. Musim di mana kesedihan berakhir dan digantikan dengan mekarnya sebuah perasaan bersemi yang baru. Naruto kecil yang berusia 10 tahun duduk di taman sekolah sembari membawa buku tebal bersampul gadis marigold kesukaannya.

 Naruto kecil yang berusia 10 tahun duduk di taman sekolah sembari membawa buku tebal bersampul gadis marigold kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tengah membaca buku tentang Magic for Marigold pemberian dari Pamannya. Mata birunya yang cerah nampak mencermati bait demi bait tulisan yang menyakiti mata itu.

"Ne, ne.. Naru! Apa matamu tidak sakit?"

Seorang gadis yang menjadi sahabat Naruto, berujar dengan suara lembut ciri khasnya. Gadis bermata lavender dan rambut Indigo yang tergerai panjang itu mempermanis kesannya.

Naruto melirikkan kelereng birunya, "Apa kamu sudah selesai?" Tanyanya.

Gadis itu mengangguk. "Sudah, sampai rasanya mataku hampir juling!" Kekehnya.

Naruto ikut tertawa kecil. "Baiklah, ayo kembali!" Ajaknya yang kemudian menggandeng tangan mulus nan putih milik Hinata.

Keduanya saling mengobrol hingga memasuki kelas. Dan ketika bel tanda masuk berbunyi mereka duduk di bangku masing-masing.

"Anak-anak, hari ini Ibu membawa teman baru untuk kalian. Sayang, masuklah!"

Para murid elit itu diam menanti siapa gerangan yang akan menjadi teman baru mereka. Laki-laki atau perempuan, mereka menebak-nebak.

Seorang gadis manis memasuki ruang kelas dengan malu-malu. Rambutnya yang berwarna merah muda sebahu begitu membuatnya manis. Pipinya yang seperti bakpao membuatnya begitu lucu dan menggemaskan.

"Cantik, perkenalkan lah namamu!" Sang guru yang baik hati mempersilakannya.

"Namaku Haruno Sakura! Senang bertemu dengan kalian!" Sapanya malu-malu.

"Wah! Nama yang sulit, Sakura ya. Seperti bunga Jepang yang indah itu." Sahut salah satu murid bangsawan. Sakura yang di respon demikian semakin menunduk malu.

"Nah, Sakura! Sekarang duduklah di sana." Sang guru menunjuk ke salah satu bangku yang tersisa.

Sakura mengangguk lalu berjalan ke sana.

"Salam kenal ya, Sakura!"

Sakura yang mendapat sambutan hangat dari beberapa temannya tersenyum senang. Setidaknya disini ia tidak akan kesepian lagi.

KEKASIHKU, SI TUAN PUTRI [ FanFict ] - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang